Ayu - Part 3

2.8K 145 0
                                    

"Boleh gabung?" Pertanyaan yang membuat ku kaget.

"Astagfirullah" ucap ku krn kaget.

"Maaf, saya boleh gabung dengan kamu duduk di sini?" Ucap si Boss.
Ternyata si Boss lah yang tadi mengagetkan ku.

"Tentu saja Pak, silahkan" jawab ku kemudian.

Jujur, suasana jadi kikuk. Aku tau persis, dengan kedatangan si Boss ke sini, sudah pasti membuat kami menjadi pusat perhatian seluruh isi kantin.
Untungnya aku belum mengenal mereka satu pun. Hal itu membuat aku tak ambil pusing.

"Maaf Pak, karena saya tidak memesan kan makan siang Bapak, Bapak jadi makan di kantin deh" ucap ku memulai pembicaraan. Aku mencoba sesantai mungkin.

"Ah, bukan masalah Ayu. Saya juga kebetulan lagi kepengen makan di sini. Bingung juga mau pesen apa, bosen yg dipesen itu² mulu.." ucapnya sambil tersenyum.

Ah, jangan kasih saya senyum mu terus Pak, bisa meleleh nih lama² gw 😍, batin ku memonolog sendiri.
Walau belum punya pacar, tapi aku juga wanita normal. Siapa yang ga baper dikasih senyum kayak gini terus..

Aku memang belum pernah pacaran. Karena aku mau langsung nikah ajah. Semua laki² yang deket dengan ku, selaku ku anggap teman. Sampai dengan saat ini belum ada yang special.

Walau Mama dan Papa sempat beberapa kali menyinggung masalah pasangan ku. Tapi aku selalu menjelaskan bahwa aku akan terima lelaki yang ngajak nikah, bukan yg ngajak pacaran.
Kalau menurutku, pacaran setelah menikah itu lebih menarik.

Kembali ke orang yang ada di hadapan ku ini. Ternyata dia asyik juga orang nya. Tidak seperti bayangan ku, akan mendapatkan Boss tua yang nyebelin. Ternyata malah dapat Boss muda yang ganteng dan baik lagi.
Ups, sejauh ini sih baik, semoga seterusnya deh. 😉

Karena aku sudah makan dari tadi, aku sudah menyelesaikan makan ku terlebih dahulu. Jadi sisa waktu ini, aku ladenin si Boss untuk mengobrol.
Pembicaraan kami tidak jauh dari pekerjaan.

Sejak tadi memperhatikan wajah nya. Ada satu hal yang membuat aku penasaran. Seperti nya aku tidak asing lagi dengan wajah si Boss ini. Tapi aku lupa pernah ketemu di mana.
Mau menanyakan nya pun tidak enak.

Masih hari pertama, tidak baik membicarakan masalah pribadi. Suatu saat nanti, aku pasti akan menanyakannya.

Dari cara si Boss memperlakukan ku. Seperti nya dia sangat menghargai wanita. Sikap nya lembut tapi tetap berwibawa.
Entah lah hanya perasaan ku saja atau dia memperlakukan semua wanita seperti ini.

Dari info yang aku dapat dari Ibu Titi kmrn, Boss ku ini duda beranak satu. Aku tidak menyangka, diumurnya sekarang dia sudah memiliki anak. Mungkin dia nikah muda.
Karena dari data yang aku lihat tadi. Usia si Boss tidak jauh di atas ku.

Aku aja yang wanita, belum punya cowok apalagi anak. Sedangkan dia cowok, sudah punya anak.
Istri nya pasti wanita yang beruntung yang dinikahin cowok sebaik si Boss.

Eh, kenapa aku jadi ngelamunin si Boss sih.. 🤭

"Maaf Pak, bapak mau bareng balik ke ruangan atau masih mau disini?"

"Saya harus balik ke ruangan sekarang, karena jam 2 nanti Bapak ada meeting. Sedangkan saya harus shalat dulu sebelum mempersiapkan meeting Bapak" ucapku sambil melihat arloji di tangan ku.

"Kita bareng aja, ke mushalla dulu kan?"
"Saya juga mau shalat dulu sebelum ke ruangan" ucap nya sambil berdiri.

Kami berjalan beriringan. Aku bingung, apakah dia bersikap seperti ini kepada setiap sekretarisnya?
Dia tidak memperlakukan ku seperti seorang sekretaris, melainkan seperti layak nya seorang teman.
Apakah ini hanya perasaan ku saja?

Cinta Pertama (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang