28 || Who?

713 59 7
                                    

Laki laki yang dekat denganku? Siapa saja ya? Perasaan aku tidak banyak dekat dengan laki laki. Bahkan sebisa mungkin aku menjaga jarak dengan makhluk itu. Apa laki laki yang dimaksud peneror itu Zello ya? Atau--

Mataku membulat sempurna.

Pak Zein?!

Iya. Pasti laki laki yang di maksud oleh peneror itu adalah Pak Zein. Selain dia siapa lagi coba? Hanya karena Pak Zein semua perempuan jadi gila. Kecuali aku tentunya. Lagi lagi Pak Zein. Dekat dengan seorang Pak Zein rasanya apes sekali hidupku. Coba saja dulu, saat Pak Zein tidak masuk ke kehidupanku lebih dalam,  tidak pernah tuh aku mendapat tamparan atau mendapat teror apa pun. Apa aku memang benar benar harus menjauhinya? Tapi percuma saja. Sudah berapa kali aku mencoba untuk menjauhinya, tapi akhirnya juga dekat lagi. Apa aku mencoba menjauhinya sekali lagi ya? Tidak. Itu sama saja aku seperti pengecut. Secara tidak langsung berarti aku takut dengan ancaman teror itu.

Begini saja, bagaimana kalau aku membalik permainannya. Tujuan peneror adalah menakut nakuti seseorang, supaya orang itu melakukan apa yang di inginkan si peneror. Untuk membuat geram peneror itu, aku justru tidak boleh menjauhi Pak Zein. Aku harus terlihat dekat dengan Pak Zein. Peneror juga penguntit, maka dia selalu tau kegiatanku.

Dengan melakukan itu, secara tidak langsung aku telah membuat peringatan kalau aku sama sekali tidak takut dengan teroran nya itu. Iya. Seperti itu saja. Mari kita lihat sejauh apa peneror itu bertindak. Punya masalah itu di selesaikan kan? bukan malah lari atau menyerah begitu saja.

Tapi kira kira siapa ya yang menerorku? Karena disini aku di ancam harus menjauhi Pak Zein, berarti kemungkinan besar penerornya perempuan. Ya kali penerornya laki. Buat apa anjim. Tapi disini perempuan yang menyukai Pak Zein pasti tidak sedikit. Kalau si peneror tau aku dekat dengan Pak Zein, berarti peneror itu juga salah satu warga kampus. Entah itu mahasiswi atau dosen yang suka dengan Pak Zein. Kecuali kalau rumor kedekatanku dan Pak Zein sudah menyebar sampai keluar kampus. Semakin sulit memperkirakan siapa yang menerorku.
Karena setauku, Pak Zein juga populer di kalangan mahasiswi Universitas lain. Itu kata Raina sih. Selebihnya aku tidak tau dan sebenarnya tidak mau tau. Tapi Raina saja yang suka membahas Pak Zein jika kami kehabisan topik pembicaraan.

Apa Stella ya yang melakukan teror ini? Atau Bu Lola? Mereka kan wanita penggila Pak Zein sampai sampai melakukan kekerasan pada orang lain. Padahal belum tentu Pak Zein jodoh dengan salah satu dari mereka. Tidak, jangankan jodoh, Pak Zein menyukai salah satu dari mereka saja aku tidak yakin. Selain itu, Stella juga pernah bilang ia bisa melakukan apa pun untuk mendapatkan Pak Zein. Bisa jadi kan?

Atau justru Bu Lola? Dia kan juga ngebet sekali tuh dengan Pak Zein. Bahkan paling agresif  dari pada yang lain. Dengan keagresifan nya itu, tidak menutup kemungkinan kalau dia juga akan melakukan apa pun untuk mendapatkan Pak Zein. Itu juga bisa jadi kan?

Aku menghela nafas berat. Tidak baik juga berprasangka buruk pada orang lain. Ya walaupun orang itu memang buruk menurutku.

"Sedang berpikir apa? Dari tadi saya liat kening kamu berkerut"

Aku terperanjat sejenak, kemudian cepat cepat menggelengkan kepalaku "Enggak Pak. Nggak mikirin apa apa"

Pak Zein tidak boleh tau masalah ini. Walaupun penyebab utama teror itu dia sendiri.

"Yakin?"

Aku tersenyum untuk meyakinkannya "Hm"

"Saya memang bukan pendengar yang baik, tapi saat kamu membutuhkan pendengar, saya bisa" ucap Pak Zein sambil tersenyum dan sesekali menoleh ke arah ku.

Entah mengapa aku senang sekali jika ada seseorang yang menawarkan dirinya sebagai pendengar keluh kesahku. Walaupun aku bukan termasuk orang yang suka mengumbar isi hati pada sembarang orang.

Married With DosganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang