part 2

547 25 1
                                    

Hari ini sebenarnya hari yang melelahkan buat Rolan. Dia lebih memilih tinggal sendiri di apartemen.

Seperti sekarang, dia berada di apartemennya yang masih belum dia bereskan.

"Ternyata banyak sekali yang harus di bereskan" ucapnya sendiri

Dia beruntung mendapat apartemen yang dekat dengan kota. Sekarang dia berada di toko bangunan yang untuk membeli paku dan lainnya.

Setelah selesai membeli barang yang dia inginkan, dia langsung kembali ke apartemennya. Selagi menunggu lift dia memeriksa ponselnya. Akhirnya pintu lift terbuka.

Rolan melihat sosok Alea di hadapannya. Rolan hanya bengong.

"Kenapa anak ini di sini" ucap Rolan dalan hati

Saat pintu lift akan tertutup Rolan menahannya dengan tangannya.

"Pak Rolan" ucap Alea
"Alea, ngapain kamu di sini" ucap Rolan
"Emangnya aku ndak boleh ya ke sini" ucap Alea

Rolan akhirnya masuk ke dalam lift

"Bapak tinggal disini" tanya Alea
"Iya .... kamu sendiri ngapain disini" tanya Rolan
"Saya tinggal di sini" ucap Alea
"Memangnya kamu tidak tinggal bersama orang tua kamu" tanya Rolan
"Kedua orang tuaku tinggal di luar negeri" ucap Alea
"Emm" angguk Rolan

Pintu lift terbuka, tanpa sadar mereka keluar bersama.

"Kamu tinggal di blok ini" tanya Rolan
"He em, itu apartemenku" tunjuk Alea
"Kalau bapak" tanya Alea
"Tuh" tunjuk Rolan
"Wah ... kita bertetangga. Atau ini yang namanya jodoh ya" ucap Alea berfikir

Rolan melihat Alea seakan dia adalah miliknya.

"Oke deh pak, saya masuk dulu" pamit Alea

Sebelum Alea masuk apartemennya, ada fikiran nakal di Rolan.

"Tunggu Alea" panggil Rolan

Alea mengurungkan membuka apartemennya.

"Ada apa pak" tanya Alea

Rolan langsung menarik tangan Alea untuk masuk ke apartemennya.

"Pak ngapain ajak saya masuk ke apartemen bapak" ucap Alea yang masih senyum-senyum

Rolan tau kemana arah bicaranya Alea, pasti pikirannya yang tidak-tidak. Rolan langsung menyentil dahi Alea.

"Auw" rintih Alea sambil mengusap dahinya
"Pikiranmu jorok sekali" ucap Rolan
"Heheheh" Alea hanya meringis

Beberapa menit kemudian

"Kurang kekiri dikit Alea" perintah Rolan
"Begini" ucap Alea kesal
"Kurang Alea" ucap Rolan
"Pak Rolan sendiri deh yang mindahin, capek tau" rengek Alea
"Ikhlas ndak bantunya" ucap Rolan

"Kalau udah main ikhlas udah ndak bisa bilang apa-apa" ucap Alea dalam hati

"Iya...iya saya ikhlas" ucap Alea

Rolan hanya tersenyum melihat Alea cemberut.

"Asik sekali menggoda anak ini" ucap Rolan dalam hati

"Mukulnya paku yang bener dong" ucap Rolan
"Main perintah mulu nih orang" gumam Alea
"Kamu bicara sama saya" tanya Rolan
"Hem ... ndak kok pak" elak Alea

"Untuk dia nggak denger" ucap Alea dalam hati

Alea yang fokus memukul paku tanpa sengaja mengenai tangannya.

"Auwww" rintih Alea

Rolan yang mendengar rintihan Alea langsung menghampirinya

"Kenapa .... kenapa" tanya Rolan
"Tanganku kena palu" rintih Alea
"Oh ... kena palu tho" ucap Rolan enteng
"Ha ... santai sekali ucapan anda pak" ucap Alea kesal
"Tunggu dulu" ucap Rolan

Rolan berdiri dan mengambil kotak P3K. Rolan mengambil tangan Alea untuk memberi obat.

"Udah bereskan" ucap Rolan
"Ya lumayan peredah sakit" ucap Alea sambil meniup tangannya
"Kira-kira sudah selesai belum pak, capek nih" ucap Alea
"Sudah selesai kok, makasih ya" ucap Rolan
"Oke aku pulang dulu ... da pak" pamit Alea

Rolan melihat kepergian Alea dengan senyuman.

"Kenapa denganku" ucap Rolan tersenyum sendiri

Rolan melihat ruangannya yang telah rapi.

"Lumayan juga kerjanya" ucap Rolan



Tbc

My Dosen My Bucin ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang