10. Rencana
Kiara dan juga Kenzie diam saat orang tua mereka berbicara dengan beberapa guru di ruang BK.
Kenzie menggenggam tangan gadis itu menenangkan. Siangnya, Bu Reni langsung menghubungi orang tua Kenzie dan memintanya ke sekolah. Begitu juga dengan Mamanya Kiara.
"Kami sudah memutuskan, dan mohon maaf. Kiara terpaksa kami keluarkan."
Air mata Kiara lolos begitu saja. Gadis itu menatap wajah Ibunya yang memasang wajah terkejut.
Sejak pembahasan tadi, Bi Dedeh hanya diam. Begitu juga Malik, ia tak mengeluarkan suara sedikitpun.
"Kenzie, Kiara, Papa tunggu di rumah." Malik beranjak, "Ayo, Bi."
Bi Dedeh beranjak, keduanya berpamitan pada guru di sini. Setelahnya, mereka pergi meninggalkan Kenzie dan juga Kiara yang masih duduk di tempatnya.
"Kalau gitu, kami juga permisi, Bu."
Kenzie langsung menarik Kiara dan mengajaknya pergi meninggalkan ruang BK.
Saat melewati koridor, semua mata langsung tertuju pada mereka. Sudah dapat dipastikan, beritanya pasti langsung menyebar.
"Zi, gimana?"
Kenzie menatap Nakula dan juga Ayla secara bergantian. Kedua remaja itu menatap Kenzie meminta jawaban.
Kenzie mengangkat bahunya, ia hendak mengajak Kiara pergi. Namun, Ayla menahannya. "Zi," panggil Ayla.
"Apa lagi, Ay? Gue cape. Gue udah ditunggu sama Papa di rumah. Udah, ya?" Kenzie melepas tangan Ayla yang masih menahannya.
Cowok itu langsung menarik Kiara.
***
"Sekarang gimana?"
Kenzie hanya diam. Cowok itu kembali menatap kosong ke arah depan.
Di sampingnya, Kiara menunduk. Gadis itu tak mampu mengeluarkan air matanya lagi. Ia rasa, sudah terlalu banyak air yang keluar dari matanya selama beberapa minggu ini.
"Kenzie, jawab Papa!"
"Kenzie harus gimana lagi, Pa? Udah gak ada pilihan lain kecuali Kenzie nikah sama Kiara."
Hanin mengusap bahu Malik pelan. Wanita itu mengangguk pelan. Ia sudah pasrah, ini semua terjadi mungkin karna salahnya juga.
Mungkin, ia yang terlalu lalai mengurus Kenzie. Ia yang kurang memperhatikan pergaulan putranya.
"Bi Dedeh, Malik bener-bener minta maaf sama apa yang terjadi sekarang."
Bi Dedeh hanya diam dan tersenyum tipis. Ingin marah juga sudah tak ada gunanya, semuanya sudah terjadi.
"Papa kecewa sama kamu Kenzie."
"Papa selalu kecewa sama semua yang Kenzie lakuin," jawab Kenzie.
Cowok itu membuang arah pandangnya enggan menatap ke aarah Malik.
"Lusa kalian nikah, Papa yang urus semuanya."
Kiara hanya diam, ia tak mampu berkata apa-apa lagi. Kenzie, ia masih tak habis pikir dengan cowok itu.
Ia rela dimarahi oleh orang tuanya demi bertanggung jawab pada Kiara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband [End]
Novela Juvenil(Follow sebelum baca boleh atuh, Bund:3) ____ "Lo tau kewajiban jadi suami itu apa?" "Jadi imam yang baik-" Kenzie menarik napasnya pelan, "-Ngasih nafkah, baik lahir maupun batin." Ia ingin menangis rasanya. Apa harus ia mempertaruhkan masa depanny...