28. Best Friend
Pintu rumah terbuka, Kenzie tanpa aba-aba langsung memeluk Nakula. Nakula yang kaget, membalas pelukan sahabatnya itu.
"Makasih, Na, makasih udah jelasin semuanya sama Kiara. Gue minta maaf karna terus-terusan ngehindar selama ini."
Kenzie melepas pelukannya. Nakula tersenyum dan mengangguk, "Gue paham, Zi. Btw, Kiara … lo udah ketemu?"
Kenzie mengangguk, "Iya, sama anak gue juga."
Nakula tersenyum. Syukurlah, setidaknya permasalahan antara Kenzie dan juga Kiara sudah selesai.
"Na, boleh bantu gue buat ketemu sama Arya dan Dewa?"
Nakula mengangguk. Cowok itu meraih ponselnya, dan menghubungi seseorang. Setelah itu, ia kembali menatap Kenzie. "Kita ke cafe sekarang."
Kenzie dan Nakula saling tatap. Namun setelahnya, mereka tersenyum dan kembali berpelukan ala lelaki. "Gila! Kangen banget gue!" pekik Nakula.
"Sama."
"Yaudah, ayo, kita harus selesaikan semuanya," ujar Nakula.
Sudah saatnya Kenzie melupakan masa lalunya. Ia rasa, ini saat yang tepat untuk dirinya memulai lembaran baru dengan cerita yang berbeda.
***
Kenzie menatap tajam ke arah Dewa dan juga Arya. Dua cowok itu menunduk di depannya.
Tidak, mereka tidak hanya berdua. Ada Rara juga yang duduk di samping Nakula.
"Jelasin," ujar Kenzie.
"Itu semua rencana gue, Zi. Gue tau Gue salah, gue terlalu takut persahabatan kita bubar dengan lo … yang milih Kiara waktu itu. Dan setelah kejadian itu, gue sadar cara gue salah, harusnya gue ngomongin semuanya baik-baik sama lo. Dan akibat dari kelakuan bego gue, persahabatan kita malah berantakan," ujar Dewa.
Rara mengerutkan alisnya, "Emang ada apa sih?"
"Soal Stella, itu gue yang rencanain, gue bener-bener minta maaf, Zi." Arya menunduk.
"Stella? Stella apa? Kenapa?" tanya Rara lagi.
"Stella gue bayar buat jebak Kenzie beberapa tahun lalu, Ra. Gue kasih obat—"
Rara melotot, "Yang waktu party sebelum ujian? Lo gila?! Gue ajak Stella buat seneng-seneng bukan—" Rara mengembuskan napasnya kasar.
"Gue bener-bener gak tahu menahu soal ini, Zi," ujar Rara.
"Lo tau, akibat kelakuan kalian, gue sama Kiara pisah. Dia ngandung anak gue, dia besarin anak gue sendiri sampai sekarang. Gue kira kalian sahabat gue!" kata Kenzie tak terima.
Rara menatap kecewa ke arah Arya dan juga Dewa. Menurutnya, ini benar-benar keterlaluan. "Dan akibat kelakuan kalian, Stella depresi. Dia masuk rumah sakit jiwa, dan sekarang dia udah gak ada." Rara meneteskan air matanya.
Sekarang ia tahu penyebab meninggalnya Stella. Kenzie, kaget, Stella meninggal? Dan ia tidak tahu? Pantas saja gadis itu menghilang begitu saja.
"Stella meninggal?" tanya Kenzie.
"Satu tahun setelah kelulusan," jawab Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband [End]
Teen Fiction(Follow sebelum baca boleh atuh, Bund:3) ____ "Lo tau kewajiban jadi suami itu apa?" "Jadi imam yang baik-" Kenzie menarik napasnya pelan, "-Ngasih nafkah, baik lahir maupun batin." Ia ingin menangis rasanya. Apa harus ia mempertaruhkan masa depanny...