9 || Raina's Home (1)

965 61 0
                                    

Saat ini aku sedang perjalanan menuju rumah Raina. Hari ini aku memang berniat menginap di rumahnya Raina.

"Pegangan pinggang saya kalau kamu mau selamat sampai tujuan" ucap seorang laki laki yang ada didepanku.

"Saya bakal selamat tanpa pegangan" balasku ketus pada orang yang ada didepanku ini. Kalau tidak karena terpaksa mana mau aku diantar olehnya. Dia menarik paksa tanganku kemudian melingkarkan dipinggangnya.

Deg deg deg

Meskipun aku enggan, tapi tak ayal jantungku tetap berdebar tidak karuan.

"Ini perintah, bukan tawaran atau ajakan"

Yap! Orang yang didepanku ini adalah manusia dajjal yang selalu memaksaku melakukan ini dan itu. Setelah kejadian papa 2 minggu yang lalu, tiba tiba dia menghilang, tidak pernah mengusikku lagi. Aku sempat sangat senang waktu itu, walaupun ada perasaan aneh yang menghindap hatiku. Seperti,,, merasa kehilangan? Ah tidak taulah, pokoknya waktu itu aku merasa senang sekaligus merasa seperti ada yang kurang. Tapi sekarang ia mulai mengusik hari hariku lagi. Aku tidak habis pikir dengannya. Mau dia apa sih mendekati dan mengusik hari hariku? Jelas jelas dia sudah memiliki seorang istri, bahkan juga sudah memiliki seorang anak.

Kalian bingung bagaimana aku bisa diantar olehnya? Jadi seperti ini ceritanya--

Flasback on

"Mbak" panggil salah satu customer saat aku sedang membersihkan meja. Dengan segera aku mendekati meja customer yang memanggilku itu.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanyaku pada customer itu. Dimeja ini ada 3 orang laki laki yang memakai pakaian formal. Dilihat dari wajahnya sepertinya mereka masih muda.

"Pesen apa lo cung?" Tanya laki laki yang memakai tuxedo berwarna denim kepada temannya yang memakai kemeja putih.

"Gue sikut tau rasa lo! Sakate kate kalo manggil, nama gue pandu lo panggil icung!" Kesal laki laki yang memakai kemeja putih sambil tangannya yang akan menyikut temannya yang memakai tuxedo berwarna denim itu.

"Habis lo culun. Gak ada tampang pengusahanya sama sekali HAHAHA lagi pula nama icung itu panggilan sayang gua ke elo!"

"Sialan! Gue kagak butuh panggilan sayang dari elo!"

"Hahaha mangap mangap. Eh maap maksud gua. Mau pesen apa lo?"

Jago ngelawak ini orang. Bukan anaknya sulai kan dia?

"Ngikut aja. Minumnya cola" jawab si Pandu Pandu tadi.

"Lo mau pesen apa aqua?" Tanya si laki laki yang memkai tuxedo berwarna denim pada temannya yang asik bermain ponsel memakai tuxedo berwarna silver.

Laki laki yang ditanya tampak cuek "Samain aja" jawabnya masih setia memandang layar ponselnya.

Pletak!

"Sialan lo! Ngapa jitak gua?!" Kesal laki laki yang memakai tuxedo berwarna denim karena mendapat jitakan dari si Pandu.

"Ya elo! Nama Pandu lo panggil icung, nama Cleo lo panggil aqua! Seenaknya ye kalo manggil, lo kagak mikir bokap nyokap kita bikinnya susah!"

"Wededeh! Ajib boss! Bikin apa ni mong ngomong?" Balas laki laki yang memakai tuxedo b1erwarna denim dengan terdenyum iseng.

"Ya bikin gue nya lah! Masa bikin nama, kalo nama tinggal cari di gugel mah dapet!" Jawab si Pandu.

Kok ambigu ya?

"Ini ni anak baik. Menghargai jasa orang tua dalam proses pembuatan. Tapi perasaan tinggal masukin apanya yang susah? Hahaha" ucapnya saru sambil tertawa garing menepuk nepuk pundak si Pandu. Sedangkan kedua temannya hanya diam menatap datar pada laki laki bertuxedo denim itu "Oke oke. Gak lucu emang. Yakin kalian ngikut gua? Gua mau pesen sate cicak" sontak saja kedua temannya menatap tajam laki laki itu.

Married With DosganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang