17 ver.1

201 16 0
                                    

"Pagi, sayang."

"Pagi."

Cup

"Ih jorok. Belum sikat gigi juga."

"Gapapa. Sisaan kamu juga semalem."

"Abang!"

"Iya, sayang. I love you."

Sudah seminggu ini rutinitas pagiku di mulai dengan kegiatan seperti tadi. Membangunkan si bapak dan ya, seperti biasa dia selalu mencuri ciuman di pagi hari tanpa membersihkan diri terlebih dulu.

"Sena, sayang. Tolong ya siapin pdu nya abang."

"Mau ada acara?" Tanyaku sembari mengambil setelan pdu nya yang ada di lemari terpisah.

"Iya nih. Maaf lupa kasih tau kamu semalem." Ucapnya lalu memelukku dari belakang.

"Halah, emang dasar pelupa." Cibirku.

"Abis semalem enak banget, sayang. Jadi lupa gitu." Jawabnya menyusupkan wajahnya di tengkuk ku.

"Heh!" Omelku lalu menariknya agar menjauh.

"Udah sana. Nih pake." Aku menyerahkan setelah jas itu sementara si bapak cuma nyengir nyengir gak jelas.

"Tolong dong ibu bhayangkari yang baik hati." Ucapnya menyodorkan brevet brevet serta name tag nya padaku.

"Kenapa gak dipasang dulu baru dipake, hm?" Tanyaku sembari memasangkan satu persatu atributnya.

"Beda dong rasanya." Kini tangan si bapak sudah melingkar indah di pinggangku.

"Kan abang gak makan. Emang rasa apa?"

Cup

"Ada rasa cinta di setiap pasangannya." Jawab si bapak setelah mengecup singkat keningku lalu tersenyum khasnya. Melting ga? Melting ga? Sayangnya iya. Aku melting lho pak.

"Udah cepet siap-siap. Abis itu sarapan." Titahku lalu meninggalkannya untuk menyiapkan sarapan pagi ini.

Tak lama kami pun memulai sarapan pagi ini. Seperti biasa diiring cerita kami dan gombalan receh si bapak. Gaada bosennya bapak ini.

 Gaada bosennya bapak ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oke. Abang berangkat ya, sayang. Jangan lupa apa?"

"Nanti jam 10 ada acara bhayangkari." Jawabku masih dalam dekapannya.

"Kok itu sih?" Protesnya sembari menangkup wajahku dengan kedua telapak tangannya. Sementara aku hanya menyerengit bingung.

"Jangan lupa tetep sayang sama abang hehe. I love you."

Cup

Ujarnya dengan slengean lalu mengecup singkat bibirku dan masuk ke dalam mobilnya.

Tin tin

Tidak sampai satu menit mobil yang dikemudikannya menghilang dari pandanganku. Seminggu jadi istrinya aku mulai paham tabiatnya yang slengean tapi penuh cinta itu.

Dan, ya. I love you too, sayang.

Hallo!! Selamat membaca kembali!🌻

Not YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang