Part 18 : Dalam Perjalanan

360 24 3
                                    

Maaf atas keterlambatan upnya.
terimakasih untuk teman-teman yang berkenan membaca cerita sederhana ini. 😊😊😊

Selamat membaca 🤗😊

jangan lupa votenya ya Karena vote itu gratis dan tidak bayar 😊😊😊

***

Pagi-pagi benar Ayman sudah terbangun dari tidurnya disebuah kamar yang kelewat nyaman menurutnya. Bagaimana tidak, kamar yang ia gunakan sekarang adalah kamar dengan fasilitas yang lengkap. Apalagi ranjang spring bad empuk yang bagi Ayman merupakan fasilitas yang jarang ia dapatkan. Untungnya kenyamanan kasur yang baru saja ia rasakan mampu ia kalahkan dengan peringatan Adzan subuh yang sedang memanggil seorang hamba untuk segera menghadap pada sang kuasa.

Ayman keluar dari kamar dan langsung menuju kebawah. Ayman memang sudah tahu letak ruang mushola rumah megah milik Pak Hari ketika sholat Isya kemarin malam sebelum mengantarkan keluarga Pak Hari menjenguk Pak Yusuf yang masih terbaring di rumah sakit. Tapi bukan mushola itu yang Ayman tuju. melainkan pintu keluar rumah tersebut.

"Mau kemana Man?" tanya Pak Hari ketika Ia berpapasan dengan Ayman. "Ke Masjid pak" jawab Ayman. "tunggu saya sebentar Man, nanti kita bareng aja ke Masjidnya".

"Iya pak saya tunggu di ruang tamu" kata Ayman yang langsung keruang tamu. Setelah berpamitan dengan sang istri, Pak Hari menghampiri Ayman di ruang tamu. Mereka berdua pun langsung bergegas menuju masjid yang berada dikomplek perumahan dengan berjalan kaki.

Selepas dari masjid, Pak Hari meminta Ayman untuk segera bersiap-siap karena pagi ini mereka hendak berangkat pagi menuju kantor. Ayman mengikuti intruksi Bosnya itu. Ia bergegas pergi kekamarnya yang berada di lantai 2.  Tanpa sengaja ia berpapasan dengan Adiba yang sudah berpakaian rapi ala kantoran.

"jangan lupa Mas HP saya" kata Adiba yang hendak menuruni tangga rumah. "Kan Mbak baru kemarin ngasih Hpnya kesaya" kata Ayman yang baru saja dilewati Adiba. "saya cuma mengingatkan aja Mas" kata Adiba yang terus menuruni tangga. Ayman pun menggelengkan kepala karena tingkah anak majikanya tersebut.

Ayman bersiap-siap dikamar  dengan langsung mengganti pakaianya dengan seragam yang kemarin di berikan oleh Bunda Sarah. Ia tidak perlu mandi lagi karena sebelum pergi ke masjid tadi ia sudah mandi. Ayman langsung pergi ke garasi mobil usai dirasa persiapanya dikamar selesai.

Atman mengambil kunci mobil laci kunci mobil. kemudian ia membuka pintu garasi. Setelah itu Ayman mensetater mobil yang memang diperuntukan untuk pergi kekantor untuk menghangatkan mesin. Ayman langsung melanjutkan dengan mengelap mobil agar kinclong. "Mas kata Bapak sarapan dulu" panggil Bik Surti.

"Oh iya..." Ayman sejenak menjeda perkataanya untuk mengingat nama perempuan yang tadi memanggilnya. "Panggil saja Bik Surti" kata Bik Surti yang mengerti kebingungan Ayman. "Oh iya Bik Surti nanti saya nyusul , ini ngelapnya tinggal sedikit lagi kok" kata Ayman yang sedang memeras lap kanebo. "Ditunggu ya Mas" kata Bik Surti yang hendak meninggalkan pintu yang menghubungkan garasi dengan rumah.

Setelah selesai mengelap mobil, Ayman pun mencuci lap dan juga tangan. Setelah itu ia mematikan mesin mobil dan segera masuk kedalam rumah. "Ayo Man sarapan dulu" Bunda Sarah mempersilahkan Ayman untuk sarapan bareng keluarga mereka. "iya Ibu"

"Ayo cepet duduk" kata Adiba yang sudah mulai mengambil nasi. Raut wajah judes Adiba sudah nampak dipagi cerah ini. Bunda Sarah pun menegur putri nya itu karena mengeluarkan nada judes kepada Ayman. "Sudah ayo duduk" kata Ayah Hari saat melihat Ayman seperti berubah menjadi patung. "oh iya pak" Ayman segera menduduki kursi yang memang sudah disiapkan untuknya. Dan malangnya kursi yang ia duduki berhadapan langsung dengan putri Pak Hari.

Semurni Cinta Karena-Nya : Kisah Sederhana Tentang Cinta & PerjuanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang