sembilan

1.9K 231 98
                                    

"JISUNG GAK MAU SEKOLAH!"

Teriakan bocah lima tahun mengundang atensi seluruh pasang mata di sekitar Sekolah Taman Kanak-kanak. Membuat sang ibu merasa sedikit malu, apalagi dengan para guru yang sebagian baru berangkat.

"Husstt... jangan teriak, Jisung!" Mark, ibu dari anak yang bernama Jisung itu tengah berusaha membujuk anaknya agar tidak berteriak.

Jisung mengerucutkan bibirnya
"kan Jisung gak mau berangkat Sekolah! Kenapa harus berangkat sih, Mom?"

Mark dibuat pusing dengan anaknya yang tidak mau berangkat Sekolah. Membawanya sampai di depan gerbang saja Mark harus ekstra membujuk anaknya itu. Sekarang sudah sampai disana malah anaknya itu masih kekuh dengan pendiriannya.

"Biar kamu tambah pintar" jawab Mark santai. Mark merendahkan tubuhnya sejajar dengan anaknya itu, mengusap lembut surai hitamnya.

"---- lagian di Sekolah kamu bakal ketemu banyak teman, sayang. Apa lagi ketemu Chenle, masa kamu gak merindukannya. Berangkat ya"

"Gak mau, Mom. Ayo pulang ya. Jisung mau dirumah nemenin Mommy" Jisung masih membujuk Mark, bahkan kini matanya sudah berkaca-kaca menahan tangis.

Mark menghela nafasnya, ia harus membujuk anaknya itu. Jisung tidak boleh bolos sekolah meskipun masih taman kanak-kanak. Yang ada entar keseringan, dan mengikuti jejak Daddy-nya. Begitu kira-kira isi kepala Mark.

"Gimana kalau Jisung berangkat Sekolah nanti sepulang dari sini kita kerumah Nenek Luhan. Jisung udah lama kan gak kesana, kan" bujuk Mark.

Jisung menggeleng"Gak mau, Mom!"

"Ayo ya, Jisung" Mark menatap Jisung dengan pandangan anak singanya, jika biasanya Jisung akan luluh. Tapi, sekarang ini ia tidak boleh luluh dengan tatapan maut dari Mommy-nya itu.

"Gak mau, Mom!"

"JISUNG WONG BERANGKAT! KALAU TIDAK MAU, JANGAN HARAP JADI ANAKNYA MOMMY LAGI!" Teriakkan tiba-tiba dari Mark membuat Jisung terlonjak kaget, ia tidak mengira jika Mommynya itu sampai membentaknya. Ia menatap Mommynya dengan mata berkaca-kaca.

Mark langsung berdiri, berusaha mengatur emosinya. Ia sungguh tidak menyangka akan kelepasan.  Kepalanya tengah banyak pikiran, apalagi tentang suaminya itu. Sekarang ditambah anaknya yang tidak mau diatur. Membuatnya langsung kelepasan.

"Mommy hiks hiks" pecah sudah tangisan dari Jisung membuat Mark tambah pusing.

"Diam! Jangan menangis!---" Datar Mark.

"---- masuk sekarang ke Sekolah! Jangan buat Mommy tambah pusing, Jisung"

"Gak mau, Mom hiks"

"MASUK, JISUNG WONG!" Bentak Mark sambil menujuk sekolah.

"Mark!" Sebuah suara terdengar ditelinga Mark, dapat ia lihat Jung Jaehyun kakak kelasnya dulu tengah berlari kearahnya sambil mengandengan anak yang seumuran dengan anaknya itu-- Seo Chenle.

Apalagi Ya Tuhan

"Kenapa kamu membentak Jisung?" Tanya Jaehyun penasaran, pasalnya ia kenal Mark adalah pribadi yang lembut.

"Aku tidak membentaknya" elak Mark.

"Jaema hiks hiks" Jisung memeluk kaki Jaehyun sambil menangis.

Ia hiraukan tatapan datar Mark yang di lontarkan kepadanya"Jisung kenapa menangis, hem?"

"Jangan marahin, Mommy hiks. Jisung hiks yang salah"

"Lha memangnya Jisung salah apa?" Tanya Jaehyun lembut.

Keluarga WongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang