Kini aku dan Ammy berjalan pelan saling berdampingan hendak kembali menuju kantin dimana disana ada David dan juga yang lain nya.
"Hm, gue boleh nanya sesuatu sama lo?" Tanya Ammy kepadaku dan tentu saja boleh, masa iya aku melarang orang yang mau bertanya.
"Tanya aja kali, nggak perlu tanya-tanya dulu kalau mau tanya" ucapku melirik sekilas kearah Ammy.
"Eh, iyadeh... Em gimana hubungan lo sama David?" Aku sempat menegang saat Ammy menanyakan hal itu dan cukup lama aku terdiam. Aku hanya bingung harus menjawab seperti apa.
"Jujur aja Vi sama gue. Gue nggak bakal meminta lo untuk menjauh dari David lagi. Dia sayang sama lo Vi. Gue bisa liat itu dari cara dia natap lo. Mulai saat ini gue bakal berhenti menjadi orang yang egois. Gue nggak bisa paksa David buat cinta sama gue, karena cinta nggak bisa dipaksain. Gue bahagia jika dia bahagia. Sekarang gue bakal melepas David buat lo"
Aku sungguh terkejut mendengar ucapan Ammy barusan. Aku benar tidak menyangka Ammy benar-benar bertekat untuk merubah dirinya.Tapi aku senang jika akhirnya ia sadar.
"Dia itu aneh" ya, hanya kalimat itu yang keluar dari mulutku. David memang aneh.
Kulirik Ammy sedikit bingung dengan jawabanku "aneh gimana nih?"
"Ya, aneh. Sulit buat gue ngertiin dia dan itu membuat gue jadi curious banget sama dia. Sifatnya itu berubah-ubah" jelasku Ammy menanggapinya nya dengan anggukan
"Nih ya, gue udah lamaa banget kenal David. Gue tau betul sifat dia itu gimana. Wajar kok kalau lo penasaran sama dia. Kesannya kayak dia lagi nyimpan sesuatu gitu dari lo. Ya nggak?" Aku mengangguk membenarkan perkataan Ammy. Memang Itulah yang ku rasakan saat bersama David.
"Nah gue kasih tau, sebenarnya dibalik sifatnya yang berubah-ubah itu nggak satu pun rahasia yang disimpan sama dia. Jadi lo nggak perlu merasa penasaran lagi"
"Tunggu, maksud lo David nggak punya rahasia?"
"Bukan. Gini lo Vi, semua orang pasti punya rahasia. Ada rahasia yang bisa diungkapkan, ada juga rahasia yang hanya diketahui orang itu sendiri. Lo juga pasti punya rahasia kan? Begitu juga David. Tapi sekarang, itu nggak ada sangkut pautnya dengan sifat David yang aneh itu"
"Kalau nggak ada sangkut pautnya kenapa dia suka banget tiba-tiba jadi dingin datar nggak jelas gitu. Terus tak lama kemudian dia bisa bersikap sweet banget" Aku tau sendiri jika Ammy udah lama kenal dengan David. Sudah menjadi 'mantan' lagi. Tetapi dengan cara dia menjelaskan seperti itu sama sekali membuatku tidak mengerti.
Tanpa menjawab Ammy malah tertawa. Apa ada yang lucu? "Kenapa lo malah ketawa?"
"Nggak, nggak papa kok. Udah ah, lo tau nggak sih gara-gara cerita, kita berdua jalannya udah kayak siput"
"Sebentar, gue masih nggak bisa ngerti sama apa yang lo bilang tadi"
"Udah, mendingan lo tanya sama orangnya langsung" ujar Ammy, kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju kantin. Benar kata Ammy, kami berdua jalan seperti siput. Bahkan kami belum jauh dari kursi yang tadi kami duduki.
***
"Kalian berdua dari mana aja sih? Dan kelihatan akrab banget" setelah sampai kantin, Nisa langsung bersuara.
"Menyelesaikan masalah and btw, kita teman" kataku sambil merangkul Ammy. Ammy sedikit canggung dan tegang. Mugkin karena ia tidak dekat dengan Nisa. Tapi, tunggu.. Kenapa hanya ada Nisa disini?
"Nis, kok lo sendirian? Devan, Risma, sama David pada kemana?" Tanyaku pada Nisa, tapi Nisa hanya mengangkat bahu acuh.
"Ngga tau deh, Tadi main pergi aja" saat aku ingin membalas perkataan Nisa...
"PERHATIAN!! PANGGILAN UNTUK ALVIA REIANA AGAR SEGERA PERGI KE RUANG KESENIAN SEKARANG JUGA!!"
Ya Tuhan, aku sangat kenal dengan suara di microphone ini. Suaranya RISMA!!
"NGGAK PAKE LAMA!!"
Ada Apa lagi ini?!
***
Ini sedikit banget, tapi yaudah lahh
KAMU SEDANG MEMBACA
Curious [COMPLETE]
Teen FictionDulu ku pikir untuk masuk kedalam kehidupan nya itu sangat lah mudah, namun aku salah. dia 'berbeda', sangat berbeda menurutku. entahlah aku tidak tau apa yang dimaksud dengan 'berbeda' dan itu membuatku penasaran. ingin sekali aku mengetahui hal it...