~Part 17~ : *Permintaan Maaf*

6 4 0
                                    

*Bruuukkkk*
Terdengar jelas suara tubuh ku yang ku hempaskan sepenuh tenaga diatas ranjang tidur ini. Semakin ku pejamkan mata ini, semakin jelas ku mengingat kejadian tadi yang kualami. Astaga! Cukup aku tak menginginkannya muncul.kembali di pikiran ku! Perasaan marah, kesal dan ada sedikit rasa aneh yang mulai menguasai ku. Entah apa itu, yang jelas setiap rasa ini muncul selalu ada wajah frey dalam pikiran ku. Terkutuk lah diriku saat ini!! Selama di sekolah tadi aku sama sekali tidak berbicara banyak kepada jihan dan anak-anak yang lainnya, hanya sepatah dua patah kata yang ku ucapkan. Walaupun jihan bersikeras untuk meminta maaf kepada ku. Namun, yang ku butuhkan ialah waktu untuk diriku sendiri saat ini. Cukup seperti ini saja untuk saat ini! Kumohon jangan ada yang menggangguku.

*(nada dering telepon)*

Ku raih benda dari sumber suara tersebut, rasa malas tentu saja itu ada. Kini mataku terpaksa ku buka untuk menatap siapa yang menelepon saat ini. Terlihat tulisan di layar handphone ku samar-samar, tak perlu pikir panjang langsung ku jawab panggilan teleponnya.

" Hallo, za? " Tanya nya dari seberang sana.

" Iya ada apa? " Jawab ku dengan nada yang terdengar malas, sembari memejamkan mata ku kembali.

" Za, aku udah ada dirumah kamu nih " Ucap nya yang membuat mata ku terbuka lebar. Entah mengapa rasa kantuk ku menjadi hilang seketika saat itu juga.

" Apa? " Seru ku melihat nama yang tertera di panggilan telepon tersebut.

" Haikal? " Gumam ku membaca tulisan nya.

" Ayo turun za, aku lagi sama kak ray nih " Ujar nya kembali, mendengar perkataannya aku pun langsung mematikan telepon itu dan bergegas menuju ruang tamu. Namun, mata ku kembali membelalak ketika ku menyadari bahwa aku ketiduran selama dua jam. Padahal, aku merasa bahwa mata ku baru saja tertutup beberapa menit saja. Ya sudahlah, aku tak ingin berdebat dengan waktu. Kembali ku berjalan keluar untuk menemui haikal. Terdengar suara nenek dan kak ray disertai dengan suara tawa dari teman-teman ku. Tunggu, teman-teman ku?, yups! Ternyata bukan hanya davin saja yang datang disana ada jihan dan juga davin.

" Nah itu yang ditunggu-tunggu udah datang " Seru kak ray menatap ku yang berjalan menghampiri mereka.

" Hai za " Ujar mereka bertiga serempak.

" Kalian ngapain disini? Tau alamat rumah aku dari mana? " Tanya ku tanpa basa basi terlebih dahulu. Sejujurnya aku tidak suka dengan poin basa basi, lebih baik langsung kepada intinya.

" Kok malah nanya gitu? Temen nya datang kan harus nya disambut dong " Ucap nenek sembari mengambil secangkir teh hangat.

" Iya maaf nek, lagian mereka dateng nya tiba-tiba sih " Gerutu ku bergegas untuk duduk di samping nenek.

" Iya za, sengaja tadi kita enggak ngasih tau kamu dulu, maaf yaa. Nih si Jihan yang ngasih tau kita alamat rumah kamu, terus juga Ini idenya jihan, dia mau minta maaf soal kejadian tadi pagi katanya. Jihan, buruan ngomong " Seru haikal sembari melirik kearah jihan.

" Za? Aku minta maaf ya, semuanya memang salah aku za. Seharusnya tadi aku enggak bilang gitu sama kamu, karena mulut aku enggak bisa di rem jadinya malah bikin kamu kena masalah deh di kelas. Terus juga kenapa aku bisa tau alamat rumah kamu, soalnya waktu itu aku enggak sengaja liat alamat rumah mu di kartu perpustakaan" Jelas jihan tanpa menatap kearah ku, kepala nya hanya menunduk sedari tadi.

" Sorry nih ya bukannya aku mau ikut campur urusan kalian, tapi sebenernya ada apa sih za? Kamu enggak biasanya loh ngambek kayak gini ke temen sendiri " Tanya kak ray menatap ke arah ku. Aku juga masih enggak habis pikir kenapa bisa-bisa nya mood ku seperti ini. Padahal, seharusnya aku enggak perlu ngambek-ngambek aneh kayak gini, lagi pula juga frey kayak yang bodo amat tentang keributan pagi tadi dikelas.

" Aku jelasinnya nanti saja ya kak " Jawab ku dengan ragu. Kini tatapan ku menuju ke arah gadis yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya. Sebegitu menakutkan kah diriku di depannya saat ini?.

" Jihan, aku juga minta maaf ya. Seharusnya aku bisa ngendaliin mood tadi, tapi malah aku ngambek-ngambek enggak jelas kayak gitu " Ucap ku menatap kearahnya, sementara jihan mengangkat wajahnya dan tersenyum kearah ku.

" Jadi kamu enggak marah lagi kan za? " Tanya nya dengan penuh kegirangan.

" Best friend forever " Seru ku tersenyum kearahnya.

" Best friend forever " Jawab mereka bertiga serempak, lalu kami tertawa menatap satu sama lain. Sementara kak ray dan nenek hanya geleng-geleng melihat kelakuan kami.

" Ehh iya za, kita mau ngajak kamu keluar nih. Kebetulan aku kan masih punya janji sama kamu disekolah tadi. Gimana kamu mau ya? " Tanya davin.

" Tapi aku kan belum mandi, belum siap-siap juga " Jawab ku menatap ke arah mereka bertiga.

" Cukup ganti baju aja, kamu tetep cantik kok walaupun enggak mandi " Ucap haikal tersenyum kearah ku, sementara jihan, davin, kak ray dan nenek membelalakan matanya seperti melihat duit 100 juta di depan mata.

" Apa sih kal, ya udah aku ganti baju dulu ya " Seru ku terdengar nada kikuk pada kalimat nya.

" Aku ikut ya za " Ujar jihan bangkit dari kursi nya, diikuti anggukan dari ku. Kami pun berjalan menuju kamar ku.

Jangan lupa vote dan komen nya yaa..
:-)
'
'
'
'
'
#Stay safe at home

SECRET (THIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang