Ayu - Part 16

1.7K 91 2
                                    

"Astagfirullah" ucap kami bersamaan.

Kami sama-sama kaget dengan ketukan pintu kamar yang tiba-tiba. Kami otomatis melepas adegan peluk-pelukan ini.

Lalu kami sama-sama tertawa..

Hihihihi.. lucu deh ngeliat wajah suami ku yang cemberut.
Ups.. suami...

Rasa masih asing nyebutin kata suami..
Tapi, mulai sekarang harus dibiasakan. Yah, setelah tadi acara akad nikah ku dan Mas Dito berjalan lancar, kini kami sudah sah menjadi suami istri.

Tidak bisa ku ungkapkan rasa bahagia yang kini ku rasakan. Perasaan bahagia, lega, haru dan sedih menjadi satu.
Bahagia, karena kini sudah ada imam yang akan membimbingku menggapai JannahNya kelak.
Lega, karena akhirnya kami saling menemukan. Menemukan cinta pertama kami.
Haru, karena perjuangan Mas Dito menunggu ku berbuah manis.
Sedih, karena dengan status baru ku, aku harus mengikuti kemanapun suami ku tinggal, maka otomatis aku akan tinggal terpisah dari Mama dan Papa.

Ya Allah, bimbinglah kami meraih Rahmat Mu, dalam ikatan Cinta rumah tangga yang Sakinah Mawaddah Warahmah. Aamiin..

Tok..tok..tok..

Ketukan pintu belum berhenti juga, akhirnya membuat Mas Dito berjalan menuju pintu untuk membuka nya.

"Sapa sih, ganggu aja" ucapnya malas, sambil tetap berjalan ke arah pintu.

Aku hanya bisa tertawa kecil melihat kekesalannya.

"Tunggu ya Sayang, nanti kita lanjut lagi" ucapnya sambil mengerlingkan matanya pada ku.

"Ditoooo" ucap Mama Riri - Mama mertua ku yang tiba-tiba langsung menerobos masuk ke dalam kamar .

"Ih Mama, apa-apaan sih?" Ucap Mas Dito kesal, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa.

"Alhamdulillah, untung deh" ucap Mama setelah Mama tiba-tiba langsung duduk disebelahku dan memperhatikan ku dengan seksama.

"Kenapa Ma?" Tanya ku penasaran, bingung dengan tatapan nya.

"Dito... ditahan dulu ya, ena-ena nya"
"Kalian cuma punya waktu dua jam doang lho"
"Abis ini bakal ada perias lagi yang datang buat ngerias Ayu".
"Kan ga enak kalo ena-ena nya belum kelar, belum lagi nanti mandinya bakal lama"
"Duuuuh, pokok nya ditahan dulu aja deh ya". Ucap mama mertua ku panjang lebar.

Aku hanya bisa tertunduk malu..
Sedangkan Mas Dito hanya berbalik badan, menyandarkan keningnya pada dinding kamar. Frustasi melihat sang Mama begitu vulgar memberikan nasehat. Hihihihi...

"Ga papa kan Sayang?" Tanya Mama kepada ku. Aku bingung harus jawab apa.

"Mama apa-apa an sih?" Potong Mas Dito sebelum aku menjawab.
"Masa gini aja masih pake diatur sih Ma"
"Dito tau lah Ma, mana yang baik"
"Udah Mama keluar deh, itu kasian Ayu nya mau istirhat" ucap Mas Dito pelan tapi penuh penekanan.

"Ah kamu ini.. dibilangin bandel, awas kalo nanti kalian terlambat  atau kecapek'an. Mama kenal kamu Dito"
"Hhuuufffhh"
"Ya udah, Mama keluar dulu"
"Awas kamu buat mantu Mama capek"
"Resepsi itu lama lho Dit" ucap Mama lagi..

"Iya..iya Mama ku sayang" ucap Mas Dito kesal sambil mendorong Mama keluar.

Setelah pintu tertutup, akhirnya kami saling pandang dan pecahlah tawa kami..

"Hahahahaha"

"Mama lucu ya" ucap ku malu-malu.

"Yaaah, gitulah Mama.. heboh"
"Ya udah, sebelum istirahat, kita shalat sunnah dulu ya Sayang"
Ucap Mas Dito setelahnya.

Cinta Pertama (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang