Part 2 : Indahnya

2.1K 70 2
                                    

Tidak terasa sudah hampir tiga tahun Sembilan bulan ia meninggalkan negri tercinta untuk menimba ilmu di negri orang. Kini ia sudah bisa kembali meskipun hanya sementara, karena tahun depan ia akan kembali meninggalkan negri tercinta untuk melanjutkan pendidikan magisternya di program MBA said Business School Universitas Oxford. Pesawat Garuda Indonesia business class yang ia tumpangi sudah mendarat sempurna di bandara internasional Sukarno-Hatta. Para pramugari pun telah mempersilahkan ia untuk turun.

Adiba pun berjalan menuju pintu keluar setelah memastikan barang bawaanya tidak tertinggal. Para pramugari menyambutnya dengan senyuyan ramah saat ia akan melewati pintu pesawat. Dan Adiba pun membalas senyuman itu. Adiba sudah tidak sabar untuk segera sampai di pintu kedatangan. Kemarin saat bertukar pesan lewat whatsapp, Bundanya sendiri yang akan menjemput.

Dada Adiba sudah sangat sesak akibat rindu yang mendalam kepada Uminya. Setelah melewati berbagai pemeriksaan yang wajib di dalam bandara, akhirnya Adiba sampai juga di pintu kedatangan. Mata Adiba menengok kanan dan kiri mencari Bundanya.

Dan tak lama kemudian matanya telah menangkap dua sosok manusia paruh baya yang sungguh-sungguh ia rindukan Bunda dan Ayah. Ternyata bukan cuma Bunda nya yang menjemput tetapi Ayahnya juga ikut menjemput Adiba.

Adiba tersenyum dan berlari memeluk Bunda Sarah dengan erat. "Diba rindu... rindu. rinduuuu pake banget sama Bunda" Kata Adiba. Sarah hanya tersenyum melihat tingkah manja putri semata wayang nya.

"Jadi hanya sama Bunda nih rindunya, sama Ayah gak rindu nih" Kata Ayah Hari menanggapi putrinya.

"Ih Ayah Diba juga rindu uuuu banget kok sama Ayah Diba yang super ganteng ini" Ucap Diba sambil gantian memeluk Ayah Hari dengan erat.

"Udah lama gak ketemu putri Ayah makin manja dan berat ya" Canda Ayah Hari dengan wajah yang di buat selucu mungkin dan sukses membuat Diba makin erat memeluknya.

"Udah ah dramanya kita ke mobil yuk udah di tungguin pak Usman" Ujar Bunda Sarah sambil tersenyum melihat kedua orang yang sangat di cintainya.

"Tunggu Bunda ada yang lupa nih" Kata Diba setelah melepas pelukanya dari Ayah Hari.

"Emang apa yang lupa sayang" Tanya Bunda Sarah.

Adiba pun meraih tangan Bunda Sarah dan menciumnya dengan penuh cinta. Setelah itu giliran tangan Ayah Hari yang ia cium dengan rasa hormat nya. Karena tangan-tangan itulah yang tanpa lelah merawat dan membesarkan ya dengan penuh cinta dan sayang. Bunda Sarah dan Ayah Hari tersenyum dan mengajak Adiba menuju ke mobil di mana pak Usman sopir Ayah Hari sedang menunggu.

Sepanjang perjalanan Bunda Sarah dan Adiba tak henti-hentinya saling bercerita terutama Adiba dengan penuh semangat bercerita tentang perkuliahannya. Sementara Ayah Hari hanya tersenyum dan sesekali membalas celotehan kedua wanitanya yang sangat bersemangat dalam bercerita.

Kurang lebih selama 3 jam mereka dalam perjalanan. Tidak terasa mobil sudah terpakir rapi di garasi rumah. Adiba dan kedua orang tuanya turun dari mobil dan tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada pak Usman. Adiba menatap rumah yang selama ini ia rindukan. Bukan tentang kemegahanya sungguh bukan itu yang Adiba rindukan tetapi karena di rumah inilah Adiba dibesarkan, dan dididik oleh kedua orang tuanya.

Dia sangat ingat bagaimana dulu Budanya mengajari ia sholat untuk pertama kali dan Ayahnya mengajarkan ia mengaji. Dirumah ini pula kedua orang tuanya mengajarkan Adiba tentang akhlak kepada sesama dan Akhlak terhadap yang lebih tua. Karena itulah Adiba sangat menghormati Pak Usman, Bik Surti dan Bik Nani Pegawai di rumah kedua orang tuanya.

"Ayo masuk kok malah berdiri aja di depan rumah sih" Adiba kembali tersadar dari lamunanya setelah mendengar ajakan dari Bunda Sarah.

"Eh ia Bunda, Assalamu'alaikum Bik Surti Bik Nani" Ucap Adiba sambil masuk kedalam Rumah.

Semurni Cinta Karena-Nya : Kisah Sederhana Tentang Cinta & PerjuanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang