T i g a b e l a s

16.2K 1.8K 202
                                    

13. Kembali ke asal

"Itu anak gue yang paling besar."

Kenzie mengerutkan alisnya kala melihat banyak orang di ruang tamu. Ia tebak, mungkin itu teman Mamanya semasa sekolah?

"Kenzie, ini Om Galuh sama Tante Nayya. Mereka adik kelas Mama waktu sekolah dulu," kata Hanin memberitahu.

Kenzie mengangguk sekilas. Tatapannya beralih pada seorang gadis yang duduk di samping Nayya dan juga Galuh.

"Ini anak lo yang kembar itu, Kak?" tanya Galuh pada Hanin.

Hanin menganggukkan kepalanya, "Iya. Yang cewek lagi di kamar kayaknya," jawab Hanin.

Kenzie memilih duduk di kursi kosong. Sebenarnya ia ingin ke kamar sekarang, namun … bukan kah itu terlihat tidak sopan?

"Galuh ini adik iparnya Kakek kamu, Zi. Tapi semenjak nikah, Galuh sama Nayya pindah ke Bogor."

Kenzie mengangguk saja. Ia juga tak perduli dengan itu. Jujur, Kenzie merasa risih dengan gadis itu yang masih menatap ke arahnya secara terang-terangan.

"Beda banget ya sama Bang Malik, gantengan anaknya. Untung mukanya nurun dari Emaknya," ujar Nayya.

"Enak aja! Anak gue ganteng mirip guelah!" jawab Malik tak terima.

Galuh berdecak pelan, "Masih aja gak mau kalah."

"Eh, iya … Zi, anter Nara ke kamarnya Ayla. Dia kayaknya cape deh di jalan," ucap Hanin pada Kenzie.

Kenzie beranjak, cowok itu melangkah dan menyuruh gadis bernama Nara itu mengikuti arah langkahnya.

Saat menaiki anak tangga, Nara menahan tangan Kenzie dan membuat Cowok itu berhenti. "Kak, lo jomblo gak?"

"Gak penting." Kenzie kembali melangkahkan kakinya.

Di belakang sana, Nara tertawa pelan. Gadis itu menyusul Kenzie. "Penting dong, gue kan mau tau."

"Gue udah punya isteri." Kenzie berhenti tepat di depan pintu kamar Ayla. "Ini kamar adik gue. Masuk aja."

Setelah mengatakan itu, Kenzie memilih pergi dan masuk ke kamarnya sendiri.

Kenzie tersenyum tipis kala melihat Kiara yang tengah menyisir rambutnya.

Cowok itu melepas jaket, kemudian menggantungkannya di belakang pintu.

"Kak," panggil Kiara saat Kenzie merebahkan tubuhnya di kasur.

Cowok itu berdehem pelan.

"Kakak udah makan?"

"Udah."

Kiara berbalik, gadis itu menatap ke arah Kenzie. "Gimana?" tanya Kiara.

"Apanya?"

"Itu … kita, jadi pindah?"

Kenzie mengangguk. Mengubah posisinya menjadi duduk, kemudian menepuk sebelahnya yang kosong. "Sini."

Kiara yang mengerti, langsung naik ke atas kasur dan duduk di samping Kenzie. "Gak papa kan kontrakan kecil?" tanya Kenzie.

Kira tersenyum dan mengangguk. "Makasih ya, Kak. Makasih udah mau nerima aku sama anakku."

"Anak gue juga. Dia anak gue, bukan cuman anak lo."

Tangan Kenzie terulur merapikan rambut Kiara. Matanya menatap lurus manik mata gadis di depannya ini. "Jangan ngerasa sendiri. Lo punya gue sekarang."

"Lo bisa tumpahin semua keluh kesah lo ke gue. Gue bukan orang lain, Ra. Gue suami lo."

Kiara mengangguk pelan. Ia bersyukur, tapi ia juga khawatir. Ia khawatir suatu hari nanti, Kenzie merasa bosan pada Kiara, ia takut Kenzie tak bisa menerima Kiara, dan menyesal suatu hari nanti.

Bad Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang