Chapter 8 : Olivia & Venus

7 1 0
                                    

"Kalian ngapain?" Tanya Harley polos.

Terlihat dua orang perempuan menoleh kearah Harley dengan posisi mereka yang terjatuh di lantai.

"Aduh, gapapa kok Harley. Kita cuman lagi bolos upacara aja," ucap Olivia.

Mata Harley beranjak ke sebelah Olivia, dilihat nya perempuan itu sedang tertawa terbahak-bahak di lantai.

"BEGO LIV KITA JATOH KAYAK BEBEK MAU DIPOTONG HAHAHAHAHAHAHAH." Ucap perempuan tersebut.

Olivia yang mendengar itu ikut tertawa dan Harley yang memandang itu terkekeh karena melihat tingkah mereka berdua yang menurutnya konyol.

Setelah sudah dirasa selesai Olivia pun bertanya pada adik kelas nya itu. "Harley, lo ngapain emang disini kok nggak upacara?"

"Ohhh, aku awal nya mimisan kan tapi kayak biasa aja nggak gimana-gimana. Terus aku mikir kan bisa nih dijadiin alesan buat bolos yaudah aku pura-pura pusing aja deh," ucap Harley tersenyum bangga. 

Mereka yang mendengar itu melongo dan langsung menghampiri Harley.

"LO JUGA NGGAK SUKA UPACARA?"

"GILA KEREN JUGA LO BERANI GITU."

Harley terkekeh. "Iya lah, ogah banget panas-panasan."

Mereka pun mengangguk-angguk setuju.

"Oh iya gue Venus Arabella panggil aja Venus," Ucap Venus tersenyum ramah.

"Haii kak, aku Harley Violetta panggil aja Harley." Ucap Harley.

"Nggak usah manggil pake kak, Ley. Ngomong biasa aja gapapa kok." Ucap Venus

Sejak perkenalan itu mereka jadi mengenal satu sama lain. Mereka menghabiskan waktu untuk mengobrol, bercerita dan bercanda di kelas selama yang lain upacara. Harley merasa sangat senang bisa berteman dengan mereka, ia jadi merasakan mempunyai banyak kakak kandung. Harley merasa nyaman berada dekat mereka karena mereka memiliki banyak persamaan dengan nya bahkan hal-hal yang ia tidak sukai bisa sama dengan mereka. 

Saat ini mereka sedang tertidur di lantai sangking nyenyak nya, mereka sampai tidak menyadari ada banyak orang yang sekarang memerhatikan mereka.

"Eh itukan Olivia sama Venus ngapain tidur sama Adik kelas."

"Itu yang namanya Harley Violetta kan?"

"Wah enak-enakan tidur disini. Lah kita tadi harus tugas diatas."

Sampai akhirnya datang lah pak Ari yang terlihat geram melihat mereka tidur di lantai.

"Deno, tolong bangun kan mereka sekarang juga," perintah pak Ari.

Deno mengangguk dan terkekeh melihat mereka. Deno mulai mengguncang-guncangkan badan mereka satu persatu. Mereka yang mulai terbangun itu berusaha mengumpulkan segala kesadaran nya hingga akhirnya suara seseorang menganggetkan mereka. 

"Harley Violetta, Olivia Clara, Venus Arabella. Kalian ini ngapain tidur disini?" Tanya pak Ari dengan geram sambil melipatkan tangan didada nya.

Mereka melongo dan segera berdiri dari tempat mereka. 

"Pak saya sama Venus tuh dari tadi nemenin Harley karna dia mimisan," ucap Olivia sambil menendang dikit kaki Venus untuk meminta pembelaan.

Venus yang mengerti pun angkat bicara. "Iya pak tuh liat baju Harley kan penuh darah."

Pak Ari melihat penampilan Harley yang memang terdapat corak darah pada baju nya. Harley pun tersenyum canggung. Sampai akhirnya ada seseorang yang tiba-tiba ikut mengangkat bicara. 

"Pak, Harley memang mimisan dan saya menugaskan mereka untuk menjaga Harley." ucap Vino tiba-tiba.

Teman-teman Vino yang melihat itu tersenyum jahil melihat perlakuan Vino untuk membela adik kelas nya itu, karena pada pasalnya ia tidak pernah mau ikut campur pada urusan orang lain.

Harley mengarahkan mata nya pada Vino. "Dia belain gue?" batin Harley

"Harley, apa benar yang dikatakan Vino?" tanya pak Ari.

Harley tersadar dari lamunan nya. "ehh iya pak benar."

"Oke, sekarang adalah waktu nya istirahat. Kalian boleh beristirahat selama 10 menit lalu nanti berkumpul di aula dan kalian jangan telat," Ucap pak Ari tegas yang dibalas anggukan dengan mereka.

Harley pun balik ke kelas untuk mencari Eva dan hal pertama yang dia lihat adalah sahabat nya itu bersama dengan orang yang ia benci. Ia langsung menarik tangan sahabatnya itu untuk keluar dari kelas. 

"Va ke kantin yuk," ucap Harley menarik tangan Eva.

"Ehhh yuk," 

Sebelum benar-benar pergi Harley sempat melirik sebentar seorang perempuan yang dikenal sebagai Gracia. Gracia merukapan musuh Harley sejak mereka SMP. Gracia memang dikenal sebagai pribadi yang kurang baik dan banyak orang yang tidak menyukai dirinya. Beberapa orang sudah tahu dengan alasan Gracia yang membenci Harley dan teman-teman nya karena dengan alasan iri, tetapi ia terkadang juga bersikap pura-pura baik padanya hanya untuk mendapatkan perhatian dari yang lain dan itu membuat Harley sangat muak.

19 Juli 2019 : Aku bertemu mereka yang akhirnya mereka yang menjadikan alasan aku untuk tidak ingin meninggalkan Indonesia. Aku juga sadar sejak itu siapa yang paling tulus denganku


20th of JanuaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang