Gak kerasa, sudah hampir 4 tahun gue disini. Iya, di Akpol gitu. Perasaan baru kemarin panas-panasan latihan. (Makanya jangan pake perasaan)
Berarti tinggal beberapa bulan lagi dan AKHIRNYA, semua akan dimulai. Iyadong, dimulai bukan berakhir.
Selama 4 tahun disini, banyak hal baru yang gue alami dan gue dapet. Followers baru contohnya wkwk. Tapi, yaudahlah. Udah punya Dela, masa cari yang lain. Ohh, tidak mungkin.
"Bri!" Panggil Galang, sasuh gue.
"Kenapa?"
"Besok pesiar mau kemana?"
"Gatau, bingung."
"Ke tempat abang gue yuk." Sahut Radit.
"Polres?" Tanya Galang yang tengah sibuk membersihkan sepatunya.
"Hm, nanti minta tolong anterin ke tempat makan enak sama abang gue." Jawab Radit.
"Ayo." Sahut gue.
"Eh? Tumben."
"Bosen, Dit." Ucap gue.
Udah mulai gak begitu home sick sih, tapi udah mulai mau pulang huhu. Mulai sibuk juga sama persiapan skripsi. Wajib coba yaa!
Esok harinya, selesai apel dan lain-lain, sesuai rencana gue, Galang dan Radit mengikuti instruksi Radit menemui abangnya.
"Dit, mending telpon abang lu deh." Ujar Galang saat jarak kami tinggal beberapa meter dari gerbang utama polres.
"Masuk aja sih." Sahut gue.
"Yailah."
"Masuk aja, kata abang gue nih." Radit menyodorkan isi chat nya dengan abang nya.
"Yaudah deh." Pasrah Galang lalu kami pun memasuki area polres. Ya, setelah ramah tamah kami pun menuju ruang reskrim, ruangan abang nya Radit.
"Dit." Panggil abangnya Radit saat kami masuk.
"Apa kabar bang?" Setelah hormat Radit lalu menyalami dan memeluk abangnya.
"Baik. Lancar kan?"
"Aman."
"Oiya, kenalin ini temen Radit." Ucap Radit memperkenalkan kami.
"Raden, abangnya Radit. Panggil aja bang Raden. Saya di akpol juga sebelumnya."
"Siap. Galang, bang." Ucap Galang lalu menjabat tangan bang Raden.
"Siap. Brian, bang." Ucap gue lalu menjabat tangan bang Raden.
"Duduk duduk, santai aja." Bang Raden mempersilahkan kami.
"Tumben mampir?" Tanya bang Raden yang sudah pasti ditujukan pada Radit.
"Ajak makan di langganan abang dong." Jawab Radit.
"15 menit lagi ya." Ucap bang Raden menunjuk jam yang terpasang di dinding ruangannya.
Sembari menunggu jam makan siang dimulai, kami banyak mendengarkan cerita dan wejangan dari bang Raden. Sebagai alumnus akpol juga, bang Raden banyak menceritakan pengalaman dan perjalanan karirnya.
Tak lama, kami pun diajak bang Raden menuju lokasi makan langganannya. Soto ayam ternyata, masuk ke list makanan favorit gue.
"Gimana? Enak kan?" Tanya bang Raden di sela makan kami.
"Siap, enak." Jawab gue dan Galang serentak sementara Radit asik dengan semangkuk sotonya.
"Gue nanya heh!" Sentak bang Raden menyenggol bahu Radit.