Sudah hampir satu bulan Lucas tidak pulang ke rumah, sudah hampir satu bulan juga mereka tidak saling bertukar kabar. Meski tak jarang Lucas akan mentransfer sejumlah uang untuk kebutuhannya dan jisung, tapi yang Mark butuhkan bukan hanya nafkah materi melainkan juga nafkah batin.
Tak jarang pula Mark akan mencoba menghubungi Lucas, namun bukan suara suaminya yang ia dengar melainkan suara lembut dari seorang Kim Jungwoo. Seperti saat ini...
"Halo, Lucas?"
"Haii juga istri pertama. Maaf ya Lucas lagi mandi. Soalnya tadi malam kita habis ber-"
PIP
Mark mematikan panggilan secara sepihak, tak ingin mendengar kalimat selanjutkan yang Jungwoo ucapkan. Sebelum cairan bening jatuh membasahi pipinya disusul isakan kecil yang keluar dari belah bibirnya.
Sejujurnya Mark tidak tahan, hanya demi Jisung ia rela mempertahkan pernikahan yang penuh duri. Tak jarang pula ia harus berbohong dan menutupi kelakuan bejat Lucas pada kedua orang tuanya dan mertuanya. Membuat Mark merasa bersalah.
•
•
•
"Lucas"
Merasa di panggil Lucas mendongakkan kepalanya dari ponsel yang sedari tadi di pelototinya, menatap sang kekasih yang kini berjalan kearahnya sebelum mendudukkan diri di sampingnya lantas memeluk erat lengannya.
Tangan Lucas terulur mengusap lembut perut kekasihnya yang mulai membesar.
"Iya, ada apa? Apa ada yang baby inginkan?" Tanya Lucas yang dibalas gelengan kepala oleh kekasihnya.
"Aku sedang tidak ingin apa-apa" Jungwoo lantas menyenderkan kepalanya dibahu lebar Lucas.
"Lalu? Tidak mungkin tidak ada apa-apa, kalau kamu aja manja gini. Bilang aja kamu ingin apa, sebisa mungkin aku mengabulkannya"
"Beneran?" Jungwoo mendongak, menatap penuh harap pada kekasihnya itu.
"Iya, sebisa mungkin aku akan menuruti"
Mendengar jawab Lucas, membuat kedua bola mata Jungwoo berbinar senang "emm, kalau aku minta kamu buat nikahain aku secepatnya bisa?" Tanya Jungwoo yang membuat Lucas seketika membeku sebelum mengalihkan pandangannya kearah lain enggan menatap wajah sedih dari kekasih manisnya itu.
Jungwoo menghela nafas panjang sebelum menundukkan kepalanya sembari memainkan ujung kaos yang tengah ia kenakkan.
"Tuh kan, kamu emang ga bisa nurutin permintaan ku yang itu. Padahal ini atas kemauan baby loh, cas"
Tangan Lucas terulur merapikan anak rambut yang menghalangi mata indah dari Jungwoo "bukannya aku ga mau nurutin kemauanmu, kak. Tapi, aku cuma nunggu waktu yang tepat aja"
"Tapi kapan? Aku capek, Cas. Harus nyembuyiin hubungan kita dari orang-orang. Capek sama hubungan kita yang kamu gantung terus. Aku juga butuh kepastian, anak ini juga butuh keluarga lengkap, Cas"
"Aku tahu, Kak. Aku juga capek harus berbohong sama keluargaku"
"Lalu, kapan kamu bakal nemuin aku sama kedua orang tuamu? Kapan kamu bakal ceraikan Mark? Dan kapan kamu bakal jadiin aku satu-satunya bukan salah satunya?" Cerca Jungwoo dengan berbagai pertanyaan yang membuat Lucas diam membisu.
"Kapan, Cas? Jawab aku!" Desak Jungwoo sementara Lucas masih terdiam enggan menjawab pertanyaan dari kekasihnya itu.
"Kapan, Cas?"
"Tinggal menghitung hari" jawab Lucas ambigu sebelum beranjak dari sofa meninggalkan Jungwoo yang tengah dilanda kebingungan.
•

KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Wong
FanfictionBagaimana kelanjutan kehidupan pasangan muda Lucas dan Mark yang baru saja menikah? Penasaran? Silahkan baca! Sequel dari Rival or Boyfreind Warning! BXB! LUMARK!