"Mama!!!" teriak Harley dari kamar.
"APA?!" teriak Melinda dari ruang tamu.
Harley berlari dari kamarnya untuk menghampiri Melinda yang sedang membaca majalah di ruang tengah.
Harley menarik nafas nya setelah berlari dari kamarnya itu. "Harley mau bawa boneka pokoknya."
"Jang-"
Baru saja Melinda ingin berbicara tetapi sudah di potong.
"Harley mau bawa baju-baju nya juga biar mereka nggak bosen."
"Kam-"
Melinda mendengus.
"Sekalian celana nya."
"KAMU YA POTONG AJA TERUS MAMA NYA. MAMA TUH BELOM SELESAI NGOMONG HARLEY," bentak Melinda kehabisan kesabaran.
Harley terkekeh dan memberi hormat. "Ampun baginda."
Lalu secepatnya Harley kabur dari amukan Melinda yang hampir saja Melinda mengambil sapu di dapur.
Di sisi lain terdengar Ken yang sedang mengingau. Ia terus memanggil nama perempuan yang ia rindukan itu.
"Selinaaaa."
"Selll."
"SELINAA."
Harley yang sedang berjalan kearah kamar nya pun memutuskan untuk mengecek keadaan kakaknya itu.
Harley yang melihat Ken sedang ngigau pun menggucang tubuh nya "Bang bangun bego jangan ngigo mulu."
Harley terus mengguncang tubuh Ken sampai akhirnya ia lelah karena tidak ada tanda bahwa Ken akan bangun.
"Gila masih belum bangun juga abang gue. Jangan-jangan dia mati," gumam Harley.
Tiba-tiba muncul lah ide untuk menjahili abang nya itu. "BANGG SELINA ADA DI BAWAH!!!"
"AYO BANGUN BANG SOALNYA SELINA UDAH MAU PULANG."
Dengan kecepatan langit, Ken langsung terduduk dari tidurnya itu.
"SELINA I'M COMING!!!"
Bergegas lah Ken ganti baju untuk kebawah mencari Selina yang merupakan mantan nya itu.
"MAMA, SELINA MANA?!" Tanya ken celengak-celinguk.
"Apa sih orang dari tadi mama sendiri. Ngapain coba Selina kesini orang kita mau ke bandung."
Ken yang belum penuh kesadaran nya pun terdiam sebentar.
"Shit."
Ken langsung berlari keatas untuk menghampiri Harley.
"ADEK SIALAN KESINI LO."
Sedangkan Harley yang mendengar semua itu terbahak-bahak di kamar Ken.
"KEN NGOMONGNYA!" Teriak Melinda.
SKIP
"Ma, papa sama kakak kenapa nggak ikut kita ke bandung?" tanya Harley.
Saat ini Melinda, Ken dan Harley berada di mobil untuk ke Bandung dan hari ini Melinda memutuskan untuk memakai supir pribadi dikarenakan menyetir selama 4 jam sangat melelahkan.
"Kamu kan tau sendiri dek kalau papa nggak pernah suka sama keluarga mama," sahut Ken terus terang.
Melinda terdiam. "Kalau kakak nggak bisa bolos dek karena sekolah kakak susah."
Harley memilih untuk tidak menjawab karena ia juga bingung untuk menjawab apa dengan fakta itu. Harley memang sadar kalau perlakuan papa nya itu sangat sinis terhadap keluarga mama nya itu dan terkadang hal itu membuat Harley harus mendengarkan mama nya menangis diam-diam di kamar.
Selama perjalanan Harley tertidur di bahu Ken sama seperti Melinda yang tertidur nyenyak selama perjalanan. Melinda memang gampang sekali tidur dan mungkin ia juga lelah.
SKIP
"Halo dedek," seorang lelaki memeluk Harley.
"KOKOOOO," sapa Harley semangat.
Lelaki yang memeluk Harley adalah paman Harley, Ken dan Zara yang merupakan adik dari Melinda. Lelaki yang bernama Rion itu lumayan dekat dengan Zara, Harley dan Ken karena sejak dulu, mereka sudah sering berkunjung ke rumah Rion. Rumah Rion memang terbilang lumayan sederhana tetapi sangat nyaman untuk ditinggali dengan cuaca bandung yang selalu sejuk itu. Rion dulu tinggal bersama Aylin yang dikenal sebagai ibu dari Melinda dan Rion, tetapi sayang nya Aylin telah meninggal dunia. Sekarang ini Rion sudah tidak sendiri, ia sudah berkeluarga.
Ken memeluk ala laki-laki "Yonn."
"Oii Ken," sapa Rion.
"Mama mana?" Tanya Rion.
"Itu lagi keluarin barang." Ucap Ken sambil menunjuk kearah mobil.
"YONNN, SINI BANTUIN," teriak Melinda sibuk mengeluarkan koper-koper besar dibantu dengan pak Yudi, supir pribadi nya.
Ken dan Harley memutuskan untuk ke kamar dan Rion membantu Melinda untuk membawa koper-koper ke dalam rumah.
Sore ini mereka semua memutuskan untuk beristirahat hingga besok karena terlalu lelah dengan perjalanan tadi. Mereka akan beristirahat hingga besok untuk melakukan aktivitas pada pagi hari.
SKIP
Pagi ini terlihat sepasang adik kakak yang sedang bermain anjing di taman. Anjing tersebut sudah mereka rawat dari kecil dan mereka namai Zoey.
"IHHHH!! KAKAK ITU ZOEY NYA BERAK LAGI. SEKARANG GILIRAN KAMU BERSIHIN!" teriak Harley.
"SALAH KAMU KASIH MAKAN DIA KEBANYAKAN. JADI NYA BERAK ZOEY BERHARTA KARUN KAN," Jawab Ken tidak mau kalah.
Rion dan Melinda yang melihat argumen keduanya itu tertawa.
"Mendingan kalian bersihin nya berdua. Jangan ribut," ucap Melinda.
Harley dan Ken saling lihat-lihatan dan mereka tampak malas membersihkan kotoran Zoey yang kesekian kali nya. Ken mengambil tissue dan membungkus kotoran yang satunya dan yang satunya akan dibungkus oleh Harley.
Tiba-tiba Ken tersenyum jahat sambil menatap Harley. "Seru nih buat adek gue nangis di siang bolong."
Harley yang mendengar itu langsung berjalan mundur. "Bang ini aku juga punya berak nya jadi jangan macem-macem atau nggak ni berak bisa berakhir di muka kamu."
Ken pun mulai mengejar Harley dan mereka berakhir kejar-kejaran layak nya anjing dan kucing. Tawa dan senyum menjadi pelengkap hari mereka hari ini. Hingga akhirnya Harley tersandung oleh kaki nya sendiri dan berakhir lah Harley di tanah, dengan posisi muka duluan yang sampai di tanah.
"HAHAHAHAHAHAH DEK SUMPAH KAMU JATOH KAYAK KODOK."
"SUMPAH JELEK BANGET JATOH NYA NGGAK ADA ELEGAN NYA SAMA SEKALI."
Harley segera berdiri dengan muka yang penuh dengan kotoran dan bukan nya malah membantu justru Ken semakin tertawa melihat adik nya seperti itu.
"HAHAHAHAHA UDAH MIRIP KUE APEM YANG GOSONG."
"KAYAK LOBAK SUMPAH HAHAHAHA."
Karena kesal dengan abang nya itu, Harley melempar kotoran Zoey kearah abang nya itu. Diluar dugaan sudah, ternyata kotoran Zoey mendarat di rambut Ken akibat tenaga Harley yang terlalu kencang. Ken yang terkena kotoran Zoey langsung berlari berputar-putar layak nya dikejar setan, membuat yang melihat tertawa terbahak-bahak.
"HAHAHAHAHA BANG NGAPAIN SIH LARI-LARI KAYAK BANCI KURANG DUIT."
Rio yang melihat mereka menggeleng-geleng. "Hahahah, itu lho anak mu bisa aneh-aneh ya." ucap Rion tertawa.
Melinda yang mendengar itu hanya bisa tertawa melihat kelucuan anak-anak nya itu.
Ternyata berlibur sejenak jauh dari keramaian merupakan pilihan yang terbaik. Bermain dengan canda tawa ditemani angin yang sejuk membuat semuanya lebih terasa indah.
21 MEI 2019 : Kunjungan terakhir ke Bandung tanpa Zara dan Ayah
KAMU SEDANG MEMBACA
20th of January
Teen FictionIni kisah tentang sisa waktu yang aku lewati semasa remaja di Jakarta. Aku dengan segala kecuekan ku tidak pernah sekalipun peduli dengan sisa hari yang aku punya. Sampai akhirnya aku menginjak umur 16 tahun, aku mulai terpikirkan tentang kepergian...