17. Awal pengkhianatan
Pagi-pagi sekali, Kenzie sudah siap dengan seragam sekolahnya. Cowok itu duduk bersila seraya menyandarkan tubuhnya pada tembok.
Kiara tengah keluar untuk membeli sayuran untuk mereka makan pagi ini.
Ceklek
Kenzie melirik Kiara sekilas, ia memilih meraih ponselnya dan memainkannya.
"Lama ya, Kak? Kakak belum mau berangkat, 'kan? Aku mau masak sayur dulu, gak akan lama kok."
"Hm."
Kiara tersenyum tipis. Gadis itu memilih membuka kresek hitamnya. Kemudian, ia memilih mulai memasak.
Namanya juga kontrakan satu kamar. Semuanya serba menyatu. Termasuk kompor gas, itu mereka simpan di kamar juga.
"Jangan terlalu pedes."
"Iya, Kak."
Kenzie diam-diam melirik Kiara yang sibuk memasak. Cowok itu mengedikan bahunya tidak acuh, dan memilih memainkan ponselnya saja.
Selang beberapa menit, Kiara mematikan kompor. Gadis itu menyalin sayur pada mangkuk.
"Kakak mau makan sekarang?"
"Iya."
Kiara menyimpan mangkuk sayur itu terlebih dahulu. Setelah itu, ia mengambil piring dan juga menyendokan nasi ke atasnya.
"Makasih." Kenzie mengambil alih piring berisi nasi itu.
"Lo gak makan?"
"Nanti aja."
"Sekarang." Kenzie meletakan piring itu di depan Kiara dan juga Kenzie.
Kira tak mengerti, gadis itu menatap Kenzie kaget. "Kak?"
"Lo keberatan makan satu piring berdua?"
"Ng-nggak."
Kenzie mengangguk dan memilih memulai makannya.
Kiara diam-diam tersenyum. Ia sadar sekarang, dibalik sikap cueknya, Kenzie sebenarnya perduli pada Kiara.
***
"Ra, kenapa?"
Kenzie kaget ketika ia datang, Rara tiba-tiba saja memeluknya dan menangis.
Tangan Kenzie terulur mengelus kepala gadis itu pelan. "Papa gue mau nikah lagi."
Kenzie diam, cowok itu memilih menarik Rara untuk duduk bersamanya.
"Gue gak mau punya Mama baru, Zi."
"Ra …."
"Gue gak mau pulang ke rumah hari ini. Gue mau ikut sama lo, ya?"
Kenzie tak bisa menjawab. Ikut bersama Kenzie? Yang benar saja. Bisa-bisa Kiara salah paham nantinya.
"Zi …."
"Gak bisa, Ra. Kontrakan gue kecil."
"Gak papa."
"Gue juga gak langsung pulang."
"Gak papa. Gue ikut."
Kenzie menghela napasnya pelan. Cowok itu menggeleng, "Kita ke apartemen lo aja, ya? Pulang kerja, gue temenin sampe lo tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband [End]
Подростковая литература(Follow sebelum baca boleh atuh, Bund:3) ____ "Lo tau kewajiban jadi suami itu apa?" "Jadi imam yang baik-" Kenzie menarik napasnya pelan, "-Ngasih nafkah, baik lahir maupun batin." Ia ingin menangis rasanya. Apa harus ia mempertaruhkan masa depanny...