Satu

10.7K 614 173
                                    

"MARK!! Kaos kaki aku mana?"

"MOMMY!! Robot icung hilang"

"MARK!!"

"MOMMY!!"

Mark hanya dapat menghela nafasnya lelah. Tak bisakah suasana paginya normal seperti kebanyakan orang. Tak ada teriakan, tak ada keributan. Ingin rasanya Mark menyerah. Tapi, bagaimana keadaan orang-orang yang berteriak tadi jika dirinya menyerah. Bukankah ini kosenkuensi yang harus diterima jika menikah dengan seseorang yang bahkan sedari dulu suka berteriak.

"MARK!! Kamu dimana sayang? Bantu aku cari kaos kaki ku yang hilang sebelah"

"MOMMY!! Robot icung gak ada, di curi tikus"

Sepertinya kesabaran Mark sudah habis. Dengan tak sabarannya dia mulai menata sarapan yang telah dibuatnya selama tiga jam diatas meja.

"LUCAS, JISUNG KE MEJA MAKAN SEKARANG!" Teriak Mark yang membuat orang yang dipanggil segera berlari menuju nyonya besar berada.

"Ada apa sayang?" Tanya sang suami lembut ketika mendapati sang istri tengah menatapnya tajam.

"Kamu tadi bilang jika kaos kaki mu hilang sebelah?"

"Iya"

"Ini" ucap Mark sembari menyerahkan koas kaki sang suami yang hilang.

Sang suami atau lucas menatap satu kaos kaki ditangan Mark"Lah kok ada di kamu? Pasti kamu yang nyembunyiin ya?" Lucas mengambil kaos kaki buluknya itu.

Mark memutar bola matanya"makanya kalo nyimpen barang itu yang bener. Udah tahu penting masih aja ditaruh di tempat sampah, untung gak aku buang"

Lucas menampilkan raut wajahnya tak percaya. Kaos kaki. Tempat sampah. Bagaimana mungkin? Oh sepertinya dia tahu siapa pelakunya. Ia pun menunduk guna menatap seorang anak kecil yang berdiri disampingnya. Sementara anak yang ditatap oleh Ayahnya hanya tersenyum menampilkan deretan gigi putih.

Ini anak siapa sih? jahil banget.

Mark beralih kepada sang anak yang dari tadi diam. Ia jongkok menyamakan tingginya dengan sang anak"Jisung cari robot?"Tanyanya lembut yang dibalas anggukan lucu sang anak.

"Kenapa cari robot? Bukanya sekarang Jisung sekolah?" Mark merapikan rambut anaknya yang berantakan lalu menaburkan bedak tipis di wajah tampan anaknya.

"Soalnya Icung mau sekolah sambil mainan robot" Jawab Jisung polos.

Lucas yang sudah selesai memakai kaos kakinya. Segera menggendong Jisung kemudian mendudukannya di kursi meja makan.

"Loh, sekolah gak boleh bawa mainan sayang" Lucas memakaikan kaos kaki Jisung.

"Boleh kok. Kemarin aja Lele bawa Robot yang bisa berubah jadi besar" Ucap Jisung sambil menggerakkan tangannya membentuk lingkaran besar.

Mark melihatnya merasa gemas dengan tingkah laku anak semata wayangnya itu.

Lucas memakaikan sepatu sang anak"Karena Lele anak nakal makanya bawa mainan. Jisung kan anak baik, kalau anak baik gak boleh bawa mainan ke Sekolah"

"Jadi Icung gak boleh bawa mainan ya, Dad?" Tanyanya dengan raut wajah kecewa.

Lucas mengangguk.

"Yah... padahal Icung mau pamer ke Lele kalau Icung habis di beliin robot sama Daddy"

Lucas yang mendengarnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ada-ada saja Jisung, mau pamer kok sama sultan.

Keluarga WongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang