-
Pagi ini adalah nasib sial bagi Carissa. Hidungnya tersumbat gara-gara kebanyakan makan es krim. Dan lagi, sebuah insiden tidak menyenangkan terjadi padanya di sekolah. Baru saja ia keluar kelas untuk pergi ke kantin, tapi Stevani dan entek-enteknya mencegat di bawah tangga samping kamar mandi.
Awalnya Carissa hanya menganggap mereka sedang nongkrong atau semacamnya, namun tidak lagi saat tiba-tiba salah satu teman Stevani memberikan seember air pada bosnya itu. Carissa tidak sempat menghindar, dan berakhir terguyur oleh air yang telah diisi sabun pel.
BYUUURR!
"Aaakh!" teriak Carissa sembari menunduk saat air wangi itu berhasil mengguyur kepalanya.
"HAHAHAHAHA!" tawa Stevani bersama empat temannya menggelegar, membuat beberapa murid yang berada disana menjadikan Carissa pusat perhatian.
"Apa yang kalian lakukan?" marah Carissa.
Bukannya merasa bersalah, Stevani malah menyunggingkan senyum miring yang menyebalkan. Sembari melipat kedua tangannya dibawah payudara, Stevani melangkah mendekati Carissa yang basah kuyup.
"Ini cuma permulaan, gue harap lo jauhin Arzan mulai sekarang. Dasar lonte!" peringat Stevani sembari mendelik.
Senyum miring sok yang terpatri di wajah songong Stevani pudar, saat giliran Carissa yang menyunggingkan senyum iblis tersebut. Ia mencoba untuk tidak goyah apalagi tampak takut, Carissa mengangkat kepalanya tinggi-tinggi. Seolah gerombolan cewek nakal dihadapannya ini tidak ada apa-apanya.
"Punya hak apa lo larang gue, Stevani?" tantang Carissa sembari melirik name tag di seragam Stevani.
"Jangan macam-macam sama gue Carissa, gue bisa aja buat lo tunduk sekarang!" desis gadis berjaket Levis Wrangler itu.
"Gue gak takut sama ancaman murahan lo!" teriak Carissa yang menjadi sangat marah.
Plak!
Stevani yang tidak kalah emosi akhirnya menampar wajah Carissa, hingga membuat gadis itu terjatuh. Keadaannya kini semakin miris, dengan seragam basah dan Carissa berhasil menunduk dan jatuh di hadapan Stevani.
Semua yang berada disana berubah menjadi pengecut, mereka hanya diam dan memerhatikan. Rasa iba dan kasihan hanya mereka pendam dalam hati, tidak berani melindungi atau bahkan membela Carissa. Apa gunanya mereka selama ini memuji dan menyapa Carissa saat gadis itu lewat?
"Ini akibat-" belum sempat Stevani menyelesaikan ucapannya, namun kedatangan Arzan membuat gadis itu diam seketika.
"Carissa?" panggil Arzan yang langsung menuruni anak tangga dengan cepat.
Cowok itu berjongkok untuk membantu Carissa berdiri. Arzan tersulut emosi saat menyadari pakaian Carissa yang basah. Ia mendongak menatap tajam kearah Stevani yang mulai ketakutan.
"LO YANG BUAT CARISSA BEGINI?!" teriak Arzan yang membuat jantung siapapun itu berhenti berdetak.
"D-dia yang mulai dulu, Arzan!" sangkal Stevani menunjuk Carissa yang masih terduduk dilantai. "iya 'kan teman-teman," lanjutnya menoleh kebelakang untuk mencari pembelaan dari entek-enteknya.
"Iya, gadis cupu itu yang tiba-tiba dorong Stevani!" ujar salah satu dari mereka.
"Carissa, lo gak kenapa-kenapa 'kan?" khawatir Arzan yang memilih untuk tidak menghiraukan ucapan cewek nakal itu.
Carissa mengangguk lalu menatap Arzan sejenak bersama senyuman. Kemudian dengan gerakan cepat, Carissa berdiri dan membuat tangan Arzan terlepas dari pundaknya. Dengan penuh amarah yang masih menghuni diri Carissa, gadis itu menampar pipi Stevani lebih keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARZAN DAN CARISSA
Teen FictionBagaimanapun Carissa harus menerimanya. Karena jika tidak, Arzan akan memperkosanya.