"Adventure is an invitation to common people to become uncommon." Warren Miller.
...
Kristof memilih membuntuti kucing itu.
Pertama, Kristof orang yang logis. Kehadiran kucing biru besar yang tak bisa dilihat Yusuf, atau kubah transparan yang tak bisa dilihat Janice, atau pedang yang muncul tiba-tiba dari tangan cewek berbaju biru ... adalah hal-hal tak logis. Dan karena seumur hidup Kristof mendedikasikan diri untuk apa pun berbau ilmiah, dia harus mencari penjelasan masuk akal tentang apa yang sedang dialaminya.
Dan oh, soal Yusuf menjadi Aidan. Itu perlu banget dijelaskan.
"S-sorry. S-saya ada keperluan mendadak," kata Kristof tiba-tiba, sambil menarik lagi celananya ke pinggang. Kristof tak repot-repot melepaskan kondom yang masih membungkus penisnya.
"Mau ke mana, Bro?" tanya Yusuf. "Gue bentar lagi muncrat, nih! Masukin dulu!"
"Saya ada ...." Kristof tak tahu alasannya apa. Dia ingin bilang ada kucing biru yang bicara bahasa Indonesia dan sekarang menunggu dirinya di pintu. Namun pasti Yusuf tak akan percaya. Jadi Kristof malah mengatakan, "... saya mesti ngangkat jemuran. See you!"
Kristof pun kabur keluar, meninggalkan Yusuf yang langsung berteriak, "Oi! Balik lagi sini! Iya, iya, gue yang nge-fuck elu deh. Tapi elu dulu sini yang nge-fuck gue. Aaahhh ... elah!" Teriakan itu terdengar hingga ke lantai bawah saat Kristof menuruni tangga. Mungkin seluruh penghuni kosan mendengarnya.
Kucing itu berjalan cukup cepat meninggalkan kosan. Kristof tak tahu ke mana kucing itu akan membawanya. Yang pasti Kristof tak bisa memesan ojek online karena kucing itu berjalan dengan santai menyeberangi jalan, masuk ke gang-gang, hingga berhenti di kuburan. Ada mungkin Kristof berjalan selama tiga puluh menit, entah ke daerah mana. Kristof sempat terhenti di gerbang komplek pekuburan, agak ragu untuk masuk ke area yang gelap dan sepi. Namun dia tak mau kehilangan jejak british shorthair sebesar harimau itu, jadi Kristof terus berjalan menembus kuburan.
Atau jangan-jangan, pikir Kristof, kucing itu akan menerkamku lalu berkata, "Aing maung!" Seperti yang ada di program-program TV soal kesurupan. Dari segi ukuran sih british shorthair ini memang sebesar "maung". Namun dari cara jalan kucing itu yang lenggak kiri lenggok kanan, ditambah buntut berayun ke sana dan ke sini, dia lebih kelihatan seperti banci.
Kucing itu akhirnya berhenti di salah satu area sepi kuburan. Lokasinya cukup jauh dari perumahan warga terdekat. Kucing itu duduk di atas nisan bertuliskan Aisah binti Mahmud. Kondisinya gelap total, tetapi pendar biru dari si kucing menerangi radius tiga meter dari lokasi mereka. Itulah mengapa Kristof bisa membaca beberapa tulisan di batu nisan.
"Concatulations," kata si kucing sambil duduk dan menguap. "Akhirnyangentotjuga." Kucing itu memutar bola mata seperti manusia.
"Oke, jelaskan!" desak Kristof tanpa tedeng aling-aling.
"Menurutku sih kamu terlalu hold back dan discreet. Jadi baru bisa ngentot umur 25 kayak gini. Terus—"
"Bukan soal itu!" potong Kristof. "Jelaskan soal semua yang terjadi beberapa jam terakhir. Soal kubah transparan, soal kemunculan kamu, soal ...." Kristof ragu untuk mengatakan soal Aidan juga. Jadi dia tidak melanjutkannya.
"Karena kamu inteligensia, wahai perawan umur 25. Otakmu terberkati. Ada satu tambahan kromosom dalam DNA-mu yang mengubah kemampuan otakmu secara metafisik. Yang berarti, kemampuan otakmu di luar kemampuan otak biasanya. Sama kayak film yang kamu tonton bertahun-tahun lalu, Lucy. Otakmu mulai bisa digunakan di luar seharusnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Inteligensia
FantasySetelah menginjak umur 25 tahun, Kristof baru menyadari dirinya punya kekuatan super. Satu dari kecerdasan majemuknya yang dominan menjadi sumber kekuatan barunya seperti sihir. Kekuatan ini, secara resmi membuat Kristof digolongkan sebagai seorang...