Ayu - Part 20

1.9K 91 3
                                    

"Dii--to-"
Terdengar suara rintihan seseorang memanggil nama Mas Dito.

Otomatis kami semua langsung menoleh ke brankar Mama Dian. Ternyata Mama Dian tampak berusaha untuk membuka mata dan mencoba untuk bicara.

Setelah mendapat persetujuan dokter, kami bergegas mendekati Mama Dian.
Tim dokter hanya melihat kami dari sisi brankar Papa Robi.

"Iya Ma, ini Dito"
"Dito disini"
Ucap Mas Dito setelah kami berada di sebelah Mama Dian.

Aku yang tak kuasa melihat Mama Dian, hanya bisa menangis pelan. Aku berdiri di sisi berhadapan dengan Mas Dito. Walau dengan pandangan yang lemah, aku tau bahwa Mama Dian mengetahui keberadaan ku.

"A--yu--"
Ucap Mama Dian lemah

"Iya Ma, Ayu disini"
Ucap ku sambil terbata. Aku tidak menyangka Mama Dian menyebut nama ku.

Dengan tangannya, dia mengisyarat kan, agar kami menggenggam kedua tangan nya. Mas Dito menggenggam tangan kanan, aku genggam tangan kiri nya.

Dengan keterbatasannya, dia mencoba untuk berbicara. Walau terbata, tapi masih bisa kami dengar.

"Ma-ma min-ta ma-af ke-pa-da ka-lian ber-dua"
"Ma-ma egois, ka-re-na su-dah mem-ba-wa per-gi Key-sha"
"Ta-pi se-ka-rang ma-ma me-nye-sal"
"Se-la-ma di si-ni, Key-sha se-la-lu me-na-ngis dan me-nye-but na-ma Ayu"
Ucapan Mama membuat aku bertambah sedih.

"Wak-tu ma-ma su-dah ti-dak ba-nyak"
"Ma-ma mo-hon ke-pa-da ka-lian, ma-ma ti-tip Key-sha"
"To-long ja-ga dia"
Ucapan Mama Dian mulai melemah.

Terlihat Mas Dito meneteskan air mata.

"Mama ga boleh ngomong gitu"
"Mama pasti kuat"
"Kita jaga Keysha sama-sama ya Ma"
Ucap Mas Dito sambil menahan tangis nya.

"Ti-dak Di-to"
"Ma-ma ber-terima ka-sih, ka-mu su-dah mau mengang-gap Key-sha se-per-ti a-nak ka-mu sen-di-ri"
"Key-sha be-run-tung pu-nya ka-mu"
Mama Dian masih tampak berusaha untuk tetap bicara, walau terbata-bata.

"Iya Ma"
"Dito juga beruntung punya Keysha"
"Dito sayang ama Keysha seperti anak Dito sendiri"
"Begitu juga dengan Ayu"
"Dia sangat menyayangi Keysha"
Ucap Mas Dito yang sepintas melihat ke arah ku.

Aku tak kuasa menahan rasa ini, hanya air mata yang terus mengalir di pipi ku. Aku membenarkan ucapan Mas Dito. Bahwa aku tulus menyayangi anak itu. Putri bule ku.

"A-yu"
Panggil Mama Dian lemah

"Iya Ma"
Jawab ku

"Ma-ma tau ka-mu o-rang yang ba-ik"
"Ma-ma ti-tip Key-sha ya Na-k"
"To-lo-ng ka-mu ang-gap di-a se-per-ti a-nak ka-mu sen-di-ri"
"Di-a sa-ngat me-nya-ya-ngi ka-mu"
Ucap Mama Dian semakin lemah.

"InsyaAllah Ma"
"Ayu akan merawat dan menyayangi Keysha seperti anak Ayu sendiri"
Ucap ku dengan air mata yang terus mengalir tanpa bisa ku hentikan.

"Al-ham-du-lillah"
Nampak kelegaan di wajah Mama Dian.

Tak lama, wajah Mama Dian berubah seperti orang kesakitan. Genggaman nya ditanganku pun semakin mengencang. Sepertinya Mas Dito juga menyadari hal itu.

Dengan sigap Mas Dito membimbing untuk men-talqin Mama Dian. Di miringkan nya kepala Mama Dian ke arah kanan, lalu dibisikkannya kalimat
"Laa ilaaha illallaah".

Akhirnya Mama Dian menghembuskan nafas terakhirnya di dalam keadaan tenang. Tampak senyum diwajah nya.

"Innalillahi Wainnailaihi Rojiun" ucap seluruh isi ICU ini, termasuk dokter dan beberapa perawat.

Tak bisa ku pungkiri, aku sangat terpukul. Kejadian ini tidak pernah aku bayangkan. Kututup mulut ku agar tidak mengeluarkan suara tangis. Mas Dito pun langsung melangkah ke arah ku dan merengkuh ku dalam peluk nya.

Cinta Pertama (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang