T i g a

22.2K 2.5K 158
                                    

3. Pasar Malam

Kenzie menatap Kiara dari atas sampai bawah. Cowok itu berdecih pelan melihat penampilan Kiara yang hampir mirip dengan Ayla—adiknya.

Tangannya terulur melepas ikat rambut Kiara.

Setelahnya, ia pergi begitu saja meninggalkan Kiara yang masih sibuk menyiapkan makan malam.

"Kamu serius mau nikahin Kenzie sama Kiara? Kamu gak kasian liat Kiara? Dia kaya ketakutan gitu sama Kenzie." Hanin yang tengah duduk di meja makan bersama Malik, tentu melihat kejadian tadi.

Malik tertawa, "Ya nggaklah. Ya kali aku nikahin mereka di umur segini," ujar Malik.

Hanin memicingkan matanya, "Terus tadi siang—"

"Bercanda. Itu gertakan doang, Nin. Aku juga mikir kali. Mau dikasih makan apa Kiara kalau nikah sama Kenzie?"

"Iya juga, ya."

Malik sengaja mengatakan akan menikahi Kiara dengan Kenzie. Ia hanya ingin putranya itu takut dan tidak berani macam-macam pada anak gadis orang. Hanya itu.

Mana mungkin ia sungguhan akan menikahkan putranya di umur yang masih SMA? Yang benar saja.

"Tapi … kita jadi kan jodohin Kiara sama Kenzie?" Hanin menaik turunkan alisnya.

Malik mengangguk mantap, "Iya, tapi gak sekarang. Itupun kalau si Kenzie gak laku," jawabnya santai.

Kenzie kembali, cowok itu duduk di kursi makan bergabung dengan Mama dan Papanya.

Mengambil sendok, kemudian memakan lauk pauk tanpa memindahkan dulu ke piring.

Kebiasaan.

"Zi, kamu mau ke mana?"

"Pasar malem."

"Sama Kiara? Berdua?" tanya Hanin antusias.

Kenzie berdecak kesal, "Nggak, Ma."

Kiara datang membawa lauk pauk lain. Gadis itu tersenyum sopan pada Hanin dan Malik.

Namun, saat matanya bertatapan dengan Kenzie, gadis itu buru-buru menunduk.

Saat Kiara akan pergi, Kenzie mencengkal pergelangan tangannya. "Mau ke mana?"

"A-Aku mau ke belakang, Kak."

"Makan di sini."

"Temenin gue," sambungnya.

Kiara sontak menatap ke arah Hanin dan Malik. Sepasang suami isteri itu sibuk menahan tawa melihat kelakuan putranya.

Kenzie melepas cengkalannya, "Ajak Bi Dedeh juga."

Setelahnya, ia mengibaskan tangannya menyuruh Kiara pergi. Malik menggeleng, "Asstagfirullahalazim. Sombong banget kamu, Kenzie. Gak boleh kaya gitu."

"Boleh."

Malik mengusap dadanya pelan, "Nin, masukin Kenzie ke perut!"

"Gak sekalian kamu jadiin kecebong lagi?!" tanya Hanin kesal.

Ayla dan Kenzo menuruni anak tangga. Kedua Kakak beradik itu langsung duduk dengan rusuh di samping Kenzie.

Saat makan malam sudah berlangsung, Kenzie tak menemukan Kiara sama sekali.

Matanya terus menerus menatap ke arah dapur. Entah kenapa, ia berharap Kiara muncul dan ikut makan bersamanya—di sini.

"Zi, lo kenapa, sih?" tanya Ayla.

"H-Hah?" Kenzie mengalihkan pandangannya pada Ayla.

Cowok itu menggeleng, "Gak papa."

Kenzie beranjak, cowok itu berjalan ke arah dapur. Di sana, ia menatap sosok Kiara yang tengah sibuk berkutat dengan buku tulisnya.

Bad Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang