1 || Terlambat

2.8K 111 1
                                    

Aku berlari secepat mungkin menuju kelasku. Hari ini aku terlambat, padahal sedang ada ulangan harian pagi ini. Gara gara bangun kesiangan yah begini akhirnya. Bodohnya aku juga yang lupa memasang alarm. Mana kelasku terletak cukup jauh dari gerbang kampus! Hufftt.... aku melihat benda yang melingkar ditangan kiriku. Oke, aku harus berlari lebih cepat sekarang, karena sudah terlambat 10 menit

Kalau dipikir pikir aku juga tidak yakin akan diperbolehkan mengikuti kelas. Dosen mapelku pagi ini orangnya sangat otoriter, pelit nilai, over-disiplin, angkuh, jarang senyum, semena mena sama mahasiswanya. Tapi kalau menurut mahasiswi yang ada disini, dia dikategorikan sebagai suami idaman karena wajahnya yang tampan, padahal menurutku biasa saja.

Setelah lari larian tidak jelas dari gerbang, akhirnya aku sampai juga didepan kelas. Pintunya tertutup rapat, sepertinya kelas memang sudah dimulai, padahal aku berharap sekali kalau dosenku hari ini sedang ada urusan mendadak. Tapi ya sudah lah, memang itu hanya ekspetasi tidak mungkin menjadi realita. Aku menarik nafas panjang, memberanikan diri membuka pintu itu.

Tok tok tok

"Assalamualaikum" ucapku sambil membuka pintu itu perlahan. Sekarang aku menjadi pusat perhatian seluruh mahasiswa termasuk laki laki yang sedang berdiri diantara bangku teman sekelasku.

"Silahkan tutup pintunya dari luar Adistya Zefanya" ucap Pak Zein, dosen kampus ini yang diber julukan 'dosgan' oleh semua mahasiswi. Untuk nama panjangnya aku tidak tau dan tidak mau tau. Lagi pula juga tidak penting. Hmm... aku saja belum menapakan kakiku dilantai kelas, sudah diusir saja, bahkan salamku belum dibalas. Sudah ku duga akan seperti ini akhirnya.

Tapi aku tidak mau menyerah, hari ini ada ulangan. Aku tidak mau nilaiku hilang hanya karena terlambat 10 menit. Aku memberanikan diri untuk mendongak menatap Pak Zein sepenuhnya.

"Kasih toleran sekali saja Pak, saya tidak mau kehilangan nilai ulangan saya" ucapku memohon padanya, tapi ia justru memalingkan wajahnya lalu berjalan mendekatiku.

"Kalau tidak mau kehilangan nilai, datangnya jangan terlambat. Kamu tau kan saya paling tidak suka dengan mahasiswa yang tidak disipilin. Percuma pintar tapi tidak punya kedisiplinan" mulai deh nyinyirnya, lagi pula aku terlambat kan bukan karena rebahan dikasur, aku terlambat karena kasiangan bangun. Kebetulan juga kemarin aku bekerja sift malam.

Aku menghela napas berat "Saya ada jadwal sift malam Pak, bangunnya kesiangan tadi, lupa masang alarm"

"Bukan urusan saya"

Jleb. Singkat, padat, jelas, tidak lupa menusuk sampai urat nadi.

Tapi ya sudahlah. Toh ini juga karena kesalahanku, aku berusaha tetap tersenyum walapun di hati aku sedang memyumpah serapahi dosen itu.

"Ya sudah Pak. Emmm.... apa tidak ada ulangan susulan untuk saya?" Tanyaku padanya.

Dia terdiam sejenak "Besok, setelah jam terakhir silahkan keruangan saya" balasnya singkat lalu,

Blam

Ia memutup keras pintu yang ada didepanku. Aku mengelus dada pelan, kurang ajar sekali itu dosen. Ini yang disebut sebut suami idaman?! Idaman dari mananya coba!

• <> •

Sekarang aku berada dikantin fakultas bersama 2 orang sahabatku. Raina Asyifa dan Dzello Orlando Arsenio. Aku dan Raina satu fakultas, satu kelas juga. Sedangkan Zello berbeda fakultas dengan kami.

"Kenapa Dis, manyun gitu?" Tanya Zello yang hanya ku balas dengan lirikan malas lalu melanjutkan aktifitas makanku.

"Habis didamprat sama dosgan" Jawab Raina sambil mengunyah makanannya. Kenapa harus pakai embel embel dosgan coba? Dia tidak se perfect itu kok.

Married With DosganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang