-
Carissa berlari disepanjang trotoar dengan rasa panik. Ia sudah sangat terlambat, Carissa takut gerbang sekolah akan tertutup. Hal itu menjadi alasan kenapa ia beberapa kali mendapat umpatan dari pejalan kaki lain karena tersenggol.
Akhirnya, Carissa berhenti dengan tubuh condong ke depan dan kedua tangan yang menyangga pada lutut kaki. Carissa ngos-ngosan karena capek. Ia mengelap keringat di keningnya, lalu menatap malas kearah gerbang tinggi yang telah tertutup rapat. Seolah tidak lagi menerima murid.
"Sial," desis Carissa lalu beranjak dari sana untuk kembali pulang. Percuma saja, ia boleh masuk namun akan di hukum terlebih dahulu.
Hingga teriakan dari seseorang membuat gadis berseragam dengan balutan sweater merah muda itu berhenti.
"CARISSA! MAU KEMANA KAMU?" teriak satpam sekolah yang ternyata sedari tadi berdiri di samping gerbang bersama seorang siswa.
Carissa menoleh, dan mendapati satpam pria itu menyuruhnya kesana dengan isyarat tangan. Tidak hanya itu, Carissa juga melihat ada Arzan yang tersenyum senang menatap kearahnya. Apakah cowok itu juga sama terlambat sepertinya?
Dengan langkah malas dan capek, Carissa menghampiri dua lelaki di samping gerbang.
"Kamu kenapa terlambat?" tanya si satpam.
Carissa diam untuk berfikir, mencari alasan yang tepat untuk berbohong. Tidak mungkin juga ia bilang, bahwa alasannya terlambat karena ia tidur berdua bersama Arzan di apartemen cowok itu.
"Kesiangan pak, maaf..." kata Carissa.
"Kalau begitu kalian berdua saya hukum!" tegas satpam menatap Carissa dan Arzan bergantian.
"Ck, telat gak ada satu jam," cibir Arzan memalingkan muka.
"Jangan ngebantah! Sekarang bersihkan gudang sekolah!" perintahnya sembari menunjuk ke arah gedung belakang sekolah.
"Apa? Tapi 'kan..." Carissa merasa tidak terima. Yang benar saja ia harus membersihkan gudang dengan tiga lantai tersebut. Bisa peyok!
"Cuma lantai tiga,"
"Huft... Baiklah,"
Carissa pun berjalan menuju gedung belakang sekolah, dimana gudang terdapat di sana. Arzan mengikuti Carissa, cowok itu tampak berbinar karena lagi-lagi ia bisa berduaan dengan Carissa. Masalah kelaminnya yang sempat tegang tadi pagi, sudah Arzan atasi. Cowok itu menyempatkan masturbasi saat mandi pagi.
"Carissa!" panggil Arzan saat langkahnya sudah beriringan dengan Carissa.
"Apa?" jutek Carissa yang menanggapi tanpa menoleh.
"Soal tadi..."
Carissa yang tahu kata apa yang akan dilontarkan oleh Arzan segera berlari seraya menutup telinga. Ia sangat malu. Bahkan Carissa merasa gila karena keningnya telah ternodai. Tapi salahnya juga, kenapa ia harus menunduk tepat di bagian itu?
"ITU BUKAN SALAH LO KOK!" teriak Arzan berlari menyusul Carissa.
"Jangan ikutin gue!" kesal Carissa tetap berlari dan menoleh sekilas kebelakang.
"Kita 'kan di hukum bareng,"
Setengah jam berlalu, kini Carissa dan Arzan hampir menyelesaikan hukumannya. Selama tiga puluh menit itu, keduanya beberapa kali bertengkar karena ulah usil Arzan. Godaan tidak berfaedah yang keluar dari mulut Arzan, selalu saja membuat Carissa naik pitam.
Gadis itu sudah merasa darah tinggi.
Tampak, gadis dengan rok pendek dan seragam berbalut kardigan tidak tebal itu tengah sibuk mengelap kaca di ketinggian. Carissa yang tidak bisa menggapainya, akhirnya naik pada meja kayu yang terdapat di gudang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZAN DAN CARISSA
Teen FictionBagaimanapun Carissa harus menerimanya. Karena jika tidak, Arzan akan memperkosanya.