Hari ini adalah hari dimana Harley akan bertemu dengan sahabatnya yang bernama Eva Kamela. Eva dan Harley sudah sangat dekat semenjak kelas 7 dan mereka akan sekolah di Sma yang sama nantinya. Eva merupakan pribadi yang ceria dan memiliki humor yang sama dengan Harley, maka dari itu mereka bisa sedekat itu karena sering menertawakan hal yang bodoh.
"Dek bangun udah jam 8 pagi," ucap Melinda menggucankan badan Harley.
Harley memang susah sekali untuk bangun pagi dan dia tidak pernah bisa bangun menggunakan alarm. Jika tidak ada janji untuk pergi maka Harley biasanya aka bangun jam 12 siang malah terkadang bisa jadi lebih dari itu.
Melinda tersenyum. "Cepet bangun. Udah ada banyak makanan tuh dibawah."
Harley langsung terbangun dari tempat tidurnya saat mendengar itu. Melinda sudah sangat tahu cara untuk membangunkan Harley yaitu dengan makanan. Harley langsung turun kebawah ke meja makan untuk sarapan.
"Yang lain pada kemana ma?"
"Papa kerja, Zara sekolah, terus abang lagi di kampus."
"Mama emang nggak kerja?"
"Mama cuti sehari."
Zara dan Harley memang tidak satu sekolah karena Zara memang harus pindah sekolah sejak kelas 11 untuk ke akademi persiapan ke luar negri. Harley sekarang sedang libur kenaikan kelas 10 makanya ia bisa bersantai-santai di rumah dan ia bisa sebebas nya pergi bersama teman-teman nya.
"Nanti pulang jam berapa dek?" Tanya Melinda.
"Malem, nggak pulang malah kayaknya," ucap Harley jahil.
Melinda yang kesal pun bersiap untuk mengambil sapu kesayangan nya. "Mau mama pijetin pake sapu?"
Mendengar itu Harley memilih untuk kabur. "HARLEY MAU MANDI AJAAAA."
Sekarang ini masih jam 9 tetapi Harley sudah selesai membersihkan badan walaupun janjian nya jam 11. Harley sadar ia akan sangat lama hanya untuk memilih baju makanya ia bangun lebih awal. Harley adalah anak yang sangat perfeksionis dalam memilih baju. Dia akan sangat kesal jika baju yang ia pakai tidak rapih, bau atau terlihat aneh. Harley suka sekali memakai hal-hal yang berbau feminim seperti rok atau dress. Ia juga menyukai hal-hal yang oversized dan memakai celana pendek.
Harley tersenyum bangga melihat penampilan nya itu. "Gila jago juga ya gue bisa ngubah keburuk rupaan gue jadi boneka barbie."
SKIP
Sesampainya di mall Harley dan Eva memutuskan untuk makan siang di sebuah restoran yang mereka sukai yaitu restoran Italia. Mereka memang sangat menyukai hidangan seperti pasta, pizza dan sebagainya. Harley hari ini akan mentraktir Eva karena ia sudah janji kepadanya karena ulang tahun nya itu. Harley dan Eva mulai memesan makanan dan makan dengan nikmat. Mereka sangat menyukai makanan lebih dari apapun itu.
"Ley, lo rencana mau liburan kemana?" tanya Eva.
"Gue mau ke Bandung nemuin paman gue terus sekalian kayaknya itu bakalan jadi kunjungan terakhir gue deh," jawab Harley.
"Emang berapa lama?" tanya Eva.
"Bakalan lama kayaknya deh. Jadi kita gabakal ketemu lama banget nih." Ucap Harley sedih.
Eva ber oh ria.
"Kok lo nggak sedih sih kayak gue?" Tanya Harley kesal.
Eva tertawa. "Gue juga mau pergi ke Manado ego. Bukan lo doang curut yang mau pulang kampung."
Harley dan Eva menghabiskan waktu bersama tertawa dan bercerita. Mereka sangat senang dapat bertemu dulu sebelum liburan panjang mereka nanti.
"Ley, Lo nanti abis ini mau lanjut nggak ke rumah gue dulu?"
"Nggak bisa Va, soalnya di Reynald ngajakin gue pergi nih abis ini."
"Mau ngapain emang kalian?"
"Nggak tau juga sih. Katanya mau ngomong sesuatu penting."
Eva terdiam. "Jangan-jangan dia mau nembak lo lagi."
Harley melotot. "Nggak mungkin lah anjir."
Eva menekuk tangan nya didada. "Liat aja nanti."
SKIP
Tibalah sore waktunya dan sekarang yang dirasakan Harley adalah ketakutan. Harley sendiri tidak mengerti kenapa harus setakut ini menghadapi Reynald padahal mereka teman dekat. Mereka sudah kenal sejak dulu karena mereka satu Smp sama seperti kasusnya dengan Vino. Sekarang ini Harley sedang duduk di cafe sembari menunggu kedatangan Reynald, dia meminum hot chocolate yang dipesan nya itu.
Reynald yang melihat dari kejauhan tampak semangat dan memutuskan untuk menghampiri Harley. "OI BOCILLL!."
Harley menengok dan tersenyum manis. "Haii Rey."
"Udah lama ya?" tanya Reynald tidak enak.
"Nggak kok, santai aja."
"Tunggu sebentar, gue pesen minum dulu."
Harley terus memperhatikan Reynald dari jauh dan ia terpikirkan oleh teman dekat nya yaitu, Alviano. Ia tidak mengerti disaat seperti ini mengapa Vino yang muncul di kepalanya itu bukan Reynald.
Reynald datang dengan minuman nya dan ia tampak bingung melihat Harley yang sedang melamun. "Lagi mikirin apa?"
Harley pun tersadar. "Bukan apa-apa kok."
Reynald mengangguk. "Jangan kebanyakan melamun nggak bagus."
"Ley."
"Rey."
Mereka pun saling pandang dan tertawa.
Reynald tersenyum. "Gue ngalah. Lo dulu deh."
"Hmm Vino apakabar ya?" tanya Harley.
Reynald terdiam sejenak lalu menatap mata Harley. "Gue nggak tau."
Harley yang bingung pun bertanya, "Kok gitu? Kalian bukan nya deket?"
Reynald mendengus. "Gue sama dia udah nggak deket lagi dan sampe situ aja ya kita bahas Vino."
Harley tersenyum canggung. "Iyaa."
Reynald tiba-tiba menggenggam kedua tangan Harley dan dapat dilihat keseriusan dari mata Reynald. Berbeda lagi dengan Harley yang tampak ingin menyudahi moment ini yang menurutnya sangat canggung.
"Apa boleh gue masuk ke hati lo?" tanya Reynald.
DEG
Apa yang dikatakan Eva pun benar sekarang ia benar-benar mati kutu dengan pertanyaan Rey.
Harley memejamkan mata nya itu lalu membuka nya sedetik kemudian. "Maaf Rey tapi gue bisa menjamin lo akan kehilangan gue."
Harley pun melepaskan tangan Reynald lalu beranjak pergi.
Rey menahan tangan Harley. "Kenapa Ley? Apa alesan lo?."
Harley menatap Rey dengan iba.
"Kita teman Rey dan gue harus pergi jauh nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
20th of January
Teen FictionIni kisah tentang sisa waktu yang aku lewati semasa remaja di Jakarta. Aku dengan segala kecuekan ku tidak pernah sekalipun peduli dengan sisa hari yang aku punya. Sampai akhirnya aku menginjak umur 16 tahun, aku mulai terpikirkan tentang kepergian...