A Bluff

13.5K 595 12
                                    

-

"Gue cuma becanda!" teriak Arzan yang semakin gemas melihat tingkah Carissa. Bagaimana tidak, gadis itu terus mencari keberadaan kunci pintu apartemen untuk pergi.

"Becanda lo gak lucu, nyeremin!" ketus Carissa menatap Arzan tidak suka.

"Minta maaf..." tiba-tiba Arzan berbicara tulus dengan nada pelan yang lembut.

Carissa yang sibuk membuka setiap laci yang berada di ruangan tersebut berhenti. Ia menoleh menatap Arzan yang masih duduk manis di sofa, apakah cowok itu benar-benar menyesal?

"Setelah ini gue antar lo pulang ke rumah," ujar Arzan menatap Carissa serius.

"Setelah apa?" tanya Carissa sembari melangkah kembali kearah sofa.

"Setelah... Makan,"

Kemarin malam, Arzan menyempatkan pergi ke Toserba untuk membeli beberapa makanan instan. Cowok tampan itu tidak terlalu ahli dalam hal memasak. Arzan menyuruh Carissa untuk membuka kulkasnya, ia biarkan gadis itu memilih makanan apa yang ingin ia makan.

Setelah Carissa membuka pintu kulkas, betapa terkejutnya ia saat melihat isi kulkas yang sangat penuh. Freezer dipenuhi oleh bungkus nugget, ayam, sosis yang besar-besar. Semuanya instan, hanya tinggal di goreng atau dimasukkan kedalam Air Fryer.

"Ada es krim juga," kata Carissa masih terkejut dengan isi kulkas milik Arzan.

"Ambil saja kalau mau,"

Carissa tersenyum senang, ia sangat menyukai segala bentuk dan rasa es krim. Tapi, sebelum mulutnya menghabiskan es krim tersebut, ia harus memasakkan sesuatu untuk Arzan, supaya ia diantar pulang olehnya.

"Tapi, Arzan lo mau makan apa?" tanya Carissa menoleh kearah Arzan yang duduk di meja makan.

"Terserah,"

Carissa diam sejenak untuk berfikir, lalu tangannya mengulur, meraih satu bungkus nugget dan sosis dalam freezer. Setelah menutup kulkas, Carissa beralih mengambil teflon yang menggantung di Kitchen Set lalu meletakkannya diatas kompor.

Kompor milik Arzan berbeda dengan punya Carissa dirumah, yang ini lebih tampak canggih dan bersih. Tidak hanya itu, bahkan merek minyak goreng pun berbeda. Jika Ibu Carissa selalu membeli minyak yang dikemas di plastik, maka dirumah Arzan lebih terlihat seperti botol Wine.

Setelah memerhatikan punggung kecil Carissa yang sedang memasak bagai sang istri, Arzan beranjak dari sana menuju kamar tidurnya. Ia ingin mandi dan mengganti baju, tubuhnya terlalu gerah.

Beberapa saat kemudian, akhirnya Carissa menyelesaikan masakannya. Ia meletakkan makanan tersebut diatas meja makan. Nugget dan sosis goreng itu tampak gurih dan lezat. Kemudian, sosok Arzan muncul setelah pintu kamarnya terbuka. Cowok itu tampak lebih tampan dan seksi saat mengenakan kaos oblong hitam tanpa lengan, dan celana pendek bahan kain.

"Sudah selesai? Makan saja," kata Arzan, cowok dengan rambut yang masih basah.

Carissa mengangguk lalu duduk di kursi, ia mengambil garpu lalu segera melahap nugget panas buatannya. Sangat enak, karena Carissa jarang memakan makanan instan seperti ini. Sedangkan Arzan hanya diam sambil menatap Carissa, senyumnya terbit.

Ting! Tung!

Bel apartemen tersebut berbunyi, Carissa yang masih melahap separuh sosis berhenti mengunyah, ia mendongak untuk menatap Arzan yang juga tengah melihat kearahnya. Arzan pun kemudian beranjak dari kursi dan menuju pintu. Ia cukup penasaran tentang tamu yang datang.

Cklek!

Saat pintu terbuka, suara tamparan cukup keras berdengung di ruangan besar dan mewah itu. Carissa terkejut bukan main, hingga tubuhnya ikut terperanjat. Gadis manis itu ketakutan secara tiba-tiba, ia berlari menyusul Arzan, siapa tahu terjadi sesuatu dengan cowok itu.

ARZAN DAN CARISSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang