E n a m

19.6K 2.1K 173
                                    

6. Kiara berbadan dua

Kiara membasuh wajahnya di toilet. Saat selesai mematikan keran, gadis itu dibuat terkejut dengan kehadiran David yang sudah berada di belakangnya.

Kiara berbalik, gadis itu mundur. "K-Kakak ngapain?" tanya Kiara takut.

"Lo ngadu sama Kenzie?" tanya cowok itu mengabaikan pertanyaan Kiara.

Gadis itu menggeleng kuat. Namun, rahang Kiara dicengkeram kuat oleh David. Cowok itu memaksa Kiara agar menatap ke arahnya. "Lo denger, dari awal gue gak sudi sentuh tubuh lo."

"Lo yang ganggu gue, jangan harap gue bakal tanggung jawab sama apa yang gue buat kemarin."

Kiara memejamkan matanya kuat. Air matanya tumpah, tangannya meremas erat ujung rok yang ia kenakan.

"Kalau sampai lo hamil anak gue, jangan pernah cari gue. Lo sendiri yang nyerahin tubuh lo, sialan!"

Apa yang salah? Kiara hanya menolong Ayla kemarin. Ia juga sudah berniat kabur, bukan? Hanya saja David terlalu cepat menggapai lengannya kemarin.

David melepas cengkeramannya. Setelah itu, ia pergi meninggalkan Kiara sendirian.

Gadis itu menangis lagi. Sungguh, Ia tak pernah kepikiran masa depannya akan seburuk ini.

***

Selama sebulan ini, hubungan Kiara dan juga Kenzie mulai merenggang. Cowok itu tak lagi menghampirinya secara tiba-tiba.

Ayla juga berubah, gadis itu tak lagi menegur Kiara saat bertemu. Soal David, cowok itu benar-benar menghilang setelah kejadian di toilet.

Tanpa terasa, air matanya jatuh. Gadis itu menatap lurus ke arah jalanan di balkon kamarnya.

Di balkon kamar Kenzie, cowok itu menatap ke arah Kiara.

Ia rindu gadis itu. Ingin sekali rasanya ia memeluk Kiara, tapi … rasa kecewanya lebih besar.

Huek

Kiara menutup mulutnya sendiri. Gadis itu langsung berlari ke arah kamar.

Tangan Kenzie terkepal. Cowok itu berusaha menghilangkan pikiran negatifnya.

Di dalam kamar mandi, Kiara memuntahkan cairan bening. Gadis itu menatap pantulan dirinya di cermin.

"Kenapa, Ra?" tanya Bi Dedeh saat Kiara keluar dari dalam sana.

Gadis itu menggeleng, "Gak tau, Bu. Kiara pusing."

Wajah gadis itu terlihat pucat. Bi Dedeh menuntun putrinya agar duduk di kursi dapur.

"Mual juga, tiap pagi suka kayak gini," sambung Kiara.

Bi Dedeh diam. Wanita itu duduk di samping Kiara dan menatap putrinyab itu serius. "Kamu gak mungkin hamil kan, Ra?"

Deg

Kiara menahan napasnya. Gadis itu mendongak menatap Bi Dedeh yang memasang wajah serius.

Ini sudah hampir sebulan setelah ia melakukan hal menjijikan itu dengan David. Apa mungkin—tidak.

"Kiara cuman masuk angin kok, Bu," jawab Kiara.

Gadis itu tersenyum. Ia harus memastikannya sendiri, sore nanti ia akan membeli testpack untuk memastikan.

"Kamu inget tetangga kita di kampung, Ra? Dia ngelakuin hubungan suami isteri di luar nikah. Biasanya, hal kayak gitu bakal lebih mudah buat hamil. Beda sama orang yang udah sah, ada yang cepet dan ada yang nggak. Ibu harap kamu gak lakuin hal itu, Nak."

Bad Husband [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang