part 8

194 19 0
                                    

Enjoy guy's
__________________

"Via!" Teriak seseorang yang aku udah kenal banget sama suara berat itu.

"Apaan, sih?" Jawabku jutek

"Dengerin gue" jawabnya mencoba untuk tenang

"Dengerin apa?" Jawabku sok - sok polos

"Maaf. maaf banget gara - gara,

Semalem gue ga jadi nganter lo pulang." Katanya memohon

"Yaudahlah," jawabku dan membalik kan badan. Aduh, aku lagi males berdebat sama ni anak. Wajahnya terlalu ganteng buat dimarahin.

Sebelum aku berbalik badan tanganku ditarik oleh David yang membuat badanku kembali menghadapnya. Alamak! Ganteng bangett.hiks.

"Lepasin deh Vid! Sakit!" Aku memberontak dan akhirnya David melepaskan cekalannya.

"Nanti gue anter pulang" katanya dingin dengan tatapan yang sulit diartikan. Huft! Aku benci tatapan itu.

Aku hanya diam. Setelah itu aku kembali berbalik badan dan mulai berjalan. Tidak ada lagi yang menarik tangan ku tapi aku masih ngerasa David melihatku dari belakang. Kupercepat langkahku. Akhirnya aku sampe kelas dengan napas ngos - ngosan dan duduk di sebelah Nisa.

"Heh? Kenapa lo? Di kejar tuyul?" Tegur Nisa yang melihatku mengelap keringatku dengan tisu.

"Sialan. Gue ga papa kok" jawab ku dusta. Duh,Nisa gak gampang untuk di bohongi. Dia menatapku curiga sekaligus tajam. "Elah, ntaran deh gue cerita" jawabku kesal sendiri. Temen ku ini emang dikategorikan sebagai anak kepo.

Tadi aku habis izin ke toilet. Pas aku mau balik kekelas David memanggilku. Aku tau pasti dia mau minta maaf karna semalem dia ngilang gitu aja padahal dia udah janji bakal nganterin aku pulang. Aku udah tunggu dia ampe sekolah sepi eh,dianya udah pulang duluan. Sakit ga?

Pletak!

Aku meringis pelan melihat spidol nabok jidat seksiku. Woo siapa yang lempar? Minta kena hajar!

"Siapa, yang lempar ginian??!?!" Teriakku satu kelas sudah memandangku

"Saya, Alvia" jawab orang itu yang membuat kakiku seperti jelly. Mampus sayaa. Bu Mira.

"Silahkan kamu keluar Alvia, saya tidak mau mengajar orang yang kerjaannya melamun terus" lanjut bu Mira datar dan tajam yang membuatku langsung berdiri dan keluar dari kelas tak berani menentang. Kulihat anak - anak pada bisik bisik gajelas. Kebiasan.

Aku tengah duduk dikantin sambil meminum cola dan melihat lapangan yang kosong. Yaiyalah orang masih jam pelajaran. Akunya aja yang diusir.

"Hai" sapaan itu sukses membuatku kaget dan tambah kaget ketika aku melihat Ammy yang sedang tersenyum sinis didepanku. Ih, ni anak songong ngapain di mari. Kena usir guru juga? Haha.

"Ngapain lo disini?" Kataku ketus yang menapakkan muka datarku

"Woo,santai jutek amat" jawabnya sok ngambek. Aku memutar mata bosan

"Hmm..lo siapanya David?" Lanjutnya yang membuatku menoleh kearahnya

"Bukan siapa siapa" jawabku. Agak sakit sih. Tapi benerkan? aku bukan siapa siapanya David.

"Ouh, gue ga nyangka kalo David masih sayang sama gue" katanya sambil memasang senyum kemenangan. Preet! Senyum apaan tu? Buruk.sok cantik.

Eh tunggu masih sayang? Maksudnya apaan? Kok perasaanku nggak enak.

"Maksud lo, apaan?" Tanyaku kepo

Kulihat Ammy memajukan kepalanya ke telingaku "sebaiknya, lo jauhin David. Atau lo bakal ngerasain sakit. Bahkan lebih sakit" katanya mengancamku dan menekan kata 'sakit'. Elah! Mang aku takut? Situ siapanya David emang?

Curious [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang