5. Bukan cewek lugu
Kiara duduk di kasur kamarnya. Untungnya, Hanin dan Malik tidak ada di rumah, Ibunya sendiri, sepertinya tengah pergi ke pasar. Mengingat, hari masih sangat pagi.
Pintu kamar Kiara terbuka menampakan Kenzie yang menatap datar seperti biasanya.
"Pake." Cowok itu menyodorkan satu foundation padanya.
"Itu punya Ayla, nanti gue ganti ke dia."
Kiara tak mengerti. Gadis itu menatap Kenzie yang berdecak kesal, "Buat nutupin bekas sialan di leher lo. Buat yang di dalem gue yakin gak akan kelihatan," ujarnya muak.
Mata Kiara memanas. Gadis itu dengan sangat pelan menerima benda yang ada di tangan Kenzie.
Setelah itu, Kenzie melempar beberapa pakaian berleher panjang ke kasur Kiara. "Pakean gue. Lo pake aja," katanya lagi.
"Tapi kalau lo emang mau diusir, lo boleh pake baju terbuka. Bagus deh, biar citra lo di depan nyokap bokap gue keliatan buruk sekalian," sambung Kenzie.
Kiara mengepalkan tangannya kuat. Andai Kenzie tau ia melakukan ini demi Ayla, ia yakin cowok itu pasti akan sangat berterimakasih padanya.
Mengingat, Ayla adalah orang yang paling Kenzie jaga selama ini.
"Lo tau, Kiara? Gue benci lo."
"Lo udah rebut semuanya dari gue."
Setelah mengatakan itu, Kenzie pergi meninggalkan Kiara. Air mata Kiara akhirnya tumpah, ia tahu Kenzie tidak menyukai keberadaannya sedari dulu.
Tapi, baru kali ini Kenzie benar-benar membuat Kiara merasa rapuh. Merasa menjadi orang paling kotor di antara siapapun yang berada di dekatnya.
Di kursi makan, Kenzie menatap kosong ke arah meja yang masih sangat bersih.
Mau mengelak bagaimanapun, ia masih peduli pada Kiara. Ia tak akan mungkin membiarkan Kiara terusir di sini.
"Bang, kenapa lo? Kesurupan?"
Kenzie melirik Kenzo yang sudah duduk di kursi lain. Cowok itu menaik turunkan alisnya, "Gue ganteng ya, Bang? Cocok gak kalau gue jadi anak Band kayak Papa?" tanya Kenzie.
Yap, Papa mereka memang berprofesi sebagai vokalis band. Bukan hanya itu, ia juga bekerja sebagai aktor.
Kenzie memutar bola matanya malas.
"Gue rasa lo yang kesurupan," jawab Kenzie.***
Esok harinya, Kiara menatap pantulan dirinya di cermin. Sepertinya, hari ini Kiara tidak boleh terlalu banyak berkeringat.
Jika iya, foundation yang ia gunakan di lehernya pasti akan luntur nantinya.
Gadis itu menuruni anak tangga. Saat matanya bertatapan dengan Ayla, Ayla langsung membuang arah pandangnya.
Kiara tersenyum tipis dan memilih ke dapur untuk menemui Ibunya.
"Ra, tolong goreng ini dulu ya? Ibu mau cuci piring di kamar mandi. Air di sini bocor soalnya."
Kiara mengangguk, gadis itu memilih mengikuti perintah Ibunya.
Beberapa menit setelahnya ia selesai. Saat berbalik, tubuhnya berhadapan langsung dengan dada bidang seseorang.
Cowok itu menunduk, memperhatikan leher Kiara. "Pinter juga lo nutupin. Udah sering, huh?"
Hati Kiara teremas, sumpah demi apapun ucapan itu seolah mengatakan Kiara adalah wanita gampangan yang mau pada siapa saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/255665581-288-k500681.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband [End]
Teen Fiction(Follow sebelum baca boleh atuh, Bund:3) ____ "Lo tau kewajiban jadi suami itu apa?" "Jadi imam yang baik-" Kenzie menarik napasnya pelan, "-Ngasih nafkah, baik lahir maupun batin." Ia ingin menangis rasanya. Apa harus ia mempertaruhkan masa depanny...