Harley pun telah sampai di rumah dan orang yang pertama kali ia lihat adalah abang Ken. Pemandangan yang ia lihat pertama adalah abang nya itu yang sedang menonton tv sedang posisi nya yang sangat aneh. Harley pun merasa geli dengan pemandangan itu karena pasal nya Ken itu biasa nya tampak gagah dan berwibawa saat berpidato di acara-acara penting.
"HALOOO ABANGG KEN!!" sapa Harley dengan semangat.
Ken yang menonton tv pun kaget dan berbalik dengan raut wajah yang malas. "Berisik banget sih."
Harley menggembungkan pipi nya. "Sok jutek padahal kangen sama Harley nih pasti."
"lebay banget si manja," ucap Ken terkekeh. Ken pun mendekat kearah Harley dan memeluk adek kesayangan nya itu.
Ken tersenyum dan mengacak kepala Harley. "Selamat ulang tahun Harley. Jangan cepet dewasa ya!"
Hari Ini memang ulang tahun Harley yang ke-15 dan malam ini mereka akan pergi dinner untuk merayakan ulang tahun Harley.
Harley memeluk Ken dengan senyum manis nya tetapi sedetik kemudian senyuman itu berubah menjadi amarah. "ABANG SEKARANG KADO AKU DIMANA!?"
Ken menoyor kepala Harley. "Jangan kesurupan siang-siang belom waktu nya dek."
Ken yang sudah tahu adik nya itu akan mengamuk memilih untuk berlari
"KEN TAI MONYETTTT."
Tiba-tiba datang lah perempuan dengan belanjaan banyak nya datang kearah dapur. Perempuan itu merupakan Melinda, mama dari ken, harley dan Zara. Melinda ini merupakan pribadi yang sangat sabar dan menyukai barang yang bisa terbilang vintage. Walaupun Melinda terbilang sabar, tetapi ia tidak pernah sabar jika hal itu menyangkut dengan kebersihan karena Melinda mengidap penyakit OCD.
Harley yang tadinya marah menjadi senang saat melihat sesuatu yang dibawa Melinda. "Itu pasti kue aku."
Melinda yang mendengar itu tersenyum. "Ngeliat ginian aja langsung tau."
"Soalnya aku udah ngiler pengen cepet-cepet makan," ucap Harley dengan muka melas.
"Sabar yaa, tunggu nanti malem abis kamu tiup lilin," ucap Melinda tersenyum.
SKIP
Suara mobil pun terdengar dari dalam yang Melinda yakini itu adalah Raymond. Raymond merupakan suami Melinda yang berarti ayah dari Ken, Zara, dan Harley. Raymond keluar dari mobil dan menuju ke ruang keluarga, dimana Melinda sedang duduk.
"Anak-anak udah pada di rumah?" tanya Raymond.
"Harley dan Ken lagi mandi, tinggal Zara yang belum pulang," ucap Melinda.
"Emang Zara lagi ngapain di sekolah? Kenapa belum pulang?" Tanya Raymond dengan sedikit emosi.
Melinda mendengus. "Ya sabar aja paling Zara lagi ngerjain tugas."
"Telfon Zara suruh pulang. Aku mau mandi dulu."
Raymond memang orang yang keras dan juga emosian tetapi dibalik itu semua dia merupakan pekerja keras dan gigih. Raymond dan Melinda memang bukan seperti suami istri lain nya yang romantis jika berdua. Mereka memang tidak pernah peduli soal perasaan mereka sendiri, terlalu banyak argumen yang ada membuat hati mereka mati rasa.
Zara pun sudah pulang dan ia yang selesai paling akhir. Raymond dan yang lain nya telah menunggu di ruang tengah dan sekarang mereka siap untuk dinner. Raymond dan yang lain nya menaiki mobil dan kali ini Raymond yang akan menyetir karena supir pribadi keluarga Raymond hari ini pulang kampung. Di perjalanan Raymond pun membuka suara.
"Zara."
Zara menghembuskan nafas nya seakan tahu apa yang akan dibicarakan. "Iyaa?"
"Kamu kenapa tadi telat?"
"Aku tadi ada tugas penting yang harus diselesaikan di sekolah."
Raymond mendecih. "Ya tapikan pentingan ulang tahun adik kamu daripada sekolah kamu."
Zara dan yang lain lebih memilih untuk diam seakan sudah terbiasa dengan hal seperti ini.
Sesampainya di restoran, Keluarga Raymond memesan makanan dan makan dengan tenang, hanya terdengar suara dentingan antara sendok dan piring. Dari makanan pembuka hingga hidangan yang lain sudah mereka makan dan tinggal hidangan penutup yang tersisa. Harley sangat tidak sabar untuk memesan hidangan penutup karena menurut nya hidangan penutup adalah pelengkap sebelum benar-benar kenyang. Saat hidangan itu keluar, mereka semua terkekeh saat melihat binar mata Harley yang terlihat jelas di mata mereka.
Raymond berucap tiba-tiba "Dek, nggak kerasa ya bentar lagi kamu udah pergi aja apalagi kakak,"
Aktivitas Harley terhenti seketika. "Hahaha iya."
"Sekarang kamu udah besar ya, perasaan kemarin masih kecil aja" ucap Raymond tersenyum bangga.
Mendengan ucapan Raymond, terasa kesedihan di hati Harley karena selama ini hubungan ia dan Raymond tidak pernah berjalan dengan baik. Mengingat bahwa waktu berjalan dengan cepat membuat Harley gelisah karena sebentar lagi ia akan meninggalkan Raymond walau memang terkadang ia menyebalkan tetapi Harleysangat menyayangi Raymond.
"Aku ke toilet dulu." Ucap Harley.
Harley pun berjalan ke toilet karena ia merasa tertekan dengan apa yang dikatakan oleh Raymond. Dia selalu membutuhkan tempat kesendirian untuk berfikir jernih dan menenangkan dirinya. Saat ia berjalan ke toilet tanpa ia sadari ada seorang lelaki yang memperhatikan dia dari jauh, lelaki itu terus menatap kemana arah Harley pergi. Ia memutuskan untuk menghampiri Harley.
"Kebetulan apa yang bisa buat gue ketemu lo disini."
Harley terkejut. "LOOO!!!."
Lelaki itu malah tersenyum dan memperhatikan Harley dengan intens. Ia lalu mendekat kearah Harley dan menyentuh bahu nya.
"Nggak usah kaget. Keluarga kita lagi dinner di tempat yang sama."
"tetapi anggap aja ini bukan sebuah kebetulan."
Lelaki itu pergi menjauh dan sebelum itu ia berbalik. "Selamat ulang tahun Harley Violetta. Senang melihat lo cantik seperti ini."
16 Mei 2019 : 8 bulan sebelum kepergianku dan hari dimana aku menginjak umur yang ke 15 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
20th of January
Novela JuvenilIni kisah tentang sisa waktu yang aku lewati semasa remaja di Jakarta. Aku dengan segala kecuekan ku tidak pernah sekalipun peduli dengan sisa hari yang aku punya. Sampai akhirnya aku menginjak umur 16 tahun, aku mulai terpikirkan tentang kepergian...