"Jisung pulang," teriak Jisung memasuki rumahnya di ikuti sahabatnya yang berjalan di belakang.
Jisung dapat melihat Mommynya yang sedang duduk termenung di sofa dan tak menyadari kedatangannya. Tiba-tiba sebuah ide untuk menjahili Mommynya itu muncul di otak kecilnya. Dengan langkah hati-hati ia berjalan mendekat kearah Mark yang masih melamun dengan raut wajah yang sedih dan bekas air mata yang belum mengering. Melihat hal itu membuat Jisung tidak jadi menjahili Mark, malah di otak kecilnya muncul segala pertanyaan penyebab Mommy tersayangnya itu menangis.
Mommy kenapa sedih, ya?
Apa Daddy yang jahatin Mommy lagi?
Atau Jisung nakal, makanya Mommy sedih?
"Jisung udah pulang, nak?"
Pertanyaan dari Mark membuat Jisung kembali ke alam kesadarannya. Ia dapat melihat Mark yang kini tersenyum lembut ke arahnya tak lupa sebuah usapan lembut di rambutnya.
"Iya, Mom" jawab Jisung lirih.
Mark tersenyum mengangguk, ia menengok kearah bocah kecil yang berada di belakang anaknya. Memberi sebuah isyarat kepada bocah itu untuk mendekat.
"Halo, Moma" sapa bocah itu sopan. Mark yang melihatnya tersenyum gemas.
"Halo juga, Chenle. Kabar Chenle gimana?" Tanyanya pada bocah yang bernama Chenle itu.
"Chenle baik Moma, Moma sendiri kabarnya gimana?"
Mark tersenyum"Moma baik kok"
"Bohong! Mommy gak lagi baik-baik aja. Tadi Jisung lihat Mommy lagi sedih" sangkal Jisung membuat Mark tertegun. Ia tak menyangka anaknya begitu peka dengan keadaannya.
"Emm gak kok, Mommy baik-baik aja. Tadi Mommy habis nonton drama yang sedih makanya Mommy ikutan sedih" bohong Mark.
"Gak usah bo-"
"Emm... kalian pulangnya sama siapa?" Mark memotong perkataan anaknya tak lupa mengalihkannnya kearah pembicaraan lain.
"Sama Chenle, Mom" ini bukan Jisung yang menjawab melainkan Chenle.
Mark mengangguk menanggapi perkataan dari teman anaknya itu sebelum mengalihkan pandangannya ke arah Jisung yang kini menampilkan raut wajah sedih. Lantas tangannya terangkat mengusap lembut surai hitam anaknya.
"Sayang, ga usah sedih ah. Ga malu dilihat sama temennya"
"Habisnya Mommy bohong" cemberut Jisung.
"Mommy ga bohong kok. Udah sana ajak Chenle ke kamar kamu. Bersih-bersih habis itu ganti baju. Nanti Mommy panggil kalau sudah waktunya makan siang" titah Mark yang di balas anggukan oleh Jisung sebelum Jisung menarik tangan temannya itu untuk di ajak ke kamarnya.
Mark menghela nafas panjang melihat punggung mereka yang menghilang di balik pintu"Huff maafkan Mommy" gumam Mark .
***
"Chenle aku tu bisa nebak kalau Mommy pasti lagi ada masalah"
Perkataan Jisung membuat Chenle mendongak dari buku dongeng yang sedari tadi dipelototinya. Menatap Jisung yang kini tengah menundukkan kepalanya dengan jari mungil yang meremas-remas ujung bukunya. Kini mereka berdua berada di kamar Jisung, setelah tadi makan siang yang di masak oleh Mark. Meski menurut Chenle masakan Mark tidak bisa di bilang baik dan buruk karena sedikit ke asinan.
"Masa?" Tanya Chenle sedikit tidak percaya karena menurut penglihatannya Mommy temannya itu jauh dari kata tidak baik. Malah sedari tadi Chenle lihat Mark itu selalu tersenyum dan tertawa menanggapi cerita mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Wong
FanfictionBagaimana kelanjutan kehidupan pasangan muda Lucas dan Mark yang baru saja menikah? Penasaran? Silahkan baca! Sequel dari Rival or Boyfreind Warning! BXB! LUMARK!