30 || Ayam dan tikus

1.1K 76 7
                                    

Saat ini aku sedang bekerja sift malam. Ya meskipun cafe ini buka tidak tau waktu, tapi untuk sift malam biasanya paling sering karyawan laki laki yang mendapat sift ini. Untuk karyawan perempuan hanya beberapa kali dalam sebulan. Contohnya aku saat ini. Tapi untungnya kerja sift malam adalah waktunya tidak terlalu lama. Hanya dari jam tujuh sampai jam sebelasan. Lagi lagi sift malamku kali ini bersamaan dengan kak Afi.

Sekarang sudah jam setengah sebelas, setengah jam lagi cafe ini akan tutup. Walaupun sudah mepet dengan jam tutup, cafe ini masih saja memiliki beberapa pengunjung. Ada tujuh pelanggan. Ingin aku mengusir mereka supaya cafe ini bisa cepat cepat tutup, dan aku juga bisa cepat pulang. Tapi itu hanya akan menjadi keinginan saja. Jika ketahuan mengusir pelanggan, aku pasti diusir juga dari sini.

"Hoamm..." kak Afi yang duduk di sebelah ku menguap lebar. "Kurang setengah jam aja rasanya lama banget sih"

Aku membuang nafas lelah "Tau"

"Oh ya, pulangnya lo jalan kaki lagi?" Tanya Pak Afi setelah menegakkan tubuhnya.

Aku mengangguk "Hm. Naik apa lagi emang" jawabku malas. Karena jujur saja aku sedang mengantuk sekarang. Tadi tidak sempat istirahat karena harus mengerjakan skripsi.

Kak Afi menatapku sambil tersenyum "Mau bareng gue nggak?"

Aku memutar bola mata malas "Halah palingan kakak juga bareng sama pacar baru kakak yang tajir itu"

Kak Afi menyengir kuda "Hehe tau aja lo. Udah nggak papa, nggak usah sungkan. Lagian gue itu ngerasa bersalah tau kalo ngebiarin lo pulang sendiri. Padahal kostan lo kan tinggal lurus dari sini aja, nggak pake belok belok" ucapnya membuatku membalikkan badanku menghadapnya.

Aku tidak mau jika berada diantara dua orang yang berpacaran. Bukannya aku terlalu percaya diri ya, aku takut nanti malah pacar kak Afi kepincut sama aku. Ya terserah kalian mau menganggapku seperti apa, yang jelas aku tidak mau sampai terjadi hal yang seperti itu. Kan banyak tuh jaman sekarang terjadi kasus yang seperti itu. Orang yang tidak suka denganku sudah banyak, aku tidak mau menambahnya lagi. Masalah yang menimpaku juga sudah banyak, aku tidak mau memperbanyak lagi. Sebelum itu terjadi, lebih baik waspada dari sekarang kan.

"Gini ya kak, lo nggak perlu merasa bersalah atau khawatir sama gue. Gue pandai jaga diri kok" ucapku berusaha meyakinkannya.

"Lo serius? Bener nggak mau bareng sama gue?" Tanyanya sekali lagi.

"Enggak kaak"

"Ya udah lo siap siapa pulang deh. Biar gue yang beresin"

Mataku berbinar "Bener nih?" Kak Afi mengangguk "Makaseeh"

Aku segera beranjak, kemudian berjalan menuju ruang ganti untuk mengganti baju kerjaku. Seperti biasa, aku menggunakan APD hadapanku ketika pulang malam. Celana hitam, kaos hitam, jaket hitam berbahan kulit, masker hitam, dan....

"Ehh astaga! Topi gue ketinggalan!"

"Aishhh!! Bisa bisanya sih gue"

Tapi tidak apalah. Yang penting aku masih membawa masker. Coba aku tanya kak Afi saja barang kali dia bawa.

Setelah mengganti bajuku, Aku bergegas menemui kak Afi lagi. Saat ini ia sedang merapatkan kursi dan meja.

"Kak! Lo bawa topi nggak?" Tanyaku membuat kak Afi menolehkan kepalanya mengahadapku.

"Enggak, kenapa?"

Aku berdecak malas "Topi gue ketinggalan"

"Lagian dandanan lo item item semua udah kayak psikopat aja"

Married With DosganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang