Sejak kami ditugaskan untuk kerja kelompok bersama, kami pun menjadi semakin akrab. Bahkan sampai ke kantin bareng, lalu ketika ada waktu kosong kami melakukan sesi sharing-sharing satu sama lain. Dari mulai pelajaran sampai tentang hal yang bersifat pribadi yaitu "mantan".
Kesimpulan yang dapat ku ambil yaitu mantan davin lah yang paling banyak diantara kami dan aku lah manusia yang terlahir tanpa mempunyai mantan. Bagiku hati-hati yang kujalani selama ini sudah sangat menyenangkan, ditambah lagi hadirnya keluarga dihidupku sudah membuat semuanya menjadi lengkap." Maaf mengganggu, penarikan uang kas hari ini " Ucap seorang pria dengan ciri khas nya yaitu tatapan dingin, siapa lagi kalau bukan Frey dengan ditemani salah satu siswi, sepertinya dia bendahara dikelas ini.
" Ya ampun bro, rajin amat nagih-nagih kayak rentenir " Celetuk davin, yang menurut ku sudah kelewatan.
" Saya datang kesini baik-baik. Bisakah kamu juga menjawabnya seperti manusia beradab pada umumnya? " Tanya frey masih dengan wajah datar dan tatapan dingin nya.
" Jadi maksud mu aku tidak beradab? " Seru davin beranjak bangkit dari kursinya.
" Vin cukup! Kamu udah kelewatan!. Frey maaf ya, berapa emang bayaran kas nya? " Tanya ku menyudahi perang sengit ini, lebih tepat nya, menyudahi davin agar dia tidak melakukan hal-hal bodoh lagi.
" 5.000 " Jawab nya tanpa menatap kearah ku.
" Ini uang nya, sekalian aku bayar untuk davin juga ya " Ucap ku menatap kearah davin yang masih memasang raut wajah cemberut nya.
" Baiklah, nama kamu siapa? " Tanya nya ketika ingin menuliskan nama anak-anak yang sudah membayar uang kas.
" Nama ku quinza neiy thin, perasaan kemarin aku sudah memperkenalkan diri " Jawab ku menatap ke arahnya.
" Maaf, kemarin aku tidak mendengarnya dengan baik. Maaf ya " Ujarnya menatap balik tatapan ku, saat itu juga detik itu juga aku merasa ada yang tidak benar dengan situasi ini. Dengan cepat tatapan ku langsung ku alihkan menatap kearah bukunya sembari mengangguk untuk membalas ucapannya.
Setelah dia menuliskan nama ku dan davin, jihan serta haikal pun ikut membayar uang kas harian kelas ini. Kini frey berjalan menuju murid lain yang belum membayar uang kasnya. Sementara aku kembali menatap davin yang sedari tadi diam tanpa suara satu kata pun. Aku merasa tidak enak dengannya, namun tindakannya kepada frey memang sudah kelewatan." Vin? " Ucap jihan menatap kearah davin, namun tidak ada balasan apapun yang dilontarkan oleh davin.
" Vin, ayolah kita udah dewasa sekarang bukan lagi anak kecil. Masa ngambek kayak gini sih " Seru haikal memukul pelan pundak davin.
" Maaf ya vin, maafin aku. Kamu boleh marah sama aku, tapi jangan marah sama jihan ataupun haikal ya " Aku memang tidak ahli dalam membujuk dan meminta maaf kepada orang lain, namun semoga saja davin mau memaafkan ku. Apalagi aku dan davin baru saja menjadi akrab akhir-akhir ini.
" Kalian kenaaaa praannkkk!!! " Teriaknya sembari tertawa terbahak-bahak. Tanpa basa basi haikal langsung menoyor kepala davin.
" Aduuhh sakit kal!! " Seru nya sambil memegang kepala nya itu." Vin, serius kamu ngeprank kita? " Tanya jihan dengan raut wajah kesal.
" Ya maaf deh gaes, tapi aslian dah ini sakit haikal! " Seru davin yang membalas menoyor kepala haikal. Sama seperti davin, haikal meringis kesakitan. Haduh! Memang seperti taman kanak-kanak.
" Pinter banget ya vin aktingnya! " Seru ku yang tidak mau kalah dengan prank terbodoh yang telah dibuat oleh seorang davin yang konyol. Davin hanya tersenyum kikuk dengan kepala menunduk kebawah tanpa berkomentar apapun.
Jangan lupa vote dan komen nya yaa..
:-)
'
'
'
'
'
#Stay safe at home
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET (THIN)
RandomEpilog : Permulaan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, seperti mimpi namun nyata adanya. Sebuah rahasia yang kuterima, apakah ini jawaban atau bahkan kutukan untuk aku dan dirinya? Kenapa rahasia ini ada? Kenapa harus kami yang menjad...