-
Malam-malam Arzan menyusuri jalanan yang tidak terlalu besar seraya menenteng kantong plastik berisi makanan dan minuman. Senyuman manis merekah diwajahnya yang tampan, cowok itu tengah dilanda rasa bahagia.
Tujuan Arzan adalah menuju rumah Carissa. Agar memiliki alasan untuk menatap wajah cantik gadis itu, Arzan berniat memberikan Carissa sesuatu. Tidak banyak, Arzan hanya mampir ke KFC untuk membeli ayam dan minuman soda.
Saat ia sudah sampai didepan gerbang tinggi rumah Carissa yang sederhana, Arzan jinjit untuk melihat apakah masih ada kehidupan didalam sana. Ia terlalu canggung untuk mengetuk pintu dan menemui Carissa. Arzan masih belum terbiasa.
Hingga, tiba-tiba suara decitan gerbang terbuka terdengar. Arzan terkejut tatkala munculnya sosok wanita yang ternyata adalah ibu Carissa. Sari keluar bersama dua kantong sampah yang menggantung ditangannya. Wanita itu juga sedikit terkejut atas keberadaan seorang cowok tampan yang celingak-celinguk didepan rumahnya.
"Kamu siapa?" tanya Sari terlihat ramah.
"Eh? Aku pacarnya Carissa," jawab Arzan yang membuat Sari tertawa renyah.
"Carissa mana bisa pacaran, kamu ini ada-ada saja!" canda Sari sembari meletakkan kantong sampah di sebelah gerbang rumahnya.
Arzan yang merasa semakin canggung menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia hanya memamerkan giginya yang rapi.
"Ayo masuk, saya ibunya Carissa!" ajak Sari.
"Iya tante,"
Arzan mengikuti Sari masuk kedalam rumah itu. Wanita itu tidak tahu saja bahwa Arzan bahkan pernah meniduri ranjangnya. Setelah masuk, Sari mempersilahkan Arzan untuk duduk. Wanita itu kemudian naik keatas untuk memanggil putrinya yang sudah berada didalam kamar.
"Carissa, ada yang cariin kamu," ujar Sari terdengar pelan dari lantai bawah.
Cklek!
"Siapa sih?" nada suara Carissa sama seperti biasanya, jutek.
Kemudian terdengar suara derap langkah yang menuruni tangga berbahan kayu itu. Arzan semakin tidak sabar melihat Carissa. Ia memang aneh, padahal tadi pagi juga bertemu dengan Carissa disekolah.
"Arzan? Lo ngapain disini?" tanya Carissa yang rupanya sudah siap tidur dengan kaos oblong over size berwarna kuning.
"Nih buat lo," Arzan memberikan kantong plastik yang ia bawa kepada Carissa.
"Apa?" Carissa pun menerimanya dengan penasaran.
Saat Carissa masih melihat sesuatu yang diberikan oleh Arzan. Mata nakal cowok itu malah fokus pada kaki Carissa yang telanjang. Gadis itu seperti hanya memakai kaos saja, tidak mengenakan celana.
"Ayam?"
"Iya, makan aja! Gue pulang ya," Arzan tiba-tiba beranjak dari sofa dan ingin keluar.
Carissa cengo menatap cowok itu, masih tidak mengerti maksud Arzan. Apa dia kesini hanya untuk memberikan Carissa ayam? Manis sekali. Percayalah, Carissa sempat merasakan senang, baru kali ini ia mendapati perilaku manis dari seorang pria.
Setelah tersadar, Carissa meletakkan makanan itu di meja lalu berlari keluar untuk menyusul Arzan. Cowok itu terlalu cepat, ia sudah tidak ada di teras. Tanpa memakai sendal terlebih dahulu, Carissa berlari membuka gerbang. Tampak punggung tegap Arzan tengah berjalan dengan perlahan. Cowok itu sesekali melompat-lompat kecil.
"Arzan!" panggil Carissa, yang berhasil membuat cowok berbalut kemeja hitam polos itu menoleh.
"Makasih!" ujar Carissa cepat lalu segera masuk dan menutup gerbang. Ia sangat malu untuk mengatakan itu!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZAN DAN CARISSA
Teen FictionBagaimanapun Carissa harus menerimanya. Karena jika tidak, Arzan akan memperkosanya.