That Bastard

23.1K 476 15
                                    

-

Carissa memasuki kelas dengan raut bahagia. Senyumannya membuat siapa saja yang melihat juga ikut tersenyum. Setelah semalam menghabiskan waktu dengan Arzan, gadis itu merasa bahwa ia adalah manusia paling bahagia di dunia. Iya, Carissa sudah menemukan jawaban atas perasaannya pada cowok itu.

Carissa menemukan Aurella tengah sibuk dengan bukunya, entah apa yang gadis itu kerjakan. Ia pun langsung duduk, dan meletakkan tasnya didalam loker bawah meja. Kemudian pandangannya bertemu dengan netra Arzan yang baru saja masuk, keduanya saling melempar senyum.

Jam pelajaran dimulai, seperti biasa guru hanya akan mengajar muridnya, lalu memberikan tugas. Begitu terasa lama, hingga pada akhirnya suara yang dinanti-nantikan terdengar. Apalagi jika bukan bel istirahat. Seluruh murid berhamburan keluar kelas.

Tampak Aurella tengah menunggu Carissa membereskan buku-bukunya. Datanglah sosok Arzan yang tiba-tiba duduk di bangku kosong depan Carissa.

"Carissa, lo sudah suka sama gue?" tanya Arzan yang membuat Carissa dan juga Aurella menatap cowok itu tidak biasa.

"Maksud lo?" heran Carissa.

"Malam ini pergi ke taman kota, di tempat yang sama kayak semalam, ya!" ujar Arzan lalu beranjak dan pergi.

"Carissa sepertinya Arzan mau ngungkapin perasaannya ke kamu," bisik Aurella, mencondongkan tubuhnya yang tengah berdiri.

"Apaansih," Carissa terlihat menyembunyikan senyumnya.

Keduanya pun segera menuju kantin. Cacing-cacing didalam usus sudah merintih meminta asupan. Seperti biasa, saat baru pertama kali masuk kantin, mereka akan disuguhi pemandangan tidak mengenakan. Di segala stand makanan selalu ramai dengan antrian.

"Mau makan apaan nih, Carissa?" tanya Aurella yang selalu antusias jika soal makanan.

"Gue mau pesan mie ayam aja deh,"

"Ya sudah aku sama,"

Mereka pun berjalan menuju tempat mie ayam. Hingga pergelangan Carissa tiba-tiba dicekal oleh seseorang. Carissa dan Aurella berhenti, dan menemukan Arzan yang tengah tersenyum dengan dua mangkok berisi bakso dihadapannya.

"Nih sudah gue pesanin," ujar Arzan.

"Tapi Carissa maunya-" Aurella tidak melanjutkan ucapannya saat melihat Carissa malah duduk di seberang Arzan, lalu mengambil bakso pemberian cowok itu.

"Terimakasih," tulus Carissa, lalu beralih menatap Aurella. "lo pesan sendiri ya,"

Dengan rasa kesal dan terheran-heran, Aurella kembali berjalan ke stand mie ayam. Sedangkan Carissa dan Arzan sudah mulai menyuapkan makanannya masing-masing.

"Carissa, tahu gak perbedaan bakso ini sama lo?" kata Arzan sembari melihat bakso berukuran kecil di sendok nya.

Carissa menggeleng dengan mulut mengembang karena makanan yang belum ia kunyah, "Apa?"

"Kalau bakso ini kecil, kalau kamu besar," ujar Arzan yang di akhiri tawa.

Carissa mengerut untuk sesaat, hingga ia sadar apa maksud cowok itu. Iya, maksud Arzan adalah ukuran payudaranya Carissa yang lebih besar daripada bakso. Ingin membalas, Carissa meraih tempat kecap manis yang kebetulan berbentuk lonjong.

"Tahu gak perbedaan botol kecap ini sama punya lo?" tanya Carissa.

Arzan menompang dagunya lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Enggak tahu, memangnya apa?"

"Kalau botol kecap ini besar, kalau punya lo kecil,"

"Memangnya sudah pernah lihat?" pertanyaan Arzan membuat Carissa berhenti mengunyah. Ia diam dan pipinya memerah.

ARZAN DAN CARISSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang