-
Pelajaran baru saja dimulai, guru pengajar sudah bersedia untuk menumpahkan segudang ilmu pada murid-muridnya. Carissa yang gemar menghitung, terlihat amat fokus pada angka-angka dipapan tulis.
"Saya akan jelaskan, jika ada yang tidur, lebih baik kalian keluar," jelas Pak Pras, guru matematika yang tampan.
"Pak Pras," panggil ketua kelas seraya mengangkat tangannya tinggi-tinggi.
Merasa terpanggil Pak Pras pun menoleh kebelakang. "Iya, Danil?"
"Kemarin ada tugas Pak," ujar Danil, terlihat santai dan ambisius.
"Gila nih anak,"
"Udah dibilangin jangan ngomong!"
"Enggak ada Pak!" kelakar Putri, merupakan gadis malas yang disukai Danil.
"Sebentar, saya baru ingat, terimakasih Danil sudah diingatkan. Nilai kamu, bapak tambah 10 kali lipat," tulus Pak Pras seraya mengambil penggaris kayu panjang di samping papan tulis.
"Putri, berbohong itu dosa sayang," lanjut Pak Pras, yang dihadiahi ekspresi terkejut oleh semua murid.
"Bapak manggil putri 'sayang'?" teriak Jono, putra Bapak Wargono. Cowok berkulit gelap itu tidak bisa mengatur volume suaranya. Dasar anak desa!
Danil merasa kesal kepada Pak Pras, ia tidak iklhas telah mengingatkan guru pikun itu. Sebuah kertas berisi coretan nama putri diatas meja Danil, diremas oleh pemiliknya. Beberapa kali, Danil melirik Putri yang tampak tersipu.
"Baiklah, silahkan kumpulkan tugas kalian kedepan. Bapak akan nilai," perintah Pak Pras, hingga sekitar lima anak maju untuk mengumpulkan tugasnya.
"Maaf Pak, saya murid baru," Carissa berdiri seraya menyelipkan rambutnya kebelakang telinga.
"Iya cantik, kamu tidak akan bapak hukum,"
"Wah? Are you a crocodile sir?" canda Joko, lagi.
"Saya hanya memuji murid saya, tidak ada salahnya. Lagipula Carissa memang cantik," puji Pak Pras mengintip nama Carissa dibuku absen.
Carissa lagi-lagi merasa sayapnya tumbuh, dia akan terbang dan menembus langit-langit ruangan ini. Gadis itu membungkukkan tubuhnya, tanda terimakasih.
"Iya pak, memang cantik," celetuk Arzan, cowok itu bersandar pada dinding, seraya memandangi wajah Carissa dari samping.
"Hah? Serius Arzan bilang gitu?" heboh Salsa, si Bendahara yang mengaku telah menyukai Arzan sejak ia lahir.
Pak Pras hanya membelalakkan matanya. Ia jadi teringat masa SMA nya dulu. Dimana ia memiliki lima pacar dalan sehari. Pak Pras merindukannya, cinta pertama pria itu ternyata adalah transgender.
Carissa hanya tersenyum, lalu duduk kembali. Ia tidak merasa tersipu atau semacamnya. Karena telinga dan hati gadis itu seakan sudah kebal dan kebiasaan menerima hal seperti ini. Pujian dari Arzan? Carissa menganggapnya sama seperti yang lain.
"Baiklah, kembali fokus pada pelajaran. Yang tidak mengumpulkan tugas, kalian bapak beri tugas dipapan tulis, lalu kerjakan!" tegas Pak Pras.
"Saya semalam mau mengerjakan pak, cuma... Harus cuci baju, ya 'kan," ucap Putri dengan nada manjanya.
"Tidak ada yang mencuci baju malam hari, apakah ibu mu mendirikan laundry?"
"Maksudku..."
"Tidak ada alasan. Danil, bisa bantu saya memberi tugas pada teman-temanmu yang malas?" tanya Pak Pras kepada Danil yang masih memasang wajah kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZAN DAN CARISSA
Teen FictionBagaimanapun Carissa harus menerimanya. Karena jika tidak, Arzan akan memperkosanya.