Kini hanya ada aku dan seisi kamar berdominan warna cokelat muda maupun tua. Itulah warna kesukaan ku, barang apapun yang berwarna cokelat aku pasti suka. Sudah 2 jam aku berada dikamar ini sejak pulang sekolah tadi, terasa nyaman bagiku berlama-lama dikamar ini. Entah karena mood malas ku muncul atau memang kondisi kamar yang di rancang khusus dengan perpaduan warna cokelat ini.
" Za? Boleh kakak masuk? " Seru kak ray dari balik pintu kamar ku.
" Ada apa kak? Kalau tidak penting mending nanti aja " Teriak ku yang mengisi penuh suara di kamar ini.
" Penting za, serius deh. Makanya buka dulu pintunya, buruan za! " Seru kak ray yang memaksa ku untuk membukakan pintu untuk nya. Aish! Dengan keterpaksaan tubuh ini berjalan mendekati pintu kamar ku dan membukanya, dan terlihat lah wajah ratu penyihir dengan cengiran pembawa bencana.
" Ada apa? Kenapa? " Tanya ku tanpa melihat kearah nya.
" Suruh masuk kek, masa tamu disuruh nunggu diluar sih dek. Permisi, aku masuk " Serunya yang berjalan kedalam kamar ku tanpa izin terlebih dahulu dan bagiku itu hal yang sudah biasa kak ray lakukan.
" Baiklah, bisa kita mulai pembicaraan hal penting apa? " Tanya ku kembali sembari menaikkan sebelah alisku.
" Tidak ada hal yang penting za, kakak cuman mau lihat keadaan kamu aja. Soalnya dari sepulang sekolah tadi sampai sekarang kamu tetap berada dikamar. Takutnya kamu pingsan atau mencoba bunuh diri, kan bahaya! Makanya kakak langsung sigap menuju kamar kamu " Jelas nya dengan alasan yang tidak bisa ku saring secara logis. Alasan konyol macam apa yang dipakai kak ray saat ini, sungguh tidak dapat dikatakan sebagai alasan pada pernyataan untuk kalimat itu.
" Oh iya, kamu masuk kelas jurusan ipa 1 ya? Tanya kak ray yang kini duduk diujung ranjang tidur ku.
" Iya kak. Tunggu, kak ray tahu dari mana? " Tanya ku kembali padanya, bagaimana kak ray bisa tahu? Secara walaupun kami satu mobil selama pulang sekolah tadi, tapi kami tak banyak berbicara, karena kak ray asyik dengan handphone nya dan aku seperti biasa mengobrol dengan pak bimo.
" Salah satu teman kakak ada yang kenal sama temen kamu pas dikantin tadi, terus dia bilang kalau teman kamu itu siswi dari jurusan ipa 1. Makanya kakak penasaran anak bahasa seperti kamu apa benar masuk jurusan ipa dan itu ipa 1 lagi " Jelas kak ray membulatkan matanya menatap kearah ku.
" Aku juga awalnya sama sekali enggak percaya kak, tapi ya begitulah kenyataannya. Aku takut jika aku..." belum sempat ku teruskan ucapan ku, sudah dipotong oleh kak ray.
" Kamu bisa dek, pasti bisa. Kakak yakin itu! Semangaatt, kakak akan bantu kamu, jadi jangan sungkan untuk meminta bantuan ke kakak ya " Seru nya memberikan ku semangat 45, aku hanya membalas nya dengan anggukan pasrah. Tidak tahu bagaimana kedepannya, aku takut merasa tertinggal jauh dengan teman-teman kelas ku yang lainnya. Namun, mendengar ucapan kak ray membuat ku merasa sedikit bersemangat ditambah lagi dia siap menbantu ku kapan saja.
" Ternyata kalian disini, kebetulan mom ingin membuat kue. Bagaimana kalau kalian membantu mom membuatnya? Mau kan? " Seru mom sembari memasang raut wajah memohon.
" Siap mommy, ray bantu mom. Ikutkan za? " Lirik kak ray menunggu jawaban dari ku.
" Maaf mom, aku sepertinya akan membuat tugas dulu hari ini. Ada tugas yang harus dikumpulkan besok mom, jadi mom ditemani sama kak ray aja ya bikin kue nya " Jawab ku menatap ke arah mommy dengan senyuman kikuk ku.
" Baiklah tidak apa-apa, kerjakan tugas mu dengan baik dan benar ya. Ayo kak kita buat kue nya " Ucap mom bergegas keluar dari kamar ku diikuti dengan kak ray dibelakang nya.
" Rajin-rajin ya adik kecil ku " goda kak ray sembari menutup pintu kamar ku. Aku hanya bisa menghela nafas menatapmya yang mengatakan ku adik kecilnya, padahal usia ku sekarang sudah dapat dikatakan remaja bukan lagi anak kecil. Tugas i'm coming!!!!
Jangan lupa vote dan komen nya yaa..:-)
'
'
'
'
'
#Stay safe at home
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET (THIN)
RandomEpilog : Permulaan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, seperti mimpi namun nyata adanya. Sebuah rahasia yang kuterima, apakah ini jawaban atau bahkan kutukan untuk aku dan dirinya? Kenapa rahasia ini ada? Kenapa harus kami yang menjad...