Bagian 4 : Testing you

3K 387 29
                                    

"hmm ini akan sulit, oy Ace ada masukkan?" Tanya Sabo yang masih menggunakan baju kerjanya ini. Sejak malam itu, Sabo sering ngajak Sanji ketemuan dan membicarakan hal-hal random dan tentu saja tentang cara bagaimana Sanji bisa lepas dari soulmatenya ini.

Seperti halnya hari ini, Sabo tiba-tiba memanggil Sanji untuk ketemuan setelah kelasnya selesai. Terlebih lagi, Sabo kali ini membawa Ace ikut tumben biasanya ia mengatai ini itu tentang Ace. Yang menyebalkan lah, yang careless lah hadehh huff.

"Hmm, kurang tau. Nga pernah denger tuh ada yang bisa lepas dari Soulmatenya..." Ujar Ace sembari menyantap makan siangnya.

"Hah*sigh* kamu yang mau ikut bergunalah sedikit, percuma aku membawamu-- ah sudahlah.. Ngomong-ngomong Sanji apa sesuatu terjadi sejak acara itu? Antara kalian berdua, bukankah kalian sahabat, tak mungkin kan dia tak mengontak mu sama sekali.." wow, seperti yang di harapkan oleh wakil kepala detektif kota Tokyo, jeli sekali dengan detail setiap situasi bahkan mengingat hal sekecil apapun itu.

"ah'... Kemaren dia ada mengajakku untuk minum-minum bersama yang lain.. tapi aku bilang tidak bisa karna ku pikir di hari itu aku ada rapat dengan dosen pembimbingku.." ujar Sanji.

"hmmm gini aja hum hum! Aku ada ide..!" Bilang Sabo dengan semangat setelah larut dalam pikirannya. Sanji pun bertanya-tanya apa itu dan Sabo pun membisik sesuatu. Dengan canggungnya Ace mengarahkan telinganya mendekati mereka, ingin juga tau apa yang mereka bisik.

"Jadi begitu..! Makanya aku ingin kau menerima ajakannya" Ujar Sabo dengan ekspresi seperti menikmati ide aneh ini.

"Ta-tapi Sabo bukankah itu agak-"

"Gak ada tapi-tapi..! Mari kita coba, ' Bagaimana cara move on dari mantan soulamate..!' itu nama rencana ini hehe"

"oy..! udah di kasi nama aja lagi" Ujar Sanji dalam hati, ia sedikit berfikir mungkin ini ide yang bisa di coba tapi jelas ini kekanak-kanakan sekali. Terlebih lagi...

Sanji merasakan tatapan dingin dari satu arah yang membuatnya langsung melirik ke Ace.

"Aku rasa dia tak setuju dengan hal ini... wajar sih siapa yang suka melihat seseorang menyentuh mate nya*sigh*" ujar Sanji dalam hati, rasanya ingin menangis saja itu yang Sanji pikir.

.
.
.

Dan hari itu tiba. Karna khusus untuk merayakan masa-masa terakhir Zoro sebagai bujang, mereka mengadakan acara minum-minum untuk para sahabat lelaki dan perempuan bersama Robin di lain hari. Luffy, Law, dan beberapa teman Zoro lainnya seperti Kid dan Coby juga ikut datang ke klub yang Zoro adakan. Ia sudah booking dari jauh-jauh hari untuk mendapatkan ruang vvip, kebetulan manager di sini adalah teman baik Zoro, Shakki si wanita bartender.

"Shakki, Sake sake..! bawakan yang terbaik..!" Ujar Zoro dengan senyumnya yang lebar setelah meminum sake langsung dari botolnya.

"Oy oy aniki jangan terburu-buru..!! Hahaha" bilang Johnny yang tertawa terbahak-bahak selagi melihat kelakuan Zoro yang tak seperti biasanya.

"malam masih panjang, jadi berpestalah dengan tenang.." ujar Law yang sedikit risih karna ada si Johnny ini.

"Oy Law! kalau kayak gitu sama aja bukan pesta kan?! pesta tu harusnya gini..!!" Luffy yang berteriak langsung toss minuman dengan Johnny Yosuke dan yang lainnya seperti setuju akan ucapan Luffy.

"oh..?! Ribut seperti biasanya..! ossu!" Tiba-tiba figur familiar berambut kuning masuk dengan berpakaian sangat rapi ini. Tapi ia tidak sendiri di belakangnya ada seseorang yang tak mereka kenal dan langsung Sanji perkenalkan. "Aku bawa--..hmm temanku  ughm! hari ini, ku harap tak masalah.." Bilang Sanji yang cukup canggung.

"Ah! jadi ini teman-teman Sanji..! Salam kenal, Aku Sabo" Ucapnya dengan singkat. Tanpa pikir panjang yang lain langsung menerimanya lalu menyuruhnya untuk duduk. Meja yang penuh dengan sake bir dan tumpukan piring bahkan makanan yang berjibun. Tersangkanya tak lain selain Luffy, mabuk maupun tak mabuk porsi makanannya tak akan pernah berubah.

"oy Sanji, kau gak bilang kalau ada sepupu Ace, Monkey D. Luffy disini..!" Ujar Sabo yang panik. "Kalau dia kenal aku gimana?!! rencananya bakal rusak" lanjutnya. Tapi Sanji mengatakan hal itu tak mungkin, karna Luffy hanya minum setengah gelas sake aja udah tumbang keesokan harinya ia akan lupa segalanya.

"Yah tapi kalau pas mabuk gini dia bakal ember gak soal aku adalah mate--"

"Hah?! matenya siapa? ..... OH!!! SA-SA-SANJI SAN DIA MATEMU?!" Ujar Coby yang panik teriak setelah mendengar kecil pembicaraan mereka barusan. Sabo dan Sanji langsung keringat dingin mendengarnya. Mereka bertatapan seperti mereka bertelepati.

"Oy! ini semua salahmu!" - Sabo
"Itu kalimatku sialan! Lakukan sesuatu!" - Sanji

"Ah! Aku ingat sekarang!" bilang seseorang dengan percaya dirinya. Tak lain dan tak bukan adalah Luffy.

"Kamu...!" Tunjuk Luffy ke arah Sabo.

"Sial sepertinya ketauan.." Ujar Sabo dan Sanji dalam hati.

"Aku melihat mu saat acara ulang tahun Robin tempo hari.. Kau kan yang menculik Sanji saat ia sedang merokok di luar..!! Ngaku aja! kau bahkan mengambil kesempatan menciumnya..!" Teriak Luffy, tapi dari ekspresinya dia tak terlihat mabuk membuat yang lain jadi percaya.

Dari POV Luffy...

Waktu itu aku yang datang terlambat ingin menyapa Sanji yang sedang merokok di luar. Tapi saat aku ingin memanggilnya, ada seseorang yang berusaha untuk mengodanya(engga begini), lalu tiba-tiba ia mencium Sanji( engga  begini, Sabo cuma liatkan gigitan di lehernya) lalu dengan rayuannya Sanji pun terpikat lalu dibawa oleh pria dengan senyum jahatnya. Bahkan Nami menelpon mu sepanjang malam tapi tak di angkat, esoknya kau malah mengatakan tak terjadi apapun denganmu.

Setelah mendengar itu yang lain merasa kasian dan melempar tatapan dingin ke arah Sabo "Sa-sanji san apa kamu baik-baik saja?"

"Sepertinya ada kesalahan disini.. Apakah salah menggoda mate sendiri..?" 

Satu ruangan menjadi sunyi well terdengar lantunan musik yang terdengar dari luar. Sanji takut, dia langsung berfikir apa mengatakan hal ini tak masalah. Ingin sekali ia menatap Zoro, ingin rasanya ia melihat ekspresi apa yang sedang Zoro tunjukkan saat ini. Dengan berani Sanji melirik kearah Zoro, matanya terbelalak langsung ia mengarahkan pandangannya ke meja bawah sembari Sabo memegang tangannya yang ada di pangkuannya. Zoro dengan tatapan dingin dan tajam itulah yang membuat Sanji rasanya tak bisa lepas darinya.

"Kalau begitu, untuk jaga-jaga boleh kita lihat gigitannya? di leher Sanji" Ujar Zoro, suara yang deep dan serak itu. Sanji langsung mengangkat kepalanya, melihat Zoro dengan wajah pucatnya. Tak hanya dia, Sabo pun ikut pucat.

Kenapa..? Kenapa harus minta hal itu..?!

___________________________________

YoUR SmELL // ZoSanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang