delapan

1.8K 244 95
                                    

Rumah Keluarga Wong

Mereka sekeluarga memasuki rumah dengan membawa belanjaan yang tidak sedikit. Lucas langsung memasuki kamarnya karena ingin mengangkat panggilan dari seseorang, sementara Mark berjalan menuju dapur guna menaruh barang belanjaan di ikuti oleh Jisung yang mengekor dibelakangnya.

"Jisung kok malah kesini, sana ke kamar mandi! Cuci muka, tangan, sama kaki biar virusnya hilang" ucap Mark yang melihat anaknya itu berdiri disampingnya.

"Nanti aja, Mom. Jisung mau ngomong sesuatu yang penting sama, Mommy" ucap Jisung sambil menarik tangan Mark menuju meja makan. Kemudian meminta ibunya itu untuk duduk.

"Emangnya Jisung mau ngomongin apa?" Tanya Mark setelah duduk disamping anaknya.

"Husshh... jangan keras-keras! Nanti Daddy denger." Jisung menaruh jari telunjuknya didepan mulut seakan menyuruh Mark untuk tidak berbicara terlalu keras.

Mark mengangguk sambil memberikan kode 'Ok' menggunakan jarinya.

"Gini ya, Mom. Om ular tadi yang kita temui di Mall adalah cowok cantik yang Jisung lihat minggu kemarin, kemarinnya lagi sedang makan berdua di Cafe bersama Daddy" jelas Jisung berbisik, agar Daddy-nya tidak mendengar.

Mark terkejut mendengar pernyataan dari anaknya itu, Mark ingat kemarin Jisung cerita jika dirinya melihat Lucas yang katanya sedang makan berdua romantis dengan cowok cantik di Cafe. Mark sungguh tak mengira bila cowok cantik tersebut ternyata Jungwoo--- mantan pacar suaminya.

Semua praduga telah menguasai pikirannya, menerka-nerka bila suaminya itu ada hubungan khusus dengan sang mantan. Dari yang makan berdua romantis, hubungan antara atasan dan bawahan membuat mereka sering bertemu, hingga pada sikap Lucas yang beberapa hari ini berubah. Tidak-tidak, Mark tidak boleh berpikiran negatif tentang suaminya, ia harus percaya bila suaminya itu tidak mungkin mengkhianatinya.

Lucas tidak mungkin mengkhianatiku, dia benar-benar mencintaiku.

"Mom"

"...."

"Mom." Panggil Jisung sambil menggoyangkan tangan Mommy-nya. Namun tak kunjung mendapat balasan, Mark terlihat terdiam tak mendengar bila anaknya sudah memanggilnya dari tadi.

"MOM!" Teriak Jisung disamping telinga Mark membuat Mark terlonjak kaget, anak tak ada akhlak.

"Ada apa, jisung?" Tanya Mark mencoba sabar.

"Seharusnya Jisung yang tanya, Mommy kenapa sih? Dari tadi Jisung panggil gak nyahut-nyahut" kesal Jisung.

"Maaf ya, Sayang. Oh ya lebih baik jika Jisung ke kamar habis itu cuci tangan, kaki, sama muka! Jangan lupa pakaiannya juga di ganti!" Titah Mark membuat Jisung langsung menganggukkan kepalanya menurti perintah dari ibunya.

Sepeninggal Jisung, Mark segera menuju pantry untuk menaruh barang belanjaan di kulkas serta memutuskan untuk memasak makan malam, Mark sudah bisa memasak meski hanya makanan yang sederhana hasil belajar dari suaminya, Mommynya, dan ibu mertuanya.

Kamar Lumark

"Tadi kenapa pake acara ngasih tahu Mark, kalau kita sekantor?" Tanya Lucas pada orang di seberang telepon. Matanya tak berhenti lirik-lirik kearah pintu kamar, jaga-jaga kalau ada seseorang yang tiba-tiba masuk. Suarnya pun dikecilkan, takut anak atau istrinya itu mendengarnya.

"Seharusnya aku yang tanya, kamu kenapa pakai acara ijin sakit ke aku? Lucas gak tahu aja kalau aku itu sangat khawatir" nadanya terdengar sedikit kesal.

Keluarga WongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang