-
Seusai Carissa beranjak pergi dan tak terlihat lagi. Aurella berbalik ingin membuka gerbang rumahnya. Air matanya kembali berjatuhan, rasa sesak di dadanya kian membesar. Ia terhenti, dengan tangan yang mencengkram erat pagar besi, kakinya pun terduduk.
Gadis yang malang, ia benar-benar patah hati. Aurella tidak pernah menyangka bahwa Raga adalah lelaki seperti itu. Padahal Aurella rela memberikan apapun kepada Raga. Termasuk keperawanannya. Ya, tidak diduga, bahkan setiap bertemu dirumah Raga. Cowok itu selalu meminta.
Hati Aurella sangat hancur, janji kelak akan menikahi yang diucapkan Raga, bukan lagi menjadi penguat dan kepercayaan Aurella.
Ia pun berdiri, Aurella menghapus air matanya kasar. Lalu berlari kearah timur, bukannya memasuki rumah, gadis itu malah berniat menemui Raga. Aurella ingin mendengar penjelasannya.
Beberapa saat kemudian, akhirnya Aurella sampai pada Basement mall yang tadi ia dan Carissa kunjungi. Dimana Aurella juga melihat Raga tengah berselingkuh dengan seorang gadis. Aurella tampak menunggu di samping mobil Raga, ia duduk dengan tangan yang melingkari lututnya.
Bagaimanapun, lagi-lagi air matanya jatuh.
Derap langkah terdengar, Basement yang sangat sepi, membuat suara langkah itu berdengung. Aurella langsung berdiri dan berbalik. Tampaklah sosok Raga dengan balutan jaket denim dan bawahan celana hitam panjang berlubang di bagian lutut.
Aurella celingak-celinguk mencari keberadaan gadis yang sudah berselingkuh dengan pacarnya. Namun, yang ia dapati hanya Raga seorang diri. Tidak ada siapapun selain cowok itu.
"Kamu ngapain disini?" tanya Raga sedikit nyolot.
Cowok itu menghampiri Aurella, lalu memegang kedua sisi lengan gadis itu. "Kamu kenapa?"
"Aku..."
"Hm?"
Aurella mendongakkan wajahnya, berusaha keras menatap Raga dengan sorot tajam penuh amarah. Selang beberapa detik, Aurella mendorong dada Raga cukup kuat. Cowok itu tampaknya terkejut, lalu menatap Aurella marah.
"Apa-apaan?! Kenapa kamu kasar?!" amuk Raga mengikis jaraknya dengan Aurella.
"Kita... Putus!" tegas Aurella disusul satu tetes air mata yang terjun dari mata kanannya.
Kemudian, gadis cantik dengan wajah berantakan itu beranjak dan menyenggol bahu Raga. Dengan sigap, Raga langsung menarik kembali tangan Aurella, dan melemparnya kedalam mobil yang entah sejak kapan pintunya terbuka.
Aurella yang terkejut hanya diam sembari kebingungan. Gadis itu selalu lemah saat sedang sedih. Inilah yang ia khawatirkan. Sisi gelap dan jahat pada diri Raga akan keluar karena Aurella. Tidak! Bagaimanapun ini salah cowok itu! Raga tidak berhak marah.
Raga sudah berada didalam mobil juga. Ia menatap Aurella santai sembari menyunggingkan senyum miring. Cowok itu kemudian mendekatkan wajahnya, lalu mencium pipi Aurella sekilas.
"AKU MAU PERGI!!" teriak Aurella seraya mengotak-atik knop pintu mobil sangat kasar. Akhirnya, gadis itu merasa gila kembali karena Raga.
"Ssssttt..." Raga ber-desis bermaksud menyuruh Aurella diam.
Aurella terdiam saat jari telunjuk Raga yang dingin menempel di bibirnya. Rambutnya sangat berantakan dan wajahnya dipenuhi air mata. Deru nafas Aurella tidak teratur, matanya ikut mendelik. Beberapa kali gadis itu menelan ludah akibat takut.
Kemudian, Raga masih dengan wajah santainya kembali mendekatkan wajahnya kearah Aurella. Cowok itu berbisik, "Sudah aku bilang, kamu milik aku Aurella... Selamanya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZAN DAN CARISSA
Teen FictionBagaimanapun Carissa harus menerimanya. Karena jika tidak, Arzan akan memperkosanya.