sembilanbelas

960 67 16
                                        

"Lucas"

Ucap Mark yang duduk di pangkuan Lucas dengan tubuh bersandar pada dada bidang milik suaminya itu.

Sementara yang di panggil malah asik menghujani leher Mark dengan kecupan ringan tak lupa tangannya yang dengan perlahan mengusap perut istrinya itu.

"Lucash eughh"

Lenguhnya tanpa sadar ketika merasakan tangan besar milik suaminya itu mengusap kedua putingnya. Bahkan kecupan tadi berubah menjadi hisapan meninggalkan tanda kemerahan.

Mark bergerak gelisah, mulutnya mengeluarkan suara laknat nan merdu ketika tangan suaminya itu pindah kearah selatan tubuhnya, meremas sedikit miliknya.

"Ahh Lucashh sudahh" mulutnya menolak setiap perlakuan Lucas namun tubuhnya meminta untuk dijamah lebih .

"Kenapa sudah sayang? Bahkan kita belum sampai inti, lihat milikku baru saja bangun"

Benar saja, dalam pangkuan suaminya. Mark dapat merasakan tonjolan penis milik Lucas. Membayangkan milik Lucas yang panjang, besar, dan berurat membuat libido Mark kembali membuncah. Persetan dengan kondisinya yang tengah hamil ia ingin lebih, ia ingin Lucas malam ini.

Sama halnya dengan Mark, Lucas juga tidak tahan, ia rindu tubuh istrinya yang sudah berbulan-bulan tidak disentuh. Ditambah perut Mark yang sedikit membuncit dan panyudaranya yang kencang membuat Mark tambah sexy.

Lucas segera membalik posisi Mark menjadi terlentang dengan dia yang berada diatasnya. Membelai lembut pipi pipi tirus Mark, lantas mengecup kening milik istrinya.

"Aku akan main pelan" ujarnya lembut menatap manik coklat milik Mark sebelum kejantanan Lucas masuk ke lubang Mark.

"AKHH LUCAS ANJING!" Teriak Mark.

*********

"Selamat pagi sayang"

Lucas menyibak selimut yang membungkus sosok laki-laki manis yang masih nyaman dengan tidurnya. Kemudian menghujani kening dengan kecupan lembut. Mark yang merasa tidurnya terusik mulai membuka kedua kelopaknya. Menyesuaikan cahaya mentari yang masuk ke dalam retinanya. Sedetik kemudian senyumnya merekah sempurna ketika melihat pria tampan didepannya yang tengah menatapnya lembut.

Lucas tampan tapi sayang bajiangan.

"Selamat pagi duniaku" Sapa Lucas

"Selamat pagi juga Sayang" Mark balik menjawab ucapan Lucas. Bangun perlahan dengan badan bersandar pada kepala ranjang.

"Jisung mana?" Tanya Mark ketika tak mendapati sosok anak laki-lakinya. Biasanya Jisung akan berteriak membangunkannya. Semenjak ditinggal Lucas, Jisung jadi anak yang mandiri dan dewasa sebelum waktunya. Bagaimana ia akan membangkunkan Mark, kemudian menyiapkan sarapan mesti hanya sepotong roti panggang. Membuatkan susu kehamilan untuk Mark. Katanya sih biar dedek bayi tumbuh sehat. Mengingat hal itu Mark jadi merindukan Jisung anak manjanya.

"Jisung udah berangkat tadi bareng teman cinanya" Jawab Lucas sembari mengusap lembut rambut Mark.

"---Sayang, Aku kaget Jisung sudah berubah jadi mandiri. Tadi pagi aja waktu aku mau membangunkanya. Jisung sudah siap dengan seragamnya. Bahkan waktu sarapan dia menggoreng telurnya sendiri" jelas Lucas kaget melihat anaknya telah tumbuh secepat itu.

"Ya karena dia udah terbiasa semenjak ditinggal kamu" sarkas Mark membuat Lucas tersenyum getir.

"Emm. Sekarang jadwal kamu check up ya, yang?" Lucas mencoba mengalihkan pembicaraan ketika mendapati aura tidak sedap dalam diri istrinya.

"Sudah tau pakai nanya" Mark menjawab dengan ketus. Moodnya sudah hancur ditambah melihat wajah Lucas membuatnya eneg.

"Iya sayang, aku antar ya"

Mark mengangguk. Malas merespon.

*******

"Aku sudah bilang kan kak. Hubungan kita udah berakhir. Jadi, kakak stop hubungin aku lagi. Aku mohon. Aku cuma mau memperbaiki masalahku dengan Mark"

Ujar Lucas dengan nada sedikit emosi sebelum mematikan teleponnya secara sepihak. Ia menghela nafas lelah. Hubungan Lucas dengan Jungwoo memang sudah berakhir bahkan Lucas sendiri yang mengakhirinya. Ia sadar hanya Mark dan Jisung serta dedek bayi prioritas hidupnya. Perihal masalah bayi dalam kandungan Jungwoo. Lucas memutuskan untuk mengasuhnya apabila Jungwoo menolak anaknya itu. Ini pun sudah ia diskusikan dengan Mark.

"Siapa yang telpon?" Tanya Mark keluar dari kamarnya. Ia baru selesai bersiap-siap dan mendapati Lucas tengah berbicara dengan nada menahan emosi.

"Kak Jungwoo" Lucas menjawab jujur ia tidak ingin berbohong lagi dengan Mark. Cukup yang kemarin sekarang tidak.

"Kenapa kak Jungwoo telpon?"

"Biasalah, yang. Masih nyoba ngejar-ngejar aku. Padahal udah aku tolak juga. Tapi dia ga tau malu. Aku juga udah nyoba jelasin masalah anak. Tapi ya gitu"

"Biasa uler" ujar Mark ketika mendengar Lucas menjelaskannya. "Yaudah yuk berangkat"

"Yang"

"Hm"

"Yang, sayang"

"Iya apa"

Mark jengah dari tadi Lucas terus menggodanya. Bisa-bisa ia telat untuk check kandungan

"Mark sayang"

"Ia Lucas sayangku cintaku gantengku duniaku"

Jawab Mark sedikit kesal, Lucas hanya nyengir kuda

"Sun dulu sebelum berangkat" Lucas menunjuk pipi kanannya

Mark memutar bola matanya

Chup

"Udah kan?" Tanya Mark kepada Lucas yang diam termangu. Lucas hanya diam saja tak merespon apapun. Katanya bingung. Sayang dia belum sempat mengabadikan momen langka ini tapi sudah berakhir saja.

"Yaudah yok berangkat" Mark menyeret tangan Lucas yang dari tadi masih diam. Soalnya Mark sudah telat dari jam yang ditentukan.

******

"BRENGSEK KAU LUCAS"

******

HALOOO SAYANG-SAYANGKUU

LAMA YA AKU TIDAK MENYAPA KALIAN. GIMANA KABARNYA NIH?

HEHEHEHE KANGEN GA SAMA CERITA INI. MAAF YAA UP NYA LAMA SOALNYA AKU LUPA ALUR CERITANYA. JADI BINGUNG MAU DIBAWA KEMANA.

YA SEMOGA CERITA INI SECEPATNYA TAMAT.

BYE BYE SAYANGG

Keluarga WongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang