Setelah 3 bulan tanpa kabar dari Hafii, akhirnya aku bisa bertemu dengannya juga. Besok adalah pertemuan pertama kami setelah 3 bulan dan hari yang spesial bagi Hafii. Akhirnya, ia melaksanakan wisjur dan resmi menjadi seorang taruna Akademi Kepolisian.
Hari ini aku sudah berada di Magelang. Tepatnya di salah satu hotel yang tidak jauh dari lokasi wisjur Hafii besok.
Tokk tokk tokk
"Iya." Sahutku lalu membuka pintu kamar.
"Oh, tante Ria. Masuk, tan." Ternyata tante Ria yang datang dan aku segera mempersilahkannya masuk.
"Ini, Del. Tadi tante pesen buket, kirain nyampenya besok. Ternyata udah dianter sekarang." Jelas tante Ria yang sudah duduk di ranjang membawa sebuah buket bunga yang sangat cantik.
"Bagus tante bunganya." Sahut ku.
"Iya. Tapi, bisa gak bunganya tante titip di kamu aja? Soalnya om alergi."
"Oh, bisa kok tante. Di simpen disini aja bunganya." Ucapku tersenyum pada tante Ria.
"Okedeh kalo gitu. Ini bunganya. Tante balik ke kamar ya." Tante Ria menyerahkan buket bunga itu padaku.
"Iya tante, sama sama." Ujar ku lalu membukakan pintu untuk tante Ria.
"Maaf ya, Dela. Jadi ganggu waktu istirahatnya."
"Engga kok, tante."
"Yaudah kalo gitu, tante pamit ya. Besok jam 8 kita berangkat." Ucap tante Ria lalu keluar dari kamarku.
"Selamat malam, tante."
"Malam, Dela." Lalu aku segera menutup pintu kamarku dan meletakkan buket bunga untum Hafii besok di meja yang tersedia.
Aku lalu memulai rutinitas malamku sebelum tidur dan setelahnya memulai tidurku.
Esoknya, dengan bantuan alarm, pukul 5 aku bangun. Setelah mandi dan solat, aku menyiapkan pakaian yang akan aku gunakan untuk menghadiri wisjur Hafii.
Dress berwarna biru dengan heels hitam akan aku kenakan hari ini. Dress yang aku kenakan adalah dress pilihan Hafii saat aku membelinya untuk menghadiri acara pernikahan keluarga ku. Dan heels hitamnya, adalah pemberian Hafii saat ulang tahunku tahun lalu.
Pukul 7.50 pintu kamarku diketuk dari luar. Saat aku membuka pintunya, ternyata tante Ria dan om Hadi yang ada di depan.
"Sudah siap? Kita berangkat sekarang, Del." Ucap om Hadi.
"Udah kok, om." Aku kemudian meraih buket bunga yang semalam tante Ria titipkan dan segera keluar dari kamar.
"Duh, pangling deh tante liat kamu hari ini. Cantik banget." Ujar tante Ria heboh.
"Tante juga cantik kok." Ucap ku jujur. Di umur tante Ria yang sudah setengah abad ini, tante Ria masih nampak muda dan cantik. Apalagi hari ini ia tampil all out dengan kebaya berwarna coklat muda.
"Tante cantik ya, Del?" Tanya om Hadi dengan nada menggoda.
"Papah, apa sih!" Ucap tante Ria malu-malu.
"Banget dong, om. Aku kalah deh pokoknya." Jawabku mengacungkan dua ibu jariku.
"Kalo om udah ganteng belum, Del? Kalau belum gaenak nanti kalo sandingan sama tante."
"Udah pas, om. Cocok." Ujarku tersenyum pada om Hadi dan tante Ria. Om Hadi juga sama seperti tante Ria. Terlihat tampan dan berwibawa di usianya yang sudah lebih dari setengah abad.
Setelah 15 menit perjalanan menggunakan mobil, akhirnya kami tiba di lokasi wisjur Hafii. Tepatnya, di Akademi Militer, Magelang. Kami segera menuju lapangan dan menunggu di tribun.
Pukul 9 acara di mulai. Hingga tibalah acara inti dan rangkaian lainnya. Dan akhirnya, sesi yang kami tunggu tunggu pun tiba. Di akhir, kami dapat bertemu dengan Hafii.
Tapi, tidak semudah itu. Kami harus mencari Hafii diantara ratusan taruna lainnya. Untungnya, aku sudah menyadari letak posisi Hafii saat pasukannya memasuki lapangan. Dan aku segera menunjukkan jalan pada om Hadi dan tante Ria menuju posisi Hafii.
"Itu, Hafii." Ucapku menunjuk seorang pria menggunakan pdu silang berwarna merah bername tag ABRIANTO HAFII.
Hafii langsung memeluk kedua orangtua nya erat dan mengucapkan terima kasih dan aku berperan sebagai pendokumentasi.
"Sini kameranya, Del. Tuh bunganya kasih ke Brian." Ucap om Hadi lalu aku memberikan kameranya dan menghampiri Hafii.
"Terima kasih, kekasih." Bisiknya sembari memeluk ku erat.
"Selamat, kekasih." Bisik ku membalas pelukannya.
Halloo!! Selamat membaca kembali!!
Ditunggu kritik dan sarannya❤️