Arzan family

33.1K 895 27
                                    

-

Kelopak mata pemilik netra kecoklatan itu terbuka perlahan. Langit-langit putih yang familiar, menyambut ia pertama kali. Aurella mengangkat tubuhnya yang lemas. Ia berusaha melepas kenyamanan kasur empuk yang semalaman ia tumpangi.

Dada hingga ujung kaki milik gadis itu masih tertutup selimut tebal berwarna abu-abu. Matanya berat, ia paksa untuk terbuka lebar. Aurella pun menyingkirkan selimut yang menutupi seperempat tubuhnya.

Kini, tampaklah gadis berkulit putih dengan rambut berantakan dan muka lesu. Tubuh ramping Aurella hanya ditutupi oleh Tank top putih dan celana pendek jauh di atas lutut berbahan kain.

Diambilnya segelas air putih di meja nakas, lalu membiarkan air jernih itu mengaliri tenggorokan keringnya. Pandangan Aurella mengedar, lagi-lagi ia harus terbangun di ruangan yang sama. Ruangan rapi, dan bernuansa gelap.

"Raga," panggil Aurella seraya membuka pintu kamar mandi yang berada didalam kamar tersebut.

Tidak ada seorang pun didalam sana, Aurella kebingungan mencari keberadaan pemilik ruangan ini. Ia mondar-mandir, lalu keluar dari kamar menuju ruang tamu. Tetap tidak menemukan keberadaan sosok Raga.

"Dia, kemana sih?" gerutu Aurella, mengambil ponselnya yang terletak di meja ruang tamu.

Dicarinya kontak Raga untuk ia telfon. Tak lama kemudian, namun Raga tak kunjung menjawab panggilan dari Aurella. Karena jam sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi, gadis itu pun memutuskan beranjak untuk pergi.

-

Saat ini kamar besar milik Arzan terlihat tidak seperti biasanya. Cowok tampan dengan hidung mancung itu kerap melipat selimut sedetik setelah tubuhnya bangkit. Namun, seperti hal nya saat ini, seseorang masih berbaring nyaman dengan dada telanjang.

Sang pemilik ruangan baru saja keluar dari kamar mandi. Arzan dengan lilitan handuk putih dibawah perutnya itu, menatap malas kearah Delon yang memanfaatkan ranjang empuk super size miliknya.

"Bangun, Delon!" suruh Arzan sembari memilih baju yang akan ia kenakan.

"Eungghhh..." Delon meregangkan ototnya sambil menguap lebar. Cowok itu bahkan tidak tahu malu, sudah menumpang namun bangun sangat siang.

"Gue mau keluar, lo disini?" tanya Arzan yang rupanya sudah keren dengan kemeja hitam yang terlihat mahal.

"Iya," jawab Delon melanjutkan tidurnya.

"Dasar!"

Beberapa saat lalu telinga Arzan terpaksa menerima rengekan dari sang Mama. Wanita berhati bak malaikat itu terus memohon supaya Arzan pulang ke rumah. Ia berkata, setidaknya untuk sarapan bersama.

Arzan yang sudah menyerah, akhirnya memutuskan untuk pulang. Sudah lebih dari satu tahun bahkan Arzan tidak melihat wajah orang tuanya. Ia berusaha mengenyahkan rasa rindu yang kian datang tengah malam.

Namun saat ia berusaha, Mama Arzan terlihat putus asa.

Wanita itu... Mengundang anaknya untuk sarapan pagi ini.

"Terimakasih," tulus Arzan kepada seorang pria yang telah mengeluarkan mobilnya dari tempat parkir.

Mobil sport milik Arzan mengeluarkan suara. Cowok itu melajukan mobilnya dengan wajah sedikit khawatir. Pasalnya, hari ini ia mungkin saja bertemu dengan pria itu. Sosok Papa, yang selalu membuat Arzan terintimidasi.

Mobil hitam itu pun akhirnya berhasil memasuki pekarangan rumah yang amat besar. Ditengah-tengah halaman, terdapat kolam ikan bundar dengan air mancur. Sebuah tanaman hias terlihat mengisi pinggiran halaman.

ARZAN DAN CARISSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang