Worried

14.7K 615 25
                                    

-

Rembulan bersinar terang di luar jendela. Tirai yang sengaja di buka lebar, membuat secercah cahaya masuk memberikan kesan terang pada ruangan gelap itu. Seorang gadis ber-piyama tengah terlentang di atas ranjang yang empuk.

Ia memutar tubuhnya, menyembunyikan wajahnya di bantal, lalu berteriak dengan suara yang teredam. Saat kepalanya mendongak, matanya berbinar dengan mulut tersenyum lebar. Carissa, tampak sangat bahagia, seolah kupu-kupu benar-benar berterbangan di dalam ususnya.

Carissa mengangkat tubuhnya, ia duduk diatas ranjang dengan punggung yang bersandar di tembok berlapis poster. Carissa masih tersenyum. Lalu tangannya terangkat untuk memegangi bibirnya. Entah perasaan apa yang ia rasakan, Carissa sendiri merasa aneh.

Kenapa... Sentuhan bibir Arzan masih terasa dengan jelas.

Carissa menampar dirinya sendiri, ia melenyapkan senyuman itu lalu kembali membanting kepalanya di bantal. Setelah menghela nafas, kini ia benar-benar bertanya-tanya tentang rasa aneh yang berasal dari hatinya. Carissa merasa, bahwa ada yang berbeda. Dan ia baru pertama kali merasakannya.

Keesokan harinya, masih sangat pagi, bahkan matahari terlihat malu untuk memamerkan sinarnya. Namun Carissa, dengan semangat yang entah datang dari mana, gadis itu sudah sangat siap untuk berangkat sekolah.

Orang tuanya sudah pergi bekerja, sedangkan kakak laki-lakinya masih berada didalam kamar tidurnya. Carissa melahap roti tawar dengan selai kacang yang ia buat. Sembari menutup pintu rumah, gadis itu menyelesaikan kunyahan sarapan paginya.

Dengan langkah riang yang diiringi senandung kecil, Carissa berjalan menuju halte dipinggir jalan raya. Tidak sengaja, ia bertemu dengan Aurella di dalam bus. Keduanya pun duduk bersebelahan.

"Tumben kamu berangkat pagi, biasanya sampai ketinggalan bus," ujar Aurella, yang tampak manis dengan kardigan barunya.

Carissa hanya tersenyum, ia sendiri juga tidak bisa menjelaskan kenapa ia begitu semangat pagi ini. Setelah menghabiskan waktu beberapa menit, akhirnya bus berhenti di halte sebelah SMA NASIONAL 2. Carissa dan Aurella segera turun saat usai membayar.

"Carissa lihat deh," bisik Aurella menunjuk dua gadis seksi yang tengah bercengkrama dengan satpam sekolah.

"Apa?" tanya Carissa yang tidak faham dengan masuk Aurella.

"Cewek itu setiap pagi selalu ngobrol sama satpam,"

"Terus kenapa?"

Mereka berdua melanjutkan jalan dengan sesekali melirik dua cewek yang tengah ngobrol dengan Pak Satpam. Pria tidak terlalu tua berwajah manis itu terlihat sedang memegang bahu si cewek. Carissa langsung terkejut dan tidak bisa mengendalikan mulutnya yang sudah menganga lebar.

"Aku bilang apa, obrolan mereka enggak wajar," bisik Aurella, lagi.

"Itu cewek yang kemarin di kamar mandi," gumam Carissa.

"Carissa, kamu jangan deket-deket sama satpam itu," jelas Aurella yang membuat dahi Carissa terlipat.

"Memangnya kenapa?"

"Katanya dia mesum, suka sama gadis sekolah yang masih perawan,"

"Contohnya dua cewek itu?"

"Iya,"

Setelah Carissa dan Aurella menuju ke lantai 5, mereka langsung menuju ke kelas. Kelas masih sangat sepi. Carissa duduk dibangkunya sembari meletakkan tas putihnya di atas meja. Begitupun Aurella, yang langsung menyalakan ponsel.

Beberapa saat berlalu, satu persatu siswa dan siswi datang dan memenuhi kelas. Bel juga berdering, wanita berpenampilan formal dan rapi masuk bersama tumpukan buku tulis milik muridnya. Danil sebagai ketua kelas langsung mengambil alih buku tersebut, lalu membagikan pada teman-temannya.

ARZAN DAN CARISSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang