part 6

232 17 0
                                    


"Hay Nis" sapaku pada Nisa yang tengah mengotak atik hapenya sambil senyum senyum sendiri. Dih ni anak otaknya geser kali ya?. Dengan penasaran ku intip layar hapenya yang sedang chatingan dengan seseorang wah,jangan bilang dia pacaran!. Masa nggak bilang sama aku? Kan aku sahabatnya!. Aku semakin mendekatkan kepalaku padanya.

Devan Deandri  :  Niss, pulang bareng gue ya ;)

Annisa Putri  :  iya deh ;)

Ohh... rupanya yang bikin sahabat ku senyam senyum itu si Devan. Aku ceritakan sedikit tentang Devan dia sahabatnya David. Mereka udah deket dari lahir udah kaya sodara gitu deh.

"Ekhm..."gumamku yang sukses membuat Nisa tersentak kaget dan dengan cepat memasukkan hape kedalam sakunya 'haha, gotcha'

"E-eh Via,lo dah dateng" katanya salah tingkah. Aku menahan tawa melihat sahabatku yang satu ini. Aku mengangguk dan tersenyum mengejek.

*****

"Lo deket sama Devan?" Tanyaku dengan tatapan mengejek. Sekarang aku sama Nisa lagi duduk di kantin.

"Kok lo nggak kasih tau gue?!" Lanjutku.

"Gue juga baru deket sama dia" jawabnya santai

"Ya kasihtau kek! Ini, diem diem aja" kataku kesal

"Iya,iya deh maaf" jawabnya sambil nyengir kuda dan meminum es tehnya. Aku hanya mengendus kesal.

"Vi, gimana ?" Tanyanya yang membuatku menyeringit bingung

"Gimana apanya?"

"Lo udah jatuh cinta belom sama David?" Tanyanya serius ck,sok serius banget sih.

"Gue juga gak tau,tapi kalau gue lagi sama dia jantung gue deg degan"

Satu jitakan mendarat di kepalaku

"Itu namanya lo udah cinta sama dia pea'" kata Nisa geram sendiri. Aku mengangkat bahu tak acuh sambil mengusap usap keningku.

"Elahh...yaudah deh, gue mau pesen makanan. Lo? Mau apa?" Tanyanya padaku.

"Ngga usah deh gue ga laper" aku emang nggak biasa makan pagi kalau aku makan itu pun pake dipaksa sama kak Daffa.

"Serius? Ntar kelaparan baru tau lo"

"Serius." setelah itu Nisa pergi memesan makanan. Aku hanya duduk dan meminum es teh ku. Mataku tertuju kepada David dan Devan berjalan menuju mejaku. Eh mereka mau kesini, aku harus ngapain nih,! Aduhh malah si Nisa lama banget lagi, ah! Mereka makin dekat. Dan yang benar saja mereka sekarang ada di mejaku David yang tiba tiba duduk di sebelah ku dan Devan duduk di depan David di sebelah Nisa. Aku mematung melihat mere berdua

"Oi! Ngapain lo liatin kita kaya gitu?" Tanya David dan aku langsung menatapnya. Ya tuhan pagi pagi gini David udah ganteng banget.

"G-ga papa" jawabku dengan senyum canggung. Tuh kan aku deg degan lagi apa yang terjadi sama sayaah?? Setelah itu Nisa berjalan menuju meja sambil membawa semangkok bakso aku melihat ekspresi kagetnya saat ia melihat ada Devan dan David di meja saat ku lihat lagi tiba tiba muka kagetnya digantikan oleh senyum cerah. 'Yaiyalah orang ada Devan'

"Hai,kok lama?" Kata Nisa yang membuatku bingung

"Iya maaf, tadi ada urusan bentar" jawab Devan sambil tersenyum manis kepada Nisa. Nih orang kayanya lagi pdkt deh.

"Kalian janjian?" Tanyaku pada mereka dan Nisa hanya mengangguk. Lagi lagi nggak bilang sama aku.

"Via,lo ga makan?" Aku menoleh kepada David yang sedang menatapku. Jangan sampai aku teriak histeris itu sangat memalukan

"Tau tuh si Via, tadi gue udah nawarin tapi katanya ga laper" jawab Nisa mewakiliku

Sepasang mata David menatap ku lagi "bener?" Aku mengangguk

"Lo harus makan" katanya seraya berdiri dengan cekatan aku memegang lengannya

"Eh ga usah, gue ga laper sumpah" kataku dan menampakkan jari tengah dan telunjuk

"Ngga mau tau, kali ini lo harus ikutin perintah gue. Lagian bego banget malah nyari penyakit" katanya seraya berjalan meninggal kan ku. Aku hanya diam tak bisa berkata apa apa lagi.

Belum sampai 15 menit David kembali sambil membawa dua mangkok bakso dan menyodorkannya

Pada ku

"Nih, makan" katanya dan mengambil sendok untukku dan untuknya "jangan sampai gue suap" lanjutnya

Mau tak mau akhirnya aku makan juga

"Eh Vid punya gue mana?" Tanya Devan kepada David

"Lha? Ada kaki kan,pesen sendiri" jawab David tampa dosa dan membuat aku dan Nisa tertawa

"Giliran cewek lo aja baru mau, kapan lo peka sama gue Vid?" Kata Devan sambil menyentuh dadanya seperti orang sedang patah hati dan itu membuat aku dan Nisa kembali tertawa. Najis banget aku liat si Devan.

"Najis banget lo!,kan dia babe gue. Ya kan sayang?" Kata David seraya melingkarkan tangannya kepinggangku. Seketika mukaku memanas aku yakin mukaku sudah memera sekarang

"Ciailah.. pjnya dong" kata Nisa

"Iyaa pjnya dong" lanjut Devan

"Apaan kalian berdua ? Seharusnya gue yang minta pj ke kalian" setelah perkataan David itu Devan salah tingkah dan Nisa memunduk aku melihat mukanya memerah tomat

Haha lucu deh.

Curious [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang