17 ver.2

214 18 1
                                    

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, mas."

Sudah seminggu ini setiap pulang kerja gue disuguhkan pemandangan seorang wanita yang menyambut didepan pintu. Istriku.

"Adek udah siapin teh hangat di meja makan. Minum dulu ya. Nanti baru kamu bersih-bersih." Jelasnya sembari menggandeng tangan gue menuju meja makan.

"Makasih, sayang." Ucap gue lalu mengecup singkat pipinya.

"Gimana hari ini?"

"So far so good. Rasanya lebih enak pas udah dirumah kayak gini." Jawab gue dibalas senyuman.

"Hm, oke. Mas bersih-bersih sekarang, adek siapin makan malam kita ya." Titahnya menarik tangan gue agar gue berdiri.

"Ayo, kenapa diem aja?"

Cup

"Thank you, dek." Ucap gue lalu pergi setelah mengecup keningnya sebelumnya. Setelah selesai bersih-bersih gue lalu turun dan ya, seorang wanita tengah memasak didapur gue. Iya, wanita. Sejak satu hari setelah pernikahan kami, dia bukan lagi seorang gadis.

"Makasih, sayang." Ujar gue saat semangkuk soto tersaji di hadapan gue.

" Ujar gue saat semangkuk soto tersaji di hadapan gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Wah, kamu tau aja aku lagi pengen banget makan ini." Ucap gue sembari memakan soto terenak buatannya ini.

"Tadinya adek mau masak yang lain, tapi tiba-tiba aja malah bikinnya bumbu soto ini." Jawabnya.

"See, telepati kita kuat banget, dek."

"Iya iya. Dimakan ya, mas."

Setelah makan malam kami selesai, gue langsung memindah mangkuk dan piring kami segera gue pindahkan ke tempat cuci piring.

"Adek aja, mas." Tangan kecilnya ini mencoba menggeser tubuh gue dari depan tempat cuci piring. Tanpa babibu, gue hanya mengangkat badannya dan mendudukannya dimeja sebelah tempat cuci piring.

"It's okay, sayang. Kamu udah banyak banget kerja hari ini dibanding aku yang duduk hampir 10 jam dikantor. Jadi, biar aku yang beres-beres ini, oke." Jelas gue sembari mengelus pelan kedua lengannya.

"Simpan energi kamu buat nanti di kamar aja." Bisik gue lalu segera mencuci piring bekas kami makan.

"Mas!" Pekiknya memukul lengan kiri gue sementara gue hanya menertawakan tingkahnya yang masih malu malu itu.

Cup

"I love you, mas. Adek tunggu di atas." Bisiknya setelah meninggalkan ciuman di pipi kiri gue dan beranjak ke kamar.

Ya, I love you too, dek.

Hallo!! Selamat membaca kembali!🌻

Not YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang