Part 19 Kekhawatiran Erika

357 22 3
                                    

Ini adalah karya kolaborasi yang berarti karya yang di buat bersama. Antara authour (@Siti_One_It/ Patimah_WIZONE) dan twins_identik

Jadi jangan hanya mengenali satu penulis, kenali juga penulis yang lainnya ok 😊😊😊

Happy Reading 😘😘😘

Erika membaringkan tubuhnya yang lelah di atas ranjang miliknya sambil menatap langit - langit kamarnya yang gelap. Entah mengapa ia malas untuk sekedar menyalakan lampu kamar dan justru membiarkan kamarnya gelap.

Hari ini sungguh ia merasa benar - benar lelah karena banyaknya pesanan di butik. Belum lagi pertemuannya dengan Rasty yang seakan menguras habis tenaganya yang tersisa.

Entah mengapa masalah sepertinya selalu datang silih berganti. Padahal ia berpikir dengan melepaskan dan mengikhlaskan Alan, ia bisa hidup dengan bahagia.

Tapi justru pilihannya itu sama sekali tak membuatnya bahagia. Bukan karena ia menyesal melepaskan Alan, tidak. Mau bagaimana pun perasaannya pada Alan sudah tidak adalagi.

Ia juga tidak menyesal membuka hatinya untuk Farrel. Jujur saja hatinya kini sudah penuh oleh nama suaminya. Ia juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia lebih bahagia bersama dengan Farrel dari pada Alan.

Terkesan jahat memang. Tapi hatinya memang tidak bisa berbohong.

Yang justru membuat ia tidak bahagia adalah permintaan Rasty yang tidak ada habisnya itulah yang membebaninya.

Dari dulu Kakaknya itu selalu saja menginginkan apapun yang dia miliki. Dari mulai perhatian sang Ayah, Alan dan sekarang Farrel suaminya.

Lalu apa ia harus mengalah kembali hanya karena permintaan sang kakak? Ia juga berhak untuk menolak bukan! Apa ia tidak berhak untuk bahagia.

Semakin di pikirkan Erika, semakin merasa pusing. Terdengar suara helangan nafas dari mulut Erika di kegelapan sore menjelang malam ini.

Erika akhirnya memilih untuk memejamkan kedua matanya. Mengistirahatkan tubuh dan juga pikirannya.

Tak butuh waktu yang lama, Erika sudah terbawa kealam mimpi.

🌾🌾🌾

Farrel menyengitkan keningnya saat mendapati suasana yang sepi di dalam rumahnya. Malam ini ia memang pulang sedikit larut dari jam pulang kerja biasanya.

Ia juga sudah mengabari Erika sore tadi, bahwa ia tidak bisa menjemput istrinya itu karena ia harus metting dengan salah satu kliennya di luar.

Farrel melangkahkan kakinya sambil menatap kearah sekeliling rumah berusaha mencari keberadaan sang istri. Tapi Erika tidak nampak dimana pun.

Apa Erika berada di kamar mereka. Pikir Farrel akhirnya berbalik menuju kamar mereka di lantai 2.

Ceklek...
Farrel membuka pintu kamarnya dan kembali menyengitkan keningnya saat mendapati suasana gelap di dalam kamarnya.

"Sayang..."
Panggil Farrel sambil menyalakan saklar lampu di dinding sebelah kanan pintu dan membuat suasana kamarnya menjadi terang.

Mata Farrel akhirnya menangkap sosok sang istri yang tengah berbaring di atas ranjang mereka.

Sebuah senyum tampak terbit dari bibir lelaki itu. Ia pun menghela nafas leganya saat mendapati Erika berada di kamar mereka. Ia pikir Erika pergi kemana.

Farrel menutup pintu di belakangnya dan melangkah kearah ranjang dengan pelan. Seolah tidak ingin kedatangannya itu mengganggu sang istri yang masih terlelap.

Asal Kau Bahagia (ERIKA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang