Pagi ini, aku sudah mulai bekerja di salah satu perusahaan yang lumayan dekat dari rumah. Tapi, aku seneng banget soalnya sesuai sama goals ku.
Oke, skip.
Pagi ini, hari ketiga aku kerja. Gak seperti dua hari kemarin, hari ini Hafii yang akan akan anter aku ke kantor. Kebetulan ini juga hari terakhir cuti sebelum dia berangkat ke tempat dinasnya.
"Mah, aku berangkat ya." Pamitku pada mamah yang sedang mencuci piring.
"Lho bukannya sama Brian?"
"Udah di depan. Paling lagi ngobrol sama papah. Aku berangkat ya." Ucapku lalu mencium pipi kiri dan kanan mamah. Akupun langsung keluar dari rumah.
"Maaf ya, Bri. Ini gadis lama banget dandannya." Ucap papah saat aku datang.
"Abis bantuin mamah ya. Enak aja." Elak ku, lalu menyalami papah.
"Titip ya, Bri."
"Siap, om." Jawab Hafii lalu menyalami papah dan kami pun berangkat.
"Besok aku berangkat." Ucap Hafii saat kami diperjalanan.
"Yahh, aku kerja, Fi. Gimana dong?"
"Gapapa, by." Hafii mengusap pelan kepalaku.
"Kalo liburan aku boleh kesana kan, Fi?" Tanyaku menoleh ke arah Hafii yang tengah fokus dibalik kemudi.
"Anytime."
Cup
Hafii mengecup keningku singkat. Ah, sudah sampai ternyata.
"Semangat, sayang. Nanti pulangnya aku jemput."
"Oke. Take care." Lalu aku melangkah masuk ke dalam gedung.
Sebagai pegawai baru, menolak permintaan senior seperti menjadi salah satu hal perlu dihindari. Seperti contohnya sekarang. Aku sedang menyusun laporan yang harus selesai di jam makan siang, tapi diminta untuk mengantar berkas dan sekalian catat revisinya.
"Semangat yaa." Ucap Riana.
"Pak CFO kita ganteng kok. Santai aja." Sahut Melin.
"Ganteng doang, kalo revisi berkas galak banget." Celetuk mas Rendi, senior kami.
"Seriusan, mas?" Tanyaku memastikan.
"Cobain aja." Jawab mas Rendi sembari menaikkan sebelah alisnya.
"Udah sana. Gausah dengerin si Rendi." Ujar Riana dan aku pun melangkahkan kaki menuju lift.
"Semoga selamat, De." Ucap mas Rendi lalu lift tertutup. Ahh, mas Rendi.
Ting
Pintu lift terbuka dan aku berhadapan seorang laki-laki yang ku taksir usianya sekitar 25an.
"Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu?" Ucapnya ramah diiringi senyuman.
"Selamat pagi, mas. Saya mau antar berkas dari divisi keuangan." Jawabku.
"Oh, silahkan masuk. Sudah ditunggu di dalam." Ujarnya lalu membuka sebuah pintu yang berada dekat dengan kami.
"Pak boss, ini yang ditunggu." Ucap mas itu mengode agar aku masuk. Sepertinya ia akrab dengan CFO.
"Silahkan duduk." Ucap lelaki yang duduk di ujung tengah ruangan dengan posisi masih menghadap ke jendela besar yang menampilakan gedung pencakar langit dan hiruk pikuk kota.
"Adrian, lo bikin laporan,"
"Pak Al." Waw! Sungguh kebetulan yang tidak begitu aku syukuri. Aku harus kembali bertemu dan berurusan bahkan dibawah atap yang sama dengan pak Alfan. Dosen pembimbing skripsi.
